Sukses

Cuaca Indonesia Hari Ini Senin 14 Agustus 2023: Mayoritas Cerah Berawan

Langit pagi Indonesia pada awal pekan, Senin (14/8/2023) diprakirakan cerah, cerah berawan, berawan, berawan tebal, dan kabut, kecuali asap di Banjarmasin. Begitulah prediksi cuaca Indonesia hari ini, Senin (14/8/2023).

Liputan6.com, Jakarta - Langit pagi Indonesia pada awal pekan, Senin (14/8/2023) diprakirakan cerah, cerah berawan, berawan, berawan tebal, dan kabut, kecuali asap di Banjarmasin. Begitulah prediksi cuaca Indonesia hari ini, Senin (14/8/2023).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca pada siang hari nanti diprakirakan juga cerah, cerah berawan, berawan, dan berawan tebal.

Kecuali wilayah Tanjung Pinang dan Manokwari diprediksi BMKG bakal hujan dengan intensitas ringan pada siang hari nanti.

Kemudian malam nanti diprakirakan cerah, cerah berawan, berawan, hujan ringan, dan hujan sedang. Hujan berintensitas ringan diprediksi guyur Pekanbaru dan hujan sedang di Medan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Banda Aceh  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Denpasar  Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Serang  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Bengkulu  Berawan   Cerah Berawan  Berawan
 Yogyakarta   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah
 Gorontalo   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah
 Jambi   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Bandung   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Semarang   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Surabaya   Cerah  Cerah Berawan  Cerah
 Pontianak   Kabut  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Banjarmasin   Asap  Cerah Berawan  Berawan
 Palangkaraya  Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Samarinda  Cerah  Berawan Tebal  Cerah Berawan
 Tarakan   Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Pangkal Pinang  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Tanjung Pinang   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Bandar Lampung  Cerah  Cerah  Cerah Berawan
 Ambon   Berawan Tebal  Berawan Tebal  Berawan
 Ternate   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Mataram   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Kupang   Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Kota Jayapura  Berawan  Berawan  Berawan
 Manokwari   Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Pekanbaru   Kabut  Berawan Tebal  Hujan Ringan
 Mamuju   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Makassar   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Kendari   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Manado    Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Padang   Berawan  Berawan  Berawan
 Palembang  Kabut  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Medan   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Hujan Sedang
2 dari 4 halaman

Tips Tetap Sehat di Tengah Cuaca Panas Musim Kemarau

Sebelumnya, Dokter spesialis gizi di RS Pelni dr Jovita Amelia, Sp.GK mengatakan orang-orang boleh minum air dingin kala cuaca panas dengan syarat tidak ada masalah pada tenggorokan dan kebutuhan cairannya terpenuhi.

"Jangan lupa cukup cairan terutama jika ada aktivitas tambahan di luar ruangan atau olahraga juga harus dicukupi kebutuhan cairan tambahannya," kata dia yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia itu melalui pesan elektroniknya kepada ANTARA.

Jovita lalu mengingatkan orang-orang menjaga asupan makanan seimbang antara lain mengandung karbohidrat, protein dan lemak sehat. Untuk karbohidrat bisa dengan nasi, kemudian ditambahkan sayur dan buah yang bervariasi untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral tubuh.

Merujuk Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak fenomena El Nino di Indonesia terjadi pada Agustus hingga September 2023 dan hasil monitoring hingga pertengahan Juli 2023 menunjukkan sebanyak 63 persen dari zona musim telah memasuki musim kemarau.

BMKG memprediksi kemarau tahun ini akan lebih kering dari normalnya-dan juga lebih kering dari tiga tahun sebelumnya.

3 dari 4 halaman

Dampak El Nino untuk Kesehatan

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan berbagai potensi dampak El Nino bagi kesehatan antara lain penularan penyakit melalui vektor misalnya parasit malaria, demam berdarah atau virus demam kuning) dan penyakit paru.

Selain itu, penyakit akibat kombinasi menurunnya higiene, penyakit yang berhubungan dengan air akibat keterbatasan ketersediaan air dan sanitasi serta saluran pernapasan serta penyakit akibat cuaca panas.

Menurut Kementerian Kesehatan, ada sejumlah cara untuk mengurangi dampak cuaca panas pada tubuh yakni dengan mencukupi kebutuhan air tubuh dan tidak menunggu rasa haus muncul, menghindari kontak matahari secara langsung dengan menggunakan topi atau payung.

Kemudian, menggunakan tabir surya atau minimal faktor perlindungan matahari (SPF) 30 pada kulit yang tidak tertutup pakaian untuk memberikan perlindungan ekstra kepada kulit.

Selain itu, bagi mereka yang ingin melakukan aktivitas fisik atau olahraga sebaiknya memilih di dalam ruangan untuk meminimalisir potensi heat stroke yakni kondisi paling berat pada tubuh akibat cuaca panas, ataupun dehidrasi.

4 dari 4 halaman

BMKG Sebut Dampak Kekeringan di Indonesia Tak Separah Negara Lain

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut, musim kemarau dan kekeringan di Indonesia tidak akan separah kondisi di Korea Selatan.

BMKG memprediksi puncak musim kemarau di Indonesia akan terjadi pada minggu terakhir Agustus 2023 yang dipicu fenomena El Nino.

"Dasarnya kan dari penghitungan suhu muka air laut lalu dihitung dalam indeks atau anomali. Di Indonesia ini relatif paling lemah, kalau di negara lain levelnya bisa lebih tinggi," kata Dwikorita dilansir dari Antara, Sabtu 12 Agustus 2023.

BMKG memprediksi, kondisi kemarau tahun ini, akan seperti kekeringan pada 2019, tetapi tidak separah 2015 lalu. Saat itu, kondisi kekeringan diperburuk dengan luasnya area kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Memang kalau kita lihat di lapangan sungai-sungai sudah mulai mengering ya. Tetapi kalau dilihat secara global intensitas atau level El Nino di Indonesia ini relatif rendah. Kita diuntungkan karena masih punya laut," ucap Dwikorita.

"Ini adalah fenomena global yang terjadi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara lain seperti India, Thailand, dan Vietnam. Karena kita levelnya paling rendah sehingga dampaknya tidak akan separah di negara lain," ujarnya.