Sukses

Langit Jakarta Terlihat Keruh karena Polusi Udara? Ini Penjelasan BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab udara di langit Jakarta terlihat keruh akibat polusi udara yang sedang meningkat.

Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab udara di langit Jakarta terlihat keruh akibat polusi udara yang sedang meningkat.

Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan bahwa siklus harian kualitas udara memengaruhi tingkat polusi udara di Jakarta.

"Perlu dicermati bahwa kondisi kualitas udara itu ada siklus hariannya. Pada saat lepas malam hari hingga dini dan hari cenderung lebih tinggi dari pada siang hingga sore," kata Ardhasena saat konferensi pers di Jakarta Timur, Jumat (11/7/2023).

Kemudian, penyebab utama yang membuat udara Jakarta terlihat keruh karena adanya lapisan inversi. Lapisan inversi adalah lapisan atmosfer yang hangat dan berada di atas lapisan atmosfer yang dingin.

"Karena kita di wilayah urban dan sekarang saat musim kemarau itu ada fenomena namanya lapisan inversi. Jadi ketika pagi, di bawah atau permukaan ini lebih dingin dibandingkan di lapisan atas," ujar Ardhasena.

"Itu mencegah udara itu untuk naik dan kemudian terdispersi. Itu penjelasan mengapa Jakarta kelihatan keruhnya di bawah dibandingkan di atas karena setting perkotaan yang di mana kita semua hidup bersama," tambahnya.

Adapun sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengungkapkan, polusi udara di Ibu Kota memburuk dalam beberapa waktu terakhir karena musim kemarau yang sedang terjadi.

"Memang di bulan Juli hingga September biasanya itu musim kemarau sedang mencapai tinggi-tingginya sehingga memang berakibat pada kondisi udara kualitas udara yang kurang baik," kata Asep saat konferensi pers di Jakarta Timur, Jumat (11/8/2023).

 

2 dari 2 halaman

Strategi Tangani Polusi Udara Jakarta

Untuk mengatasi ini, ujar Asep, Pemprov DKI telah menyiapkan tiga strategi. Pertama, adalah strategi peningkatan tata kelola yang berarti Dinas LH akan mengendalikan pencemaran udara melalui berbagai kebijakan dan regulasi.

Kemudian, yang kedua adalah strategi pengurangan emisi pencemaran udara. Salah satunya adalah dengan menggalakkan uji emisi dan penggunaan transportasi umum.

"Dinas LH se-Jabodetabek sudah tanda tangan komitmen bersama untuk mengurangi pencemaran udara melalui uji emisi," ujar Asep.

Terakhir, Pemprov DKI mengimbau kepada seluruh warga untuk mengecek kondisi kualitas udara melalui aplikasi sesuai standar nasional, misalnya JAKI, BMKG, atau ISPU.

"(Kami juga mengimbau warga) melakukan upaya-upaya preventif untuk mencegah atau mengurangi dampak itu misal dengan menggunakan masker, mengurangi aktivitas di luar dan sebagainya," kata Asep.