Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengulas sikap yang menghabiskan energi untuk hal tidak produktif dalam pidato kenegaraan HUT ke-78 RI di forum Sidang Tahunan MPR 2023. Salah satunya soal kritik terhadap pembangunan jalan tol yang dinilai tidak perlu lantaran tak bisa dimakan rakyat.
Awalnya, Jokowi mengingatkan salah satu peluang besar yang dimiliki Indonesia adalah internasional trust saat ini, yang telah dibangun bukan sekedar melalui gimik dan retorika melainkan melalui peran serta bukti nyata keberanian negeri dalam bersikap.
Baca Juga
“Momentum Presidensi Indonesia di G20, keketuaan Indonesia di ASEAN dan konsistensi Indonesia dalam menjunjung HAM kemanusiaan dan kesetaraan, serta kesuksesan Indonesia. Menghadapi krisis dunia 3 tahun terakhir ini telah mendongkrak dan menempatkan Indonesia kembali dalam peta percaturan dunia dan di tengah kondisi dunia yang bergolak akibat perbedaan,” tutur Jokowi di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2023).
Advertisement
Menurut Jokowi, Indonesia dengan Pancasila, harmoni keberagaman, hingga prinsip demokrasinya, telah mampu menghadirkan ruang dialog, menjadi titik temu dan menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada.
Lembaga Think Tank Australia Lowy Institute menyebut Indonesia sebagai middle power in Asia dengan diplomatic influence yang terus meningkat tajam, dan Indonesia termasuk 1 dari 6 negara Asia yang mengalami kenaikan comprehensive power.
“Tapi kemudian ada yang bilang memang kenapa dengan international trust yang tinggi? Rakyat kan makannya nasi, international trust enggak bisa dimakan. Ya memang enggak bisa. Sama seperti jalan tol enggak bisa dimakan ya memang. Nah ini, ini contoh menghabiskan energi untuk hal tidak produktif itu, ya begini,” ucap mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Namun begitu, Jokowi memilih untuk tidak menanggapi serius bentuk ungkapan layaknya seloroh tersebut. “Tapi enggak apa saya malah senang. Memang harus ada yang begini-begini, supaya lebih berwarna, supaya tidak monoton,” katanya menandaskan.
Jokowi Disebut Plonga-Plongo hingga Firaun
Dalam kesempatan ini, Presiden Jokowi menyinggung soal banyak pihak yang tak suka dengannya meski dirinya merupakan kepala negara.
Jokowi mengetahui ada sebagaian orang yang bahkan menyindirnya dengan sebutan yang tak pantas. Namun demikian, Jokowi memaafkan mereka.
"Saya tahu ada yang mengatakan saya ini bodoh, plonga-plongo, tidak tahu apa-apa, Firaun, tolol. Ya ndak apa, sebagai pribadi saya menerima saja," ujar Jokowi, Rabu (16/8/2023).
Meski secara pribadi dia menerima umpatan semacam itu, namun yang disayangkan Jokowi adalah budaya Bangsa Indonesia yang bertutur kata sopan mulai hilang.
"Tapi yang membuat saya sedih budaya santun budi pekerti luhur bangsa ini, kok kelihatannya mulai hilang?," kata dia.
Jokowi menyebut, berada di posisinya sebagai kepala negara memang tidak mudah. Tidak semua sependapat dengan keputusan mau pun arahannya.
"Posisi Presiden itu, tidak senyaman yang dipersepsikan. Ada tanggung jawab besar yang harus diemban," kata dia.
Advertisement