Liputan6.com, Jakarta Polisi telah menyita 44 pucuk senjata api dan 1.138 butir peluru. Total ada 10 orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus perdagangan senpi ini.
Kasubdit Wasendak Ditintelkam Polda Metro Jaya, AKBP Museni mengatakan, seluruh senpi dan peluru tersebut dipastikan tidak terdaftar di Badan Intelijen dan Keamanan Polri (Baintelkam Polri) maupun Direktorat Intelkam Polda Metro Jaya.
"Kami tegaskan kembali bahwa hasil penelitian administrasi di Direktorat intelkam Polda Metro Jaya bersama Baintelkam Polri satupun tidak ada yang ada di data base Baintelkam Polri dan Direktorat Intelkam Polda Metro Jaya," kata dia dalam keteranganya, Senin (21/8/2023).
Advertisement
Musaeni menerangkan, Wasendak Ditintelkam Polda Metro Jaya turut bergabung dalam proses penyelidikan, dalam hal ini melakukan pemeriksaan adminitrasi secara keseluruhan barang bukti. Dipastikan, tidak satupun terdata di Direktorat Intelkam Polda Metro Jaya.
"Berarti ini adalah senpi ilegal," ujar dia.
Sementara itu, Pusat Laboratorium Forensik (Labfor) Polri melakukan uji balistik terhadap barang bukti yang diterima. Totalnya, ada 44 pucuk senjata api dan 1.138 butir.
Kabid Balmetfor Mabes Polri, Kombes Pol Ari Kurniawan Jati merinci, 24 pucuk diantaranya senjata pabrikan, 12 pucuk senpi rakitan, tiga pucuk air gun, dua pucuk air softgun dan tiga pucuk senjata angin cvt.
Ari beberkan hasil pemeriksaan yakni ditemukan senjata yang masih berfungsi baik dan tidak lagi berfungsi dengan pelbagai macam faktor.
"24 ini adalah berfungsi dengan baik setelah dilakukan uji balistik. Kemudian 12 pucuk senpi rakitan dan 8 berfungsi dengan baik 4 tidak berfungsi dengan baik karena tidak lengkap komponen yang ada dalam senjata rakitan tersebut," ujar dia.
"Kemudian tiga pucuk air gun. Tiga-tiganya berfungsi baik. Dua pucuk air softgun. Satu berfungsi baik 1 tidak berfungsi dengan baik. Kemudian tiga pucuk senjata angin cvt dengan total keseluruhan ada 44 pucuk diluar daripada 25 karena masih pengembangan," ujar dia.
Â
Â
Ada Senjata Pabrikan
Ari membeberkan, senjata yang menggunakan amunisi dengan kaliber 9 mm pabrikan ada 13 pucuk dan dua pucuk rakitan.
Berikutnya, terdapat dua senjata pabrikan yang menggunakan amunisi kaliber 32 mm dan 10 senjata rakitan. Selanjutnya, yang menggunakan amunisi kaliber 22 Lr ada 9 senjata pabrikan.
Sementara itu dari peluru yang diperiksa, 9 mm ada 736 butir, 32 mm ada 87 butir yang 22 Lr 263 butir, 5,56 mm ada 40 butir dan 38 spesial ada 12 butir.
"Saya kira itu yang sudah dilakukan pemeriksaan di labfor," ucap dia.
Advertisement