Sukses

Soal Polusi Udara, Ridwan Kamil: PLTU Banten Arahnya ke Selat Sunda Bukan Jakarta

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyinggung soal Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dituding jadi sumber emisi terbesar penyumbang polusi udara Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyinggung soal Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dituding jadi sumber emisi terbesar penyumbang polusi udara Jakarta. Menurut dia, asap PLTU Banten tak mengarah ke Jakarta.

Hal ini disampaikan Ridwan Kamil usai mengikuti rapat koordinasi bersama Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan kepala daerah lainnya terkait permasalahan polusi udara di Jabodetabek.

"Salah satunya evaluasi PLTU, apa dampaknya, dan harus secara ilmiah," kata Ridwan Kamil di Kantor Menko Marves, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (18/8/2023).

Ridwan Kamil menyebut, wacana yang berkembang di masyarakat, cenderung menyalahkan PLTU. Padahal, kata dia berdasarkan data cuma 25 persen emisi PLTU menyumbang polusi udara.

"Jadi PLTU Banten arahnya ke Selat Sunda bukan arah Jakarta," ucap dia.

Adapun Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memimpin kementerian dan kepala daerah di Jabodebek terkait arahan Presiden Joko Widodo untuk menekan polusi udara.

"Menko menerjemahkan arahan Presiden di Istana. Di mana akhir bulan kita akan melaporkan hasil rencana aksi. Rencana aksi ini ada 10-12 multi dimensi kementerian lembaga dan tiga pemprov bergerak bersama-sama di Jabodetabek," ucapnya.

Ridwan Kamil menjelaskan, hasil rapat menunjukkan jumlah kendaraan menyumbang emisi terbanyak, mencapai 75 persen dengan PM 2,5. Sehingga, mobilitas dengan kendaraan mesti dikurangi dengan menerapkan work from home (WFH).

"Harus digalakkan, Pemprov Jabar sudah melakukan. Dimulai dari PNS Bodetabek, maka saya akan rapat dengan Wali Kota untuk kuatkan sektor PNS dan swasta lakukan pembatasan kerja ke kantor atau lakukan inovasi-inovasi lainnya," jelasnya.

2 dari 2 halaman

Penambahan Kendaraan Listrik

Selain itu, rencananya juga bakal dilakukan penambahan kendaraan listrik. Menurut Ridwan Kamil, ada wacana pengadaan kendaraan bertenaga listrik, termasuk transportasi publik di Jabodetabek.

"Kemudian meminta industri dan mall, kan suka dilihat bikin listrik sendiri pakai genset, karena harga lebih murah, kita meminta PLN untuk mendiskon agar listrik bisa diversifikasi," kata dia.