Liputan6.com, Jakarta - Peringatan HUT ke-78 RI dirayakan secara khidmat dan berkebudayaan oleh DPP PDI Perjuangan. Sebelum melangsungkan upacara bendera, perayaan dilangsungkan dengan Kirab Merah Putih.
Pantauan di lokasi, Kirab Merah Putih dimulai sekira pukul 07.30 WIB. Terlihat parade budaya dengan sejumlah pakaian adat dari berbagai suku ditampilkan.
Mengiringi barisan parade budaya, suara marching band ikut bergema hingga memasuki lapangan upacara di Sekolah Partai DPP PDIP, kawasan Lenteng Agung Jakarta.
Advertisement
Usai memasuki lapangan Sekolah Partai DPP PDIP, para kader langsung membentuk barisan upacara. Pada upacara kali ini, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bertindak sebagai inspektur upacara.
Dalam amanatnya, Hasto mengatakan peringatan HUT Republik Indonesia adalah sebuah hal yang penting sebagai tonggak penting berdirinya bangsa dan negara yang dinamakan Indonesia.
“Hari ini kita memperingati HUT ke-78 RI, oleh Bung Karno kemerdekaan menjadi tonggak penting untuk meletakkan nasib bangsa dan tanah air ditangan kita sendiri,” kata Hasto.
Hasto meyakini, sebab hanya bangsa yang berani lah yang dapat menjadi kuat. Maka imajinasi tentang masa depan Indonesia adalah sosok pemimpin yang mampu turun ke bawah.
“Di sekolah partai ini kita gembleng calon kepala daerah, calon legislatif agar mereka mampu mewarisi nilai juang para pendiri bangsa kita khususnya Bung Karno,” tegas Hasto.
Pemimpin Harus Berkarakter
Hasto melanjutkan, pemimpin haruslah berkarakater. Sehingga dalam melihat pemimpin adalah saat turun ke bawah haruslah ada rakyat yang antusias memberikan dukungannya.
“Melihat pemimpin itu dari bibit bebet bobotnya dan kapasitasnya, sebab tanggungjawabnya adalah rakyat Indonesia yang lebih dari 270 juta orang ini,” ungkap Hasto.
Hasto pun mengharuskan, pemimpin adalah seorang yang berwatak jujur. Sebab keujuran adalah syarat yang paling penting sebagai tolak ukur masa depan bagsa.
“Melalui peringatan kemerdekaan ke-78 ini kita tanamkan kejujuran tersebut, karena kalau tidak jujur akan ada karma politik,” Hasto menandasi.
“Dirgahayu Kemeredekaan Republik Indonesia, Merdeka!,” Hasto memungkasi.
Advertisement