Sukses

Asrorun Niam: Indonesia Emas 2045 Dibangun dari Keluarga yang Kokoh

Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Asrorun Niam Sholeh mengingatkan bahwa menikah itu bukan soal hasrat seksual semata, tapi ada tanggung jawab. Oleh karena itu, penting memahami tugas, fungsi, dan tanggung jawab masing-masing di dalam rumah tangga.

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Asrorun Niam Sholeh mengingatkan bahwa menikah itu bukan soal hasrat seksual semata, tapi ada tanggung jawab. Oleh karena itu, penting memahami tugas, fungsi, dan tanggung jawab masing-masing di dalam rumah tangga.

"Keluarga merupakan entitas terkecil suatu bangsa. Jika kuat, Indonesia akan kokoh dan maju. Tapi kalau keluarga berantakan, maka rusaklah negara. Itu bukan ilusi, tapi realita. Maka anak-anak muda harus mempersiapkan ruang kepemimpinan di dalam area terkecil pembentuk komunitas bangsa yang namanya keluarga," kata Asrorun Niam Sholeh saat Pelatihan Kepemimpinan Pemuda dalam Rumah Tangga (PKPRT) di Bangka, Senin (7/8/2023).

Ditambahkan doktor yang juga katib Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu, Indonesia strong from home menjadi salah satu komitmen mewujudkan Indonesia maju melalui sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

"Indonesia emas 2045 dibangun dari keluarga yang kokoh secara fondasi, matang secara aturan, dan punya idealisme untuk maju ke depan."

Sebagai bagian ikhtiar, lanjut pria kelahiran 1976 itu, Kemenpora menggelar Pelatihan Kepemimpinan Pemuda dalam Rumah Tangga.

"Setelah pelatihan ini, saya doakan, mudah-mudahan yang belum berjodoh, segera dapat jodohnya. Bagi yang sudah, dapat memahami ada tugas dan tanggung jawab. Bagi yang sudah menjalankan tugas dan tanggung jawab, semakin memperkokoh ikatan-ikatannya agar rumah tangga yang dibina benar-benar menghasilkan keluarga idaman, jauh dari masalah-masalah yang tak terselesaikan. Apalagi muncul konflik yang menimbulkan rumah tangga berantakan," pesan pria yang pernah duduk di Komisi Perlindungan Anak Indonesia itu.

Di hadapan sekitar 100 peserta, suami Lia Zahiroh yang mengenakan batik lengan panjang dipadu celana dan sepatu gelap dan berpeci itu juga menyampaikan, kepemimpinan berbasis rumah tangga dapat dipahami bahwa setiap orang masuk dalam kepemimpinan rumah tangga.

"Suami punya tanggung jawabnya, istri juga punya tanggung jawabnya. Anak juga demikian. Bapak menjadi pemimpin, ibu menjadi pemimpin, dan anak menjadi pemimpin dalam lingkup tugasnya masing-masing. Dengan memahami tugas, fungsi, dan tanggung jawab secara seimbang akan terwujud harmoni," imbuh Niam yang juga aktif sebagai pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.

"Kalau itu dipahami secara utuh, lanjut bapak lima anak tersebut, ikhtiar membangun harmoni dari rumah tangga akan terwujud. Dan Indonesia strong from home akan diwujudkan dari PKPRT seperti di Bangka Belitung hari ini," tambah dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

2 dari 2 halaman

Pelatihan

Sekadar diketahui, dalam pelatihan selama dua hari tersebut, ada setidaknya empat materi yang disiapkan. Hukum perkawinan dengan pemateri Masmuni Mahatma; perlindungan anak dan pengasuhan berkualitas oleh Romlan Ardie; perencanaan keuangan dalam rumah tangga oleh Agus Nilmada Azmi; dan tentang psikologi pemuda dalam rumah tangga disampaikan Mustadin Tagala.

Hadir dalam kegiatan tersebut Asdep Kepemimpinan Pemuda Subroto, Penanggung Jawab Pembinaan dan Pengembangan Kepemimpinan Pemuda H Abdullah Mas’ud, dan Penanggung Jawab Peningkatan Partisipasi Kepemimpinan Pemuda Jaswadi.

"Seratus peserta yang hadir kali ini berasal dari unsur organisasi kepemudaan dan komunitas pemuda di Bangka Belitung," pungkas Subroto.