Sukses

7 Respons Budiman Sudjatmiko Usai Disebut Dibayari Utang PDIP hingga Minta Jatah Menteri

Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko kembali buka suara usai utangnya diungkit oleh sesama kader Deddy Yevri Sitorus.

Liputan6.com, Jakarta - Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko kembali buka suara usai utangnya diungkit oleh sesama kader Deddy Yevri Sitorus. Sebelumnya, Budiman disebut punya utang pribadi sampai miliaran. PDIP membantu membayarkan utang tersebut.

Budiman membantah PDIP ada membantunya melunasi utang-utang tersebut. Ia mengatakan, tidak ada satu rupiah pun dibantu oleh partai

"No, no, no. Tidak ada, tidak serupiah pun," ujar Budiman Sudjatmiko ketika ditemui di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa 22 Agustus 2023.

Budiman Sudjatmiko mengaku tidak akan membebani partai untuk urusan pribadi. Untuk itu, tidak ada utang pribadinya dibantu dilunasi oleh PDIP.

"Saya enggak ada, kalau ada urusan pribadi saya tidak pernah membebani partai," kata dia.

Selain itu, Budiman pun juga menanggapi soal kabar dirinya mengincar jabatan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (Ketum PSI) usai terancam dipecat PDIP.

"Oh enggak (incar jabatan ketum) haha," kata Budiman.

Dia bahkan tertawa terbahak-bahak mendengar hal tersebut. Budiman juga menampik kedatangannya di acara Kopdarnas PSI sebagai sinyal akan bergabung dengan partai yang diketuai oleh Giring Ganesha tersebut.

Diketahui, Budiman terancam dipecat dari PDIP usai terang-terangan mendukung Bacapres Prabowo Subianto.

"Saya ini banyak teman baik di PSI, saya pernah diundang diskusi di Golkar. Its okay. Apalagi juga ada temen-teman yang saya kenal, ada Mbak Yenny, Mas Gibran," ucap dia.

Berikut sederet respons terkini Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko usai disinggung soal utang dirinya yang dibantu dilunasi oleh PDIP dihimpun Liputan6.com:

 

2 dari 8 halaman

1. Bantah PDIP Lunasi Utang Pribadinya

Utang Budiman Sudjatmiko diungkit oleh politikus PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus. Budiman disebut punya utang pribadi sampai miliaran. PDIP membantu membayarkan utang tersebut.

Budiman membantah PDIP ada membantunya melunasi utang-utang tersebut. Ia mengatakan, tidak ada satu rupiah pun dibantu oleh partai

"No, no, no. Tidak ada, tidak serupiah pun," tegasnya ketika ditemui di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa 22 Agustus 2023.

Budiman Sudjatmiko mengaku tidak akan membebani partai untuk urusan pribadi. Untuk itu tidak ada utang pribadinya dibantu dilunasi oleh PDIP.

"Saya enggak ada, kalau ada urusan pribadi saya tidak pernah membebani partai," kata dia.

 

3 dari 8 halaman

2. Tegaskan Uang Bukan Motivasi Utama

Budiman mengatakan, selama berpolitik uang bukan menjadi motivasinya. Bila uang jadi motivasi, ia mengaku sudah kaya ketika 10 tahun menjadi anggota DPR RI.

"Sebenarnya saya agak malas membantah karena Budiman Sudjatmiko ini bukan orang baru dalam politik, dari usia 26 tahun saya tidak pernah menjadi uang itu sebagai motivasi utama. Itu satu yang jelas," ucap dia.

"Kalau uang jadi motivasi utama, tentu saya sudah kaya raya dengan 10 tahun di DPR. Jadi tidak pernah saya berbicara soal kepentingan yang, finansial, pribadi. Itu ada tempat lainnya, enggak ada hubungannya dengan politik," sambung Budiman.

Ia justru menyerang cara berpikir pihak yang menuduhnya. Menurut Budiman itu merupakan cara berpikir yang sempit.

"Jadi pernyataan itu menurut saya hanya menunjukkan mungkin cara berpikir orang yang menyatakan itu ya seperti itulah. Ya? Seperti ikan, dia pikir seluruh dunia itu adalah air padahal di atas banyak hal. Nah saya kan apa yang saya lakukan beyond urusan-urusan seperti itu," terang Budiman.

 

4 dari 8 halaman

3. Jawab soal Incar Kursi Ketum PSI Usai Terancam Dipecat PDIP

Lalu Budiman Sudjatmiko menanggapi soal kabar dirinya mengincar jabatan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) usai terancam dipecat PDIP.

"Oh enggak (incar jabatan ketum) haha," kata Budiman.

Dia bahkan tertawa terbahak-bahak mendengar hal tersebut. Budiman juga menampik kedatangannya di acara Kopdarnas PSI sebagai sinyal akan bergabung dengan partai yang diketuai oleh Giring Ganesha tersebut.

Diketahui, Budiman terancam dipecat dari PDIP usai terang-terangan mendukung Bacapres Prabowo Subianto.

"Saya ini banyak teman baik di PSI, saya pernah diundang diskusi di Golkar. Its okay. Apalagi juga ada temen-teman yang saya kenal, ada Mbak Yenny, Mas Gibran," ucap dia.

 

5 dari 8 halaman

4. Bantah Minta Jatah ke Jokowi, Klaim Ditawari Jadi Menteri Desa dari Dulu

Kemudian, Budiman Sudjatmiko membantah tuduhan meminta jatah menteri ke partai. Dia mengklaim justru ditawari oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi kursi menteri desa ketika periode pertama.

Dia menceritakan, ketika tahun 2014 setelah pelantikan kabinet pertama Jokowi, ia dipanggil oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Jokowi membentuk Kementerian Desa. Kursi Menteri Desa itu awalnya disiapkan untuk Budiman, tetapi batal karena ada dinamika politik.

"Pak Jokowi waktu 2014, saat pertama kali lantik kabinet. Saya besoknya dipanggil oleh Pak Pratikno di kantor MM UGM di Manggarai. Ada satu pernyataan Pak Pratikno, 'Mas Budiman, Pak Jokowi kan baru bikin Kementerian Desa. Itu sebetulnya kementeriannya itu untuk sampean. Tetapi karena ada dinamika politik, harus diserahkan kepada yang lain'," kata Budiman..

Budiman Sudjatmiko mengaku tidak masalah gagal menjadi menteri. Lebih lanjut, ia bercerita ketika 2015 dipanggil ke Istana oleh Presiden Jokowi. Jokowi ingin melakukan reshuffle dan memberikan kursi Menteri Desa untuk Budiman. Tetapi karena ada dinamika politik, batal.

"2015 saya dipanggil ke Istana, Pak Jokowi bilang, 'kita ingin reshuffle, kita ingin Kementerian Desa untuk Mas Budiman, tapi rupanya masih ada dinamika politik yang lain'. Oke," kata Budiman.

Di tahun yang sama, Budiman dipanggil Jokowi ke rumahnya di Solo bicara lagi soal jatah kursi Menteri Desa itu. Kepada Jokowi, Budiman secara tegas sudah tidak bernafsu menjadi menteri.

"Akhirnya saya bilang, 'Pak saya berkali-kali dipanggil, cuma untuk bicara saya sebenarnya berniat memberikan kementerian kepada Mas Budiman tapi ada dinamika politik. Gini aja deh pak, saya ini enggak patheken (tidak apa-apa) jadi menteri, lagi pula kalau urusan desa, saya bisa menggerakkan desa tanpa saya harus jadi menteri'," ungkapnya.

Budiman pun menjelaskan, menjadi anggota DPR tidak pernah meminta ke partai. Ia pernah meminta kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto supaya tidak dicalonkan di Pemilu 2019.

"So, saya tidak pernah meminta itu. Bahkan dulu saya jadi anggota DPR juga tidak pernah meminta. Bahkan 2019 saya pernah ngomong ke Sekjen, saya enggak usah dicalonkan lagi karena saya sudah dua periode di DPR dan bahkan saya sudah pamit sejak 2017 tidak akan dicalonkan untuk ketiga kalinya," kata Budiman.

"Kenapa, karena orang seperti saya, saya tahu. Kalau saya sudah sampai pada periode ketiga di sebuah jabatan yang sama, saya pasti tumpul. Saya akan menjadi liabilitas, jadi dua periode cukup," sambungnya.

Maka pada 2019 Budiman bertarung di Dapil tempat Jokowi kalah pada pemilu sebelumnya. Ia pun hanya berkonsentrasi untuk memenangkan Jokowi di periode kedua.

"Jadi, ketika berbicara dengan saya, jangan pernah pakai ukuran-ukuran yang sifatnya transaksional. Jangan pakai ukuran transaksional, tapi pakai ide," ujarnya.

"Kalau once kamu bisa meyakinkan 100 persen ide, saya akan ikut kamu dengan keyakinan. Tapi kalau kamu enggak pernah meyakinkan saya dengan ide, oke, forget about it," sambung Budiman.

 

6 dari 8 halaman

5. Klaim Megawati Paham Langkahnya di Pemilu 2024

Budiman Sudjatmiko menilai Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memahami langkah politiknya yang mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto maju pada Pemilu 2024. Budiman juga hapal betul cerita Megawati yang menanyakan mengenai dinamika jelang Pilpres 2024 ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Ya saya pikir pernyataan Bu Mega itu pernah dinyatakan kepada saya juga ketika saya bertemu beliau di rumahnya, bahwa menjelang politik ini biasa ada dansa-dansi dan dinamika, itu suatu proses yang wajar," kata Budiman.

Menurut Budiman Sudjatmiko, Megawati dan Jokowi saling lempar tawa satu sama lain saat bercerita soal dinamika jelang Pilpres 2024. Oleh sebab itu, dia menilai Megawati paham betul dinamika politik dari sikap yang ditunjukkan tersebut.

"Jadi dari pernyataan Bu Mega saya ingin mengatakan bahwa Bu Mega bisa memahami dinamika ini. Jadi menurut saya, itu menunjukkan kematangan beliau, sebagai orang yang sudah matang segala macam dan saya pikir kita butuh dialog-dialog yang dingin untuk dinamika seperti ini, supaya tidak tegang," jelas Budiman.

Lebih lanjut, Budiman menjelaskan pertemuannya dengan Prabowo dalam rangka persatuan nasional. Dia tak ingin pertemuannya dengan Prabowo dipolarisasi demi kepentingan politik tertentu.

"Pertemuan saya dengan Pak Prabowo kan semuanya persatuan nasional, harus segera kita hitung berapa banyak biaya sosial dalam politik yang diakibatkan oleh polarisasi politik, bahaya sekali," ucap dia.

 

7 dari 8 halaman

6. Akui Sedih dan Pilih Jomblo Politik Jika Dipecat PDIP

Nama Budiman Sudjatmiko ramai diperbincangkan orang setelah dirinya mendeklarasikan mendukung calon presiden Prabowo Subianto.

Terbaru, politisi PDI Perjuangan ini mengaku bakal mempertimbangkan dirinya menjadi jomblo politik bila dipecat dari keanggotaan partai banteng tersebut.

"Saya mungkin akan mempertimbangkan jomblo dulu, ibaratnya orang yang baru kehilangan pasangan hidup, harus melewati masa berkabung," kata Budiman ditemui usai Kopi Darat Nasional (Kopdarnas) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Tennis Indoor Senayan, dilansir dari Antara.

Meski begitu, mantan aktivis 98 ini merasa sedih jika dirinya dipecat dari PDI Perjuangan lantaran dirinya mengaku telah mengampanyekan partai ini, bahkan ketika partai tersebut masih bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI).

"Gimana enggak berkabung, saya ini sudah kampanye PDI sejak kelas 6 SD, masih PDI belum PDI Perjuangan. Kalau saya sudah tidak jadi anggota PDI Perjuangan, ya, berpolitik pasti, tapi mungkin jomblo, tidak berumah tangga dulu, secara politik tentu saja," imbuhnya.

 

8 dari 8 halaman

7. Tegaskan Tetap Akan Gabung Partai Politik

Setelah melewati masa berkabung itu, Budiman akan mencoba bergabung dengan partai politik, termasuk mencoba kembali menjadi kader PDI Perjuangan atau menerima tawaran dari partai politik lain.

"Setelah itu kita lihat, apakah mungkin barangkali setelah berapa tahun, kesalahan saya diampuni, saya bisa daftar lagi. Kalau enggak diterima, ya, bisa jadi sama PSI atau yang lain," kata Budiman.

Dalam Kopdarnas tersebut, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie merayu Budiman Sudjatmiko untuk bergabung dengan partainya.

"Kami tunggu kedatangannya Mas Budiman di kantor PSI. Jaketnya ukuran berapa, Mas? Bercanda, nanti ada yang marah," kata Grace.

Menurut Budiman Sudjatmiko, rayuan Grace adalah ajakan sesama teman yang sudah lama tidak bertemu, sehingga tidak harus ditafsirkan secara politis. Namun begitu, ia mengaku akan mempertimbangkan ajakan tersebut.

"Bagi saya itu ajakan friendly, tidak harus ditafsirkan politis, toh saya masih anggota PDI Perjuangan. Sampai sekarang juga biasa-biasa saja, sehingga apa yang disampaikan tadi memang tawaran yang friendly saja," kata dia.

Di sisi lain, Budiman juga mengaku akan mempertimbangkan tawaran Partai Gerindra yang terbuka menerima dirinya apabila tidak lagi menjadi bagian dari partai banteng tersebut.

"Ya itu (tawaran Partai Gerindra) juga menjadi salah satu opsi, tapi pastinya setelah melewati masa jomblo yang cukup lama," jelas Budiman.