Liputan6.com, Jakarta - Penemuan sekeluarga bersimbah darah di Sindangkarsa RT3/8, Sukamaju baru, Tapos, Kota Depok menggegerkan warga pada Kamis 10 Agustus 2023 lalu. Penemuan ini berawal dari teriakan dari rumah Ajis Munir berinisial AM yang terdengar pada pukul 09.30 WIB. Warga pun menyambangi rumah korban namun dalam keadaan terkunci.
“Saksi berusaha membuka pintu rumah korban dengan cara mendobrak pintu,” jelas Kepala Urusan Humas Polres Metro Depok, Iptu Made Budi.
Setelah pintu berhasil terbuka, warga berusaha masuk ke dalam mencari korban dan keluarganya. Warga menemukan AM dan anaknya RAR di dalam kamar dengan posisi terlentang dan mengalami luka.
Advertisement
Warga yang mengetahui hal tersebut menghubungi Pospol Leuwinanggung dan dilanjutkan ke Polsek Cimanggis.
“Ayah dan anak tersebut terluka dan dibawa ke RS Sentra Medika,” ucap Made.
Made mengungkapkan, warga bersama polisi mencari keluarga korban lainnya, yakni istri korban. Saat dilakukan pencarian, istri korban berinisial SW ditemukan tergeletak di dapur bersimbah darah.
“Ibu SW yang tergeletak di dapur bersimbah darah dengan luka bacok di leher,” ungkap Made.
Saat ini polisi menduga anak korban yakni RAR menjadi pelaku sementara.
“Sepertinya permasalahan internal keluarga,” ujar Arief.
Berikut ini fakta-fakta kejadian tersebut:
Motif Pelaku Habisi Nyawa Ibunya
Polsek Cimanggis telah menemukan motif pembunuhan yang dilakukan Rifki Azis Ramadhan kepada ibu kandungnya, Sri Widiastuti dan melukai ayahnya, Bakti Azis Munir di Depok, pada Kamis (10/8/2023).
Rifki kesal dianggap tidak dapat membahagiakan orang tuanya sehingga nekat membantai kedua orang tuanya di rumahnya, Jalan Bakti Abri, Tapos, Kota Depok.
Kapolsek Cimanggis, Kompol Arief Budiharjo mengatakan, berdasarkan keterangan tersangka, Rifki nekat melakukan kekerasan dan pembunuhan kepada keluarganya dikarenakan kesal atas perkataan orang tuanya. Rifki mengaku sakit hati atas ucapan kedua orang tuanya sehingga nekat melakukan penganiayaan dan pembunuhan.
“Sehari sebelumnya tersangka ini sempat dimarahi kedua orang tuanya. Dimarahi dan ada kata-kata yang kurang mengenakkan yang tidak bisa diterima tersangka,” ujar Arief kepada Liputan6.com, Jumat (11/8/2023) malam.
Atas ucapan kedua orang tuanya memunculkan rasa kesal dan jengkel di diri tersangka, sehingga nekat menghabisi nyawa ibunya dan melukai ayahnya. Bahkan rasa kesal tersebut sudah dipendamnya sejak sejak kecil karena kerap dimarahi.
“Sejak dari awal SMP atau sejak SD, memang sering dimarahi, versi tersangka menyampaikan seperti itu, dimarahi terus oleh orang tuanya,” ucap Arief.
Bahkan terdapat kata-kata orang tuanya yang diingat tersangka, membuat tersangka tega menghabisi nyawa ibunya sebanyak 50 tusukan dan melukai ayahnya.
“Tersangka itu di marahinya seperti ini, Elo (tersangka) dari lahir sampai detik ini, coba sebutkan satu aja apa yang membuat orang tuamu bangga,” tegas Arief.
Advertisement
Tersangka Dianggap Tak Transparan Laporan Keuangan Usaha Keluarga
Saat tersangka beranjak remaja telah diberikan kepercayaan orang tuanya mengelola keuangan usaha keluarganya, yakni pengemasan kardus. Namun orang tuanya menganggap tersangka tidak transparan dalam laporan keuangan.
“Intinya orang tuanya menganggap ada yang disembunyikan, akhirnya menuduh ke tersangka ini agar lebih terbuka terkait keuangan dari usaha tersebut,” kata Arief.
Merasa tidak terima atas tudingan tersebut, menjadi puncak kemarahan Rifki kepada orang tuanya. Hal itulah yang mendorong tersangka membunuh ibunya dengan 50 tusukan dan melukai ayahnya.
“Jadi kekesalan itu yang membuat emosi tersangka memuncak sehingga membunuh ibunya dengan 50 tusukan,” pungkas Arief.
Dendam ke Orangtuanya Sejak SD
Tersangka penganiayaan dan pembunuhan, Rifki Azis Ramadhan (22) terhadap sang ayah dan ibu kandungnya kini mendekam di balik jeruji Polsek Cimanggis, Polres Metro Depok. Dia mengaku menyesali perbuatannya meski memiliki dendam sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Rifki mengatakan penusukan kepada ibunya hingga tewas dan melukai ayahnya dikarenakan rasa sakit hati yang mendalam. Rasa kebencian kepada kedua orang tuanya bahkan membuatnya menangis.
"Saya menaruh kebencian yang setiap harinya saya harus menangis, tapi harus pura-pura kuat," ujar Rifki kepada Liputan6.com, Sabtu (12/8/2023).
Saat ini, kondisi sang ayah tengah terbaring di rumah sakit akibat penganiayaan tersebut. Tersangka mengakui menyesal setelah melakukan penganiayaan dan pembunuhan terhadap keluarganya.
"Saya pun tetap menyesal atas kejadian yang sudah saya lakukan," ucap Rifki.
Rifki menjelaskan, kemarahan yang dirinya terima dari orang tuanya sejak SD, bentuk pelampiasan atas kejadian yang dialami keduanya.
"Alasannya ya mungkin mereka sendiri melampiaskan yang sedang terjadi sama mereka, lalu dilampiaskan kepada saya," jelasnya.
Advertisement
Tersangka Menyesal dan Minta Maaf
Perbuatan kedua orang tuanya yang kerap memarahi tersangka, harus dipendamnya hingga tumbuh remaja. Rifki mengaku tidak menceritakan semua kekesalannya tersebut kepada sanak saudaranya.
"Untuk saat ini curhat ke teman saja," ucap Rifki.
Walaupun begitu, tersangka ingin meminta maaf kepada ibunya walaupun sudah meninggal dunia. Rifki mengaku menyesal dan meminta maaf atas perbuatan yang telah dilakukan kepada ibunya maupun ayahnya.
"Terutama pada ibu saya, saya sangat menyesal. Maaf atas apa yang sudah saya lakukan kepada ibu saya. Lalu kepada ayah saya, saya juga meminta maaf. Maafkan saya, saya tidak bisa membendung emosi saya. Saya tidak bisa menahan rasa jengkel saya," tegas Rifki.