Liputan6.com, Jakarta - Politikus PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus mengungkap alasan DPP PDIP belum melakukan pemecatan terhadap Budiman Sudjatmiko yang dianggap melanggar aturan partai karena mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
Salah satunya karena tidak ingin muncul narasi Budiman bak pahlawan karena dipecat sebagai kader PDIP. Terlebih fokus PDIP saat ini membahas survei elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai capres.
Baca Juga
Deddy menuding ada kesengajaan Budiman tidak mundur supaya dipecat PDIP. Budiman ingin menjadi seorang martir.
Advertisement
"Lagian biarin aja, karena kan dia tidak mau mundur, maunya dipecat biar dia kayak pahlawan. Padahal kan dia sudah tau kalau berbeda ya pilihannya cuma ada dua mundur atau dipecat, jadi ya dia supaya naik harganya bisa jadi kayak martir, naik harga pasarannya, dia maunya dipecat, enak aja," ujarnya kepada wartawan, Selasa (22/8).
Deddy memastikan bakal ada sanksi pemecatan terhadap Budiman. Bukti-bukti Budiman mendukung Prabowo Subianto sudah sangat jelas. Partai bisa mengambil mekanisme luar biasa untuk melakukan pemecatan.
"Ya kita pasti pecat, tapi kan bukan dia ngatur kita. Gimana bisa dia berkhianat sama orangtuanya terus minta tetap dapat warisan, kan enggak ada ceritanya itu," katanya.
Apabila Budiman tidak dipecat justru partai melanggar aturan organisasi sendiri.
Deddy mengatakan, Budiman kalau waras seharusnya mengikuti keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.
"Itulah yang namanya orang yang tidak waras. Kalau dia waras, dia ideologinya Ibu Mega, ya dia ikutin dong keputusan Ibu Mega. Kan itu kelihatan banget dia sudah tidak waras, sudah tidak mengerti lagi hal yang baik, hal yang benar gitu," kata Deddy.
Budiman Ogah Mundur
Politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko mengaku tidak akan mundur sebagai kader partai berlambang banteng. Dia sebelumnya diultimatum oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto agar mundur atau dipecat partai karena memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
Budiman merasa punya kesempatan untuk memberikan penjelasan lebih dahulu kepada partai.
"Untuk mundur saya? Enggak ya bagi saya kalau mundur itu seperti malah saya tidak mendapatkan penjelasan tidak punya kesempatan untuk menjelaskan apa yang menjadi argumen saya," katanya.
Budiman tidak ingin merespon berlebihan pernyataan Hasto. Ia menilai hal itu baru pernyataan secara personal.
Karena dalam mekanisme PDIP, perlu ada pemanggilan dari dewan kehormatan partai untuk mengambil keputusan pemecatan. Budiman mengaku belum pernah dipanggil secara resmi.
"Setahu dan sepengetahuan dan seingat saya bahwa memang harus ada pemanggilan resmi terlebih dahulu. Selama ini kan belum pernah dipanggil secara resmi," ujar aktivis 98 ini.
Sumber: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com
Advertisement