Sukses

Jokowi Ingatkan BRICS Konsisten Hormati Hukum Internasional dan HAM

Jokowi mengatakan tatanan ekonomi dunia saat ini sangat tidak adil. Dia menyebut gap atau pembangunan semakin lebar, rakyat miskin dan kelaparan semakin bertambah.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta negara-negara yang hadiri dalam Konferensi Tingkat Tinggi Brazil, Russia, India, China, South Africa (KTT BRICS) untuk konsisten menghormati hukum internasional dan hak asasi manusia (HAM).

Adapun BRICS merupakan kelompok negara-negara berkembang yang terdiri atas, Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

"Yang Mulia, sebelum kita membahas berbagai kerja sama ada satu hal yang mendasar yang harus kita sepakati. Semua dari kita harus konsisten menghormati hukum internasional dan hak asasi manusia," kata Jokowi saat berbicara di KTT BRICS, Johannesburg, Afrika Selatan, Kamis (24/8/2023).

Dia mengatakan tatanan ekonomi dunia saat ini sangat tidak adil. Jokowi menyebut gap atau pembangunan semakin lebar, rakyat miskin dan kelaparan semakin bertambah.

Jokowi menekankan situasi seperti ini tidak boleh dibiarkan. Untuk itu, dia mengajak negara-negara berkembang bersatu untuk memperjuangkan hak-haknya.

"Diskriminasi perdagangan harus kita tolak, hilirisasi industri tidak boleh dihalangi. Kita semuanya harus terus menyuarakan kerja sama yang setara dan inklusif," jelas dia.

"BRICS dapat menjadi bagian terdepan untuk memperjuangkan keadilan pembangunan dan mereformasi tata kelola dunia yang lebih adil," sambung Jokowi.

 

2 dari 2 halaman

Afrika Selatan Klaim Banyak Negara Ingin Gabung BRICS

Sebelumnya, para pemimpin dari 40 negara lebih, sebagian besar dari Afrika dan wilayah selatan dunia, juga ikut serta menghadiri KTT BRICS pada 22-24 Agustus di Johannesburg bersama Presiden Lula, Presiden China Xi Jinping, dan Perdana Menteri India Narendra Modi.

Menurut Afrika Selatan selaku penyelenggara, banyak dari negara-negara tersebut telah menyatakan minat untuk bergabung.

Di antara negara-negara yang hadir sebagai pengamat dan calon anggota adalah Iran, Argentina, Arab Saudi, Kazakhstan, Vietnam, Indonesia, Ethiopia, dan Venezuela.

India digambarkan paling berhati-hati soal sejauh mana ekspansi harus dilakukan dan kriteria apa yang harus digunakan dalam memutuskan keanggotaan. Sementara itu, Brasil mendukung masuknya Argentina ke dalam BRICS, namun memperingatkan bahwa ekspansi yang cepat dapat mengurangi pengaruh grup tersebut.