Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah traffic cone atau pembatas jalan meleyot di jalanan Kota Semarang beredar di media sosial.
Penyebab traffic cone meleyot itu disebut-sebut akibat cuaca panas di Kota Semarang. Namun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan, penyebab traffic cone meleyot tersebut bukan karena cuaca panas.
Advertisement
Baca Juga
"Mungkin ada faktor lain penyebab traffic cone tersebut meleyot yang perlu diselidiki lebih lanjut yang bukan dari faktor cuaca dan iklim," ungkap Analis Cuaca Stasiun Klimatologi Klas I BMKG Semarang, Zauyik Nana Ruslana kepada Liputan6.com, Kamis (24/8/2023).
Zauyik menjelaskan, suhu udara di Kota Semarang saat ini mencapat 35 derajat celcius. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Jawa Tengah.
Kondisi iklim saat ini, kata dia, sedang mencapai puncak musim kemarau yang ditandai dengan cuaca cerah-berawan, kelembaban udara kering, curah hujan rendah, hingga tidak ada hujan.
"Kota semarang biasanya suhu udara tertinggi rata-rata tahunan pada bulan Oktober. Suhu udara 35 deracat celcius tersebut adalah suhu maksimum harian yang tercatat di sensor kami beberapa hari," jelas Zauyik.
Ia memastikan bahwa suhu 35 derajat tidak akan berdampak pada melelehnya traffic cone di jalanan. Menurut Zauyik, kerusakan traffic cone bisa disebabkan faktor lain dan bukan karena suhu udara dan cuaca.
"Kalau dampaknya sampai traffic cone meleleh memerlukan suhu yang lebih tinggi lagi, dan itu juga butuh penelitian. Jadi tidak serta merta menjadi faktor utama, dan ada faktor lain yang menjadi penyebabnya," tambah Zauyik.
Traffic Cone di Semarang Ambruk karena Ditabrak Pengendara
Sebelumnya, Dinas Perhubungan Kota Semarang membantah traffic cone atau pembatas jalan yang meleleh di jalanan Kota Semarang karena suhu udara yang panas.
Sekdin Dishub Kota Semarang Danang saat dihubungi Regional Liputan6.com, Rabu (23/8/2023) mengatakan, traffic cone tersebut bukan meleleh tapi dilindas pengendara.Â
"Kelindes mas," katanya.
Danang menyebutkan, tidak ada bukti CCTV traffic cone tersebut ditabrak pengendara, namun dirinya memastikan traffic cone itu tidak meleleh seperti yang ramai di media sosial.Â
Setidaknya ada dua kali kejadian traffic cone ambruk di Jalan Sultan Agung akibat pengendara yang tidak taat aturan.
Pertama pada 16 Agustus dan 21 Agustus 2023. Traffic cone yang rusak kini telah diperbaiki dan diganti baru. Danang mengimbau, pengendara tetap mematuhi peraturan lalu lintas agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Hati-hati di jalan patuhi rambu dan isyarat lalin, konsentrasi, fokus, tidak main hape dan merokok saat berkendara," kata Danang.Â
Sebelumnya ramai dibicarakan unggahan sejumlah akun Twitter yang mengunggah video traffic cone meleleh kepanasan di jalanan Kota Semarang.
Salah satu yang menggunggah adalah akun Twitter @kegblgnunfaedh. Bahkan tayangan video tersebut ditonton hingga ratusan ribu kali. Warganet pun terpengaruh dengan kabar tersebut.
Advertisement