Sukses

7 Pernyataan Presiden Jokowi Terkait Kualitas Udara di Jabodetabek yang Memburuk Belakangan Ini

Presiden Joko Widodo atau Jokowi angkat bicara terkait kualitas udara di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) memasuki kategori tidak sehat beberapa waktu terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi angkat bicara terkait kualitas udara di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) memasuki kategori tidak sehat beberapa waktu terakhir.

Dan pada hari ini, Presiden Jokowi mengumpulkan sejumlah menteri dan kepala daerah untuk membahas kualitas udara di wilayah Jabodetabek tersebut.

"Nah ini nanti kita rapat nanti, (rapat) terbuka. Nganu aja nanti. DKI diundang, Gubernur DKI diundang, KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) diundang. Semua yang berkaitan dengan polusi Jakarta diundang," kata Jokowi kepada wartawan di Istana Negara Jakarta, Senin (14/8/2023).

Sejumlah menteri yang hadir yakni, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Kemudian, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, hingga Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Presiden Jokowi pun memberikan sejumlah instruksi kepada jajaran menteri dan kepala daerah terkait buruknya kualitas udara di Jabodetabek. Dia meminta agar para menteri mendorong kantor untuk menggelar from home (WFH) sebanyak mungkin.

"Jika diperlukan kita harus berani mendorong banyak kantor melaksanakan hybrid working. Work from office, work from home (WFH)," kata Jokowi.

Berikut sederet pernyataan Presiden Jokowi angkat bicara soal kualitas udara di wilayah Jabodetabek memasuki kategori tidak sehat beberapa waktu terakhir dihimpun Liputan6.com:

 

2 dari 8 halaman

1. Kumpulkan Menteri di Istana

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumpulkan sejumlah menteri dan kepala daerah untuk membahas kualitas udara di wilayah Jabodetabek. Pasalnya, kualitas udara di Jakarta memasuki kategori tidak sehat beberapa waktu terakhir.

"Nah ini nanti kita rapat nanti, (rapat) terbuka. Nganu aja nanti. DKI diundang, Gubernur DKI diundang, KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) diundang. Semua yang berkaitan dengan polusi Jakarta diundang," kata Jokowi kepada wartawan di Istana Negara Jakarta, Senin (14/8/2023).

Sejumlah menteri yang hadir yakni, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri LHK Siti Nurbaya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Kemudian, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, hingga Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Jokowi menekankan pemerintah akan mencari solusi dari permasalahan kualitas udara di Jakarta. Terlebih, polusi udara di Jakarta sempat menjadi yang terburuk di dunia.

"Karena itu menjadi concern kita semuanya. Untuk menyelesaikan untuk mencari solusi," ucap dia.

 

3 dari 8 halaman

2. Dorong Kantor Terapkan WFH

Kemudian, Jokowi memberikan sejumlah instruksi kepada jajaran menteri dan kepala daerah terkait buruknya kualitas udara di Jabodetabek. Jokowi meminta agar para menteri mendorong kantor untuk menggelar from home (WFH) sebanyak mungkin.

"Jika diperlukan kita harus berani mendorong banyak kantor melaksanakan hybrid working. Work from office, work from home (WFH)," kata Jokowi.

"Mungkin saya enggak tahu nanti dari kesepakatan di rapat terbatas ini apakah 7-5 2-5 atau angka yang lain," sambungnya.

 

4 dari 8 halaman

3. Sampaikan Udara Jabodetabek Memburuk

Presiden Jokowi menyampaikan bahwa kualitas udara di Jabodetabek memburuk selama satu pekan terakhir. Bahkan, kualitas udara di Jakarta sempat mendapat predikat terburuk di dunia.

"Tanggal 12 Agustus 2023 yang kemaren kualitas udara di DKI Jakarta di angka 156 dengan keterangan tidak sehat," ujarnya.

Menurut dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan polusi udara di Jabodetabek. Salah satunya, kemarau panjang selama 3 bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi serta pembuangan emisi dari transportasi.

"Dan juga aktivitas industri di Jabodetabek, terutama yang menggunakan batu bara di sektor industri manufaktur," ujar Jokowi.

Oleh sebab itu, dia menekankan intervensi untuk memperbaiki polusi udara di Jabodetabek. Selain mendorong WFH, Jokowi meminta agar dilakukam rekayasa cuasa untuk memancing hujan di kawasan Jabodetabek untuk intervensi jangka pendek.

"(Kemudian) menerapkan regulasi untuk percepatan penerapan batas emisi, khususnya di Jabodetabek. Kemudian memperbanyak ruang terbuka hijau dan tentu saja ini memerlukan anggaran siapkan anggaran," terang dia.

 

5 dari 8 halaman

4. Beberkan Faktor Kualitas Udara Jabodetabek Memburuk

Presiden Jokowi mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan polusi udara di Jabodetabek. Salah satunya, karena kemarau panjang selama tiga bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi.

Kemudian, dia menuturkan penyebab lainnya adalah pembuangan emisi dari transportasi. Selain itu, kata Jokowi, polusi udara diakibatkan aktivitas industri di Jabodetabek.

"Terutama yang menggunakan batu bara di sektor industri manufaktur," ucap Jokowi.

 

6 dari 8 halaman

5. Minta Lakukan Rekayasa Cuaca

Jokowi pun memberikan sejumlah instruksi kepada jajaran menteri. Untuk jangka pendek, dia meminta agar harus dilakukan intervensi yang bisa meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek lebih baik.

Jokowi meminta dilakukan rekayasa cuaca untuk memancing hujan di kawasan Jabodetabek. Dia juga meminta jajaran menteri menerapkan regulasi untuk percepatan penerapan batas emisi, khususnya di Jabodetabek.

"Kemudian memperbanyak ruang terbuka hijau dan tentu saja ini memerlukan anggaran, siapkan anggaran," ujar Jokowi.

 

7 dari 8 halaman

6. Imbau Gunakan Transportasi Massal

Selain itu, Jokowi mendorong perkantoran menerapkan hybrid working atau percampuran antara work from office (WFO) dan work from home (WFH). Hal ini untuk mengatasi masalah polusi udara di Jabodetabek.

"Work from home mungkin saya nggak tau nanti dari kesepakatan di rapat terbatas ini apakah 7-5 2-5 atau angka yang lain," tutur Jokowi.

Sementara untuk jangka menengah, dia meminta kementerian/lembaga konsisten menerapkan kebijakan mengurangi penggunaan kendaraan berbasis fosil dan segera beralih ke transportasi massal.

Jokowi menyampaikan bahwa moda transportasi massal seperti, light rail transit (LRT) dan kereta cepat Jakarta-Bandung akan segera dioperasikan. Sedangkan, mass rapid transit (MRT) sudah dioperasikan.

"Saya kira bulan ini LRT segera dioperasionalkan, MRT juga sudah beroperasi, kemudian kereta cepat bulan depan juga sudah beroperasi dan juga percepatan elektrivikasi kendaraan umum dgn bantuan pemerintah," tutur Jokowi.

 

8 dari 8 halaman

7. Minta Perkuat Mitigasi Cuaca

Untuk jangka panjang, Presiden Jokowi meminta jajaran menteri memperkuat aksi mitigasi dan adaptasi perubaham iklim.

Dia menuturkan harus dilakukan pengawasan kepada sektor industri dan pembangkit listrik, terutama di sekitar Jabodetabek.

"Dan yang terakhir mengedukasi publik yang seluas-luasnya," jelas Jokowi.