Sukses

Dikritik PDIP, Jokowi Tegaskan Food Estate Tak Hanya Dikerjakan Kemenhan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan bahwa program food estate atau lumbung pangan tak hanya dikerjakan oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) saja.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan bahwa program food estate atau lumbung pangan tak hanya dikerjakan oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) saja.

Hal ini disampaikan Jokowi menanggapi kritikan PDI Perjuangan (PDIP) yang menyebut ada kepentingan pribadi dalam program yang berada dibawah naungan Menhan Prabowo Subianto.

"Ya itu namanya kerja itu ya, yang kerja itu beberapa kementerian. Ada kementerian teknisnya, Kementerian Pertanian, ada yang membuat land clearing irigasi itu ada di Kementerian PU, ada yang berkaitan dengan cadangan strategis bisa juga di Pertahanan," jelas Jokowi di Gedung Parlemen Jakarta, Jumat (18/8/2023).

Dia menekankan pentingnya kolaborasi antar kementerian agar program food estate dapat berjalan dengan lancar. Terlebih, food estate ditujukkan untuk mengantisipasi krisis pangan.

"Saya kira kekuatan-kekuatan ini dalam proses supaya tidak terjadi krisis pangan, step-step itu harus dilakukan. Tidak bisa tidak," ujarnya.

Jokowi menilai hal biasa apabila program food estate belum berhasil. Dia menegaskan bahwa tak mudah untuk membagun food estate.

"Bahwa ada yang berhasil, baru setengah berhasil, atau yang belum berhasil, itu yang harus dikoreksi, diperbaiki, dievaluasi," tutur Jokowi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Membangun Food Estate Tak Semudah yang Dibayangkan

Selain itu, Jokowi menegaskan bahwa membangun food estate atau lumbung pangan yang pengelolaannya di bawah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tak semudah yang dibayangkan.

"Kalau supaya tahu, membangun food estate, membangun lumbung pangan itu tidak semudah yang Bapak/Ibu bayangkan," kata Jokowi di Gedung Parlemen Jakarta, Jumat (18/8/2023).

Menurut dia, penanaman pangan pertama biasanya kerap mengalami kegagalan. Jokowi menyampaikan penanaman pangan baru bisa normal apabila sudah dilakukan sebanyak tujuh kali.

"Tanaman pertama biasanya gagal, nanam kedua masih paling-paling bisa berhasil 25 persen. Ketiga, baru biasanya keenam ketujuh itu baru pada kondisi normal. Jadi tidak semudah yang kita bayangkan," ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa program food estate ditujukkan untuk mengantisipasi krisis pangan, yang saat ini dialami sejumlah negara. Jokowi menyebut beberapa negara saat ini kesulitan dalam mendapat stok gandum hingga beras.

"Wheat (atau) gandum, problem di semua negara. Yang makan gandum sekarang ini, masalah sekarang ini, problem. Harga juga naik drastis," tutur dia.

"Kedua, beras. Setelah India stop enggak ekspor lagi, semua yang makan beras semuanya ini masalah. Harga naik," sambung Jokowi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.