Sukses

Antisipasi Dampak El Nino, DKI Stok Pangan Dua Kali Lipat: Jangan Panic Buying

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan fenomena El Nino tidak akan terlalu berpengaruh terhadap pasokan pangan di Jakarta. BUMD DKI Jakarta Food Station memastikan, pasokan dan cadangan pangan di DKI Jakarta aman sepanjang 2023.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan fenomena El Nino tidak akan terlalu berpengaruh terhadap pasokan pangan di Jakarta. BUMD DKI Jakarta Food Station memastikan, pasokan dan cadangan pangan di DKI Jakarta aman sepanjang 2023.

"Secara ketahanan pangan, untuk menyikapi situasi (El Nino) ada tiga strategi, kuratif dalam arti ketika kejadian terjadi kami harus stok sebanyak-banyaknya. Itu yang kami lakukan di Pasar Beras Induk Cipinang, minta kepada daerah-daerah untuk kirim," kata Dirut Food Station Pamrihadi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (14/8/2023).

Ketiga, kata dia, strategi preventif. Food Station mempunyai cadangan pangan kurang lebih 20 ribu ton. Di mana 11 ribu ton pangan merupakan sisa cadangan tahun lalu.

Sementara itu, cadangan beras di daerah mitra kerja sama DKI Jakarta ada sebanyak 25 ribu ton. Sehingga, total DKI Jakarta memiliki stok 45 ribu ton pangan.

"Kami sudah memiliki cadangan pangan mencapai 20 ribu ton, jadi hampir dua kali lipatnya. Yang tadinya di daerah 12 ribu ton sekarang sudah menjadi 25 ribu ton itu merupakan antisipasi atau preventif yang dilakukan oleh Food Station beberapa waktu lalu," jelas Pamrihadi.

Adapun 25 ribu ton stok pangan itu berada di Subang, Indramayu, Ngawi, Lampung, Garut, dan kulon Progo Yogyakarta. Tempat-tempat itu menjadi lumbung padi bagi Jakarta.

"Sehingga kita enggak perlu lagi beras itu dibawa ke Jakarta, tetapi beras cukup di sana, ketika dibutuhkan dikirim ke Jakarta," ujar dia.

Lebih lanjut, Food Station juga telah menambah luas lahan pertanian di daerah mitra pemasok pangan ke DKI Jakarta. Oleh sebab itu, Pamrihadi meminta agar masyarakat tidak melakukan aktivitas belanja yang berlebihan karena panik isu kekeringan.

"Sepanjang masyarakat bisa diedukasi, khususnya masyarakat DKI untuk melakukan belanja secara bijak, tidak nyetok makanan sebanyaknya, itu yang bisa menyebabkan panic buying otomatis inflasi akan terkendali," kata dia.

"Kalau inflasi terkendali otomatis bahwa daya beli masyarakat itu bisa dipertahankan. Jadi untuk DKI bisa kita katakan tidak ber-impact signifikan terhadap ekonomi di DKI untuk El Nino," sambung Pamrihadi.

2 dari 2 halaman

6 Daerah Jadi Tulang Punggung untuk Antisipasi Dampak El Nino

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menuturkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memerintahkan untuk mencari provinsi-provinsi yang dapat menjadi andalan menghadapi El Nino.

Adapun enam provinsi yang menjadi tulang punggung pasokan beras nasional untuk antisipasi dampak El Nino antara lain Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Enam provinsi tersebut telah berperan sebagai sentra produksi pangan nasional.

"Keenam provinsi ini bisa jadi penyelamat RI menghadapi iklim ekstrem El Nino," tutur Syahrul.

Syahrul menuturkan, sebagai langkah konkret, Kementerian Pertanian telah menyiapkan sembilan skema sebagai strategi antisipasi iklim ekstrem efek El Nino.

Sembilan skema itu yakni, identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan, percepatan tanam, peningkatan ketersediaan peralatan dan mesin pertanian (alsintan), dan peningkatan ketersediaan air.

Selanjutnya, penyediaan benih tahan kekeringan, program 1.000 hektare, pengembangan pupuk organik terpusat dan mandiri, dukungan pembiayaan KUR dan asuransi pertanian, penyiapan lumbung pangan hingga tingkat desa.

"Tadi saya sudah langsung tanam di sini bersama Pak Wali Kota. Tiga bulan kemudian kita punya beras, itu yang ingin kita capai," ujar dia.

Dalam menghadapi El Nino, Syahrul menuturkan, pihaknya sudah meminta seluruh provinsi dan kabupaten kota di Indonesia, termasuk di NTB, untuk melakukan langkah-langkah antisipasi supaya tidak berdampak terhadap penurunan produksi pangan.

"Rapat koordinasi kali ini dalam rangka mengantisipasi cuaca El Nino, karena kalau tidak diantisipasi dengan baik, El Nino mempunyai dampak yang signifikan terhadap penurunan produksi," kata dia.