Liputan6.com, Pamekasan: Tumpukan sampah menarik minat Syamsul. Warga Pamekasan, Madura, Jawa Timur, ini bukan pemulung yang memang sehari-hari berkutat dengan sampah. Sebaliknya, pria yang hobi mengutak-atik mesin ini justru terpacu menciptakan alat pembakar sampah. Dia berhasil membuat insenerator atau alat pembuat sampah berbahan bakar elpiji yang menggunakan kompresor udara dua piston dan spuyer dua lubang yang ditawarkan dengan harga Rp 10 juta.
Alat ini mampu membakar sampah basah maupun kering hingga menjadi abu dalam tempo satu jam. Bandingkan dengan pembakaran sampah biasa yang bisa memakan waktu satu hari. Itu pun hanya permukaan atasnya yang terbakar. Sedangkan dengan satu tabung elpiji ukuran 12 kilogram, alat ini dapat membakar sampai empat truk atau 10 meter kubik sampah. Volume sampah bisa ditingkatkan dengan menambah spuyer dan kekuatan kompresornya.
Kelebihan lainnya, alat ini mudah dioperasikan dan dapat dibawa ke mana-mana. Bukan cuma itu, temuan Syamsul ini bisa membakar sampah basah dan kering sekaligus. Tidak seperti alat sejenis buatan luar negeri yang harus membakar dengan memilah jenis sampahnya terlebih dahulu. Syamsul mengaku sengaja merancang alat tersebut untuk ditawarkan ke pemerintah daerah atau perusahaan yang kelimpungan mengatasi sampah.(TNA/Mohammad Khodim)
Alat ini mampu membakar sampah basah maupun kering hingga menjadi abu dalam tempo satu jam. Bandingkan dengan pembakaran sampah biasa yang bisa memakan waktu satu hari. Itu pun hanya permukaan atasnya yang terbakar. Sedangkan dengan satu tabung elpiji ukuran 12 kilogram, alat ini dapat membakar sampai empat truk atau 10 meter kubik sampah. Volume sampah bisa ditingkatkan dengan menambah spuyer dan kekuatan kompresornya.
Kelebihan lainnya, alat ini mudah dioperasikan dan dapat dibawa ke mana-mana. Bukan cuma itu, temuan Syamsul ini bisa membakar sampah basah dan kering sekaligus. Tidak seperti alat sejenis buatan luar negeri yang harus membakar dengan memilah jenis sampahnya terlebih dahulu. Syamsul mengaku sengaja merancang alat tersebut untuk ditawarkan ke pemerintah daerah atau perusahaan yang kelimpungan mengatasi sampah.(TNA/Mohammad Khodim)