Sukses

3 Fakta Terkait Viral Video Traffic Cone Meleyot Diduga karena Cuaca Panas di Semarang

Belum lama ini viral dibicarakan unggahan di sosial media (sosmed) akun Twitter yang mengunggah video traffic cone meleleh kepanasan di jalanan Kota Semarang, Jawa Tengah.

Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini viral dibicarakan unggahan di sosial media (sosmed) akun Twitter yang mengunggah video traffic cone meleleh kepanasan di jalanan Kota Semarang, Jawa Tengah.

Salah satu yang menggunggah adalah akun Twitter @kegblgnunfaedh. Bahkan tayangan video tersebut ditonton hingga ratusan ribu kali. Warganet pun terpengaruh dengan kabar tersebut.

Dinas Perhubungan Kota Semarang pun angkat bicara. Pihaknya membantah traffic cone atau pembatas jalan yang meleleh di jalanan Kota Semarang karena suhu udara yang panas.

Sekretaris Dinas Perhubungan (Sekdin Dishub) Kota Semarang Danang mengatakan, traffic cone tersebut bukan meleleh, tetapi dilindas pengendara.

"Kelindes mas," ujar Danang saat dihubungi Liputan6.com, Rabu 23 Agustus 2023.

Danang menyebutkan, tidak ada bukti CCTV traffic cone tersebut ditabrak pengendara, namun dirinya memastikan traffic cone itu tidak meleleh seperti yang ramai di media sosial.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga turut angkat bicara. BMKG memastikan, penyebab traffic cone meleyot tersebut bukan karena cuaca panas.

"Mungkin ada faktor lain penyebab traffic cone tersebut meleyot yang perlu diselidiki lebih lanjut yang bukan dari faktor cuaca dan iklim," ungkap Analis Cuaca Stasiun Klimatologi Klas I BMKG Semarang, Zauyik Nana Ruslana kepada Liputan6.com, Kamis (24/8/2023).

Zauyik menjelaskan, suhu udara di Kota Semarang saat ini mencapat 35 derajat celcius. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Jawa Tengah.

Berikut sederet fakta terkait video viral traffic cone meleleh kepanasan di jalanan Kota Semarang, Jawa Tengah dihimpun Liputan6.com:

 

2 dari 4 halaman

1. Viral di Sosial Media

Belum lama ini ramai dibicarakan unggahan sejumlah akun Twitter yang mengunggah video traffic cone meleleh kepanasan di jalanan Kota Semarang.

Salah satu yang menggunggah adalah akun Twitter @kegblgnunfaedh. Bahkan tayangan video tersebut ditonton hingga ratusan ribu kali. Warganet pun terpengaruh dengan kabar tersebut.

 

3 dari 4 halaman

2. Dishub Sebut Traffic Cone di Semarang Ambruk karena Ditabrak Pengendara

Dinas Perhubungan Kota Semarang membantah traffic cone atau pembatas jalan yang meleleh di jalanan Kota Semarang karena suhu udara yang panas.

Sekdin Dishub Kota Semarang Danang saat dihubungi Liputan6.com, Rabu 23 Agustus 2023 mengatakan, traffic cone tersebut bukan meleleh tapi dilindas pengendara.

"Kelindes mas," katanya.

Danang menyebutkan, tidak ada bukti CCTV traffic cone tersebut ditabrak pengendara, namun dirinya memastikan traffic cone itu tidak meleleh seperti yang ramai di media sosial.

Setidaknya ada dua kali kejadian traffic cone ambruk di Jalan Sultan Agung akibat pengendara yang tidak taat aturan. Pertama pada 16 Agustus dan 21 Agustus 2023. Traffic cone yang rusak kini telah diperbaiki dan diganti baru.

Danang mengimbau, pengendara tetap mematuhi peraturan lalu lintas agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Hati-hati di jalan patuhi rambu dan isyarat lalin, konsentrasi, fokus, tidak main hape dan merokok saat berkendara," kata Danang.

 

4 dari 4 halaman

3. Penjelasan BMKG

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan, penyebab traffic cone meleyot di Kota Semarang, Jawa Tengah tersebut bukan karena cuaca panas.

"Mungkin ada faktor lain penyebab traffic cone tersebut meleyot yang perlu diselidiki lebih lanjut yang bukan dari faktor cuaca dan iklim," ungkap Analis Cuaca Stasiun Klimatologi Klas I BMKG Semarang, Zauyik Nana Ruslana kepada Liputan6.com, Kamis (24/8/2023).

Zauyik menjelaskan, suhu udara di Kota Semarang saat ini mencapat 35 derajat celcius. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Jawa Tengah.

Kondisi iklim saat ini, kata dia, sedang mencapai puncak musim kemarau yang ditandai dengan cuaca cerah-berawan, kelembaban udara kering, curah hujan rendah, hingga tidak ada hujan.

"Kota semarang biasanya suhu udara tertinggi rata-rata tahunan pada bulan Oktober. Suhu udara 35 deracat celcius tersebut adalah suhu maksimum harian yang tercatat di sensor kami beberapa hari," jelas Zauyik.

Ia memastikan bahwa suhu 35 derajat tidak akan berdampak pada melelehnya traffic cone di jalanan. Menurut Zauyik, kerusakan traffic cone bisa disebabkan faktor lain dan bukan karena suhu udara dan cuaca.

"Kalau dampaknya sampai traffic cone meleleh memerlukan suhu yang lebih tinggi lagi, dan itu juga butuh penelitian. Jadi tidak serta merta menjadi faktor utama, dan ada faktor lain yang menjadi penyebabnya," jelas Zauyik.