Sukses

Komisi IV DPR Nilai Implementasi Program Food Estate Masih Kurang Baik

Ketua Komisi IV DPR RI Sudin menilai, program Food Estate atau lumbung pangan yang sedang dikerjakan oleh pemerintah saat ini masih kurang baik.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi IV DPR RI Sudin menilai, program Food Estate atau lumbung pangan yang sedang dikerjakan oleh pemerintah saat ini masih kurang baik. Hal ini dikarenakan penempatan bibit yang ditanamkan kurang memiliki kecocokan.

"Kalau kata Kementerian Pertanian, Food Estate baik, Pemerintah Pak Jokowi maksud tujuannya baik, untuk jangka panjang bukan jangka pendek," kata Sudin kepada wartawan di Gedung Parlemen Jakarta, Rabu (23/8/2023).

"Tapi, implementasi yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian masih kurang baik, karena tidak memikirkan bibit apa sih yang cocok, setahan apa, ini kan tidak dipikirkan," sambungnya.

Dia pun menegaskan, program Food Estate masih belum berhasil meskipun dikatakan Kementerian Pertanian berhasil.

"Kalau kata Kementerian Pertanian berhasil, Tapi kalo kata saya kurang berhasil. Ya saya mau jawab jujur dong," tegasnya.

Kemudian, ia sempat menyinggung soal Food Estate yang berada di Kalimantan Tengah yang disebutnya menghasilkan beras pada 30 hektare.

"Kalau misalkan Food Estate yang di Kalimantan Tengah katanya 30 hektar menghasilkan beras, satu hektar menghasilkan 5 ton yang katanya nih iya kan dikali 30 ribu sekian puluh juta pasar paling besar dimana? Pulau Jawa. Angkutnya pakai apa? Berapa biaya angkutnya. Ini kan harus kita hitung semua dong," ujarnya.

2 dari 2 halaman

DPR Bentuk Panja

Oleh karenanya, pihaknya pun membentuk Panitia Kerja (Panja) yang kini sudah mulai berjalan. Dalam waktu dekat, tim dari Panja tersebut akan mengunjungi tiga provinsi untuk Food Estate.

Bahkan, sudah adanya beberapa temuan sejak dibentuknya Panja terkait dengan Food Estate tersebut.

"Sudah mulai, sudah beberapa temuan-temuan sudah ada, banyak. Mislanya di Humbang, bilang tanam sekian, produk sekian tapi tidak tercapai. Di Kalimantan Tengah mislanya 1 hektar mencapai 5,2 ton per hektar nyatanya enggak ada," ungkapnya.

"(Kunjungan) Ada ke Kalimantan Tengah, ada ke Sumatera Utara. Satu lagi ke NTT atau kemana," pungkasnya.

 

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka.com