Liputan6.com, Jakarta - Polisi membentuk tim khusus untuk memburu pelaku penyiraman air keras hingga melukai empat pelajar SMP di Jakarta Utara.
“Anggota kami baik dari Polres dan Polsek Penjaringan sedang mendalami kasus ini dengan serius,” kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan kepada wartawan, Jumat (25/8/2023).
Baca Juga
Gidion menerangkan, penyidik sampai saat ini masih mengumpulkan bukti-bukti seperti rekaman CCTV dan mengali keterangan sejumlah saksi termasuk korban guna mengidentifikasi wajah para pelaku.
Advertisement
"Keterangan para saksi telah dikumpulkan bergitu pula dengan rekaman CCTV di TKP (tempat kejadian perkara),” ujar dia
Gidion bersama jajaran telah mengunjungi dua remaja dari 4 korban penyiraman air keras, pada Kamis 24 Agustus 2023 malam. Gidion sangat menyayangkan kejadian (penyiraman) ini.
“Sungguh sangat disayangkan, padahal mereka (korban) hanya ingin pulang ke rumah malah menjadi korban,” ucapnya.
Dia pun mengultimatum kepada para tersangka untuk segera menyerahkan diri.
“Saya tegaskan bagi yang terlibat penyiraman air keras ini untuk menyerahkan diri kapada kami,” ujar dia.
Kronologi Penyiraman Air Keras ke Pelajar SMP
Kanit Reskrim Polsek Metro Penjaringan AKP Harry Gasgari menerangkan, peristiwa itu terjadi pada Selasa 22 Agustus 2023 sekitar Jam 14.30 WIB.
Kejadian bermula saat keempat korban AZ, F, HAQ dan MSI menumpang mobil truk terbuka. Dalam perjalanan tepat di Bundaran Kamal Muara berpapasan dengan pemotor dari arah berlawanan.
Harry menerangkan, terduga pelaku berkendara secara berboncengan. Salah seorang pelaku kemudian menyiramkan botol berisi air keras ke arah korban.
"Korban menumpang truk, si pelaku datang dari arah berlawanan terus melemparkan botol air mineral berisi air keras," kata dia saat dihubungi, Kamis (24/8/2023).
Harry mengatakan, empat pelajar mengalami luka bakar di sekitaran wajah dan leher. Terkait kejadian ini, lima orang telah dimintai keterangan, di antaranya saksi mata dan orangtua dari para korban.
"Pelaku masih dalam penyelidikan," ujar dia.
Advertisement