Sukses

Jakpro Pastikan Pergantian Rumput JIS Tak Gunakan PMD DKI

PT Jakarta Propertindo (Jakpro) memastikan pergantian rumput Jakarta International Stadium (JIS) untuk penyelenggaraan Piala Dunia U-17 tak menggunakan Penyertaan Modal Daerah (PMD) dari APBD DKI Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - PT Jakarta Propertindo (Jakpro) memastikan pergantian rumput Jakarta International Stadium (JIS) untuk penyelenggaraan Piala Dunia U-17 tak menggunakan Penyertaan Modal Daerah (PMD) dari APBD DKI Jakarta.

Direktur Utama Jakpro Iwan Takwin memastikan pergantian rumput itu akan menggunakan keuangan dari internal Jakpro.

"Nggak, nggak, nggak (pakai PMD). (Pakai) Jakpro," kata Iwan saat ditemui di Jakarta Pusat, Rabu (16/8/2023).

Iwan mengatakan, Jakpro selalu memiliki anggaran untuk pengembangan fasilitas di dalam stadion tersebut sehingga ia tak akan menyentuh PMD.

"Kalau anggaran kan kita selalu ada untuk pengembangannya. Kan harus ada, sudah siap," ujar Iwan.

Meski demikian, Iwan tak menyebutkan besaran anggaran yang akan dikeluarkan untuk mengganti rumput itu karena masih dikaji.

"Belum. Masih dianalisa," tambah Iwan.

Sebelumnya, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan bahwa penggantian rumput JIS sekarang menjadi tanggung jawab Pemprov.

Padahal, mulanya hal itu merupakan kewenangan Kementerian PUPR dengan anggaran Rp6 miliar.

2 dari 2 halaman

Perbaikan Rumput Ditargetkan Selesai Oktober 2023

Direktur Utama PT Jakpro Iwan Takwin menyampaikan, perbaikan rumput JIS ditargetkan selesai Oktober 2023. Pergantian, kata dia dilakukan secara bertahap.

"Prosesnya kan ada tahapannya kan, jadi sembari kita siapkan pembibitannya kan di lapangan kita lakukan observasi seperti apa supaya benar-benar begitu diperbaiki tidak berulang lagi. Jadi pengaruh tata udara, sirkulasi angin itu berpengaruh, bukan cuma matahari," kata Iwan di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Rabu (9/8).

Kendati demikian, Iwan tak lugas menyebut jenis rumput seperti apa yang akan digunakan. Menurut dia, ada metode berbeda yang akan diterapkan, salah satunya penjahitan atau stitching rumput.

"Ini dilakukan observasi supaya begitu dijahit atau di-stitching benar-benar kualitasnya baik," jelas Iwan.

 

Reporter: Lydia Fransisca

Sumber: Merdeka.com