Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan telah melakukan langkah antisipasi untuk penanggulangan El Nino pada sektor pertanian.
"El Nino ini bisa mengganggu produktivitas pertanian secara umum. Tapi tentu ada komoditas yang rentan ada juga yang tahan terhadap El Nino. Kalau komoditas tanaman pangan (padi) itu akarnya dangkal, jadi rentan terhadap El Nino," kata Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, di Bogor, Jumat (25/8/2023).
Baca Juga
Karenanya, sebelum memasuki El Nino, Kementan menyiapkan berbagai langkah antisipasi dini, memitigasi risiko maupun adaptasi kegiatan budi daya yang rentan terhadap fenomena El Nino serta kolaborasi dengan berbagai pihak.
Advertisement
"Yang sudah dan sedang dilakukan oleh Kementan, oleh seluruh pemprov dan para petani, sedang gencar melakukan gerakan nasional (gernas) penanganan dampak El Nino," ujarnya.
Adapun aksi nyata tersebut diantaranya adalah dengan koordinasi, pendataan atau pemetaan wilayah, penyediaan sumber pengairan alternatif, dan gerakan percepatan tanam.
"Paling penting pemanfaatan air sungai, kita sodet ke lahan pertanian. Termasuk mengunakan cara pipanisasi dari saluran irigasi. Kalau menggunakan pipa, air tidak akan cepat menguap akibat kemarau," terangnya.
Di saat yang sama, Kementan juga memberikan Training of Trainers secara masif untuk penanggulangan El Nino ini terhadap sejumlah komoditas pertanian khususnya produksi padi.
"Kita fokus pada padi. Karena padi ini paling boros air dan rentan terhadap air. Kalau komoditas lain, seperti holtikultura, kakao, lada, buah-buahan tropika itu relatif toleran terhadap kekeringan, karena akarnya dalam," terangnya.
Â
Kementan Tingkatkan Kompetensi SDM
Sebab itu, komoditas pertanian selain padi tidak berdampak terhadap El Nino. Bahkan, Kementan terus meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) guna menggenjot ekspor pertanian.
Salah satunya melalui program Gratieks (Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor) yang sudah dimulai dari 2019 sampai 2024 nanti. Program tersebut memberikan pelatihan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sehingga produk pertanian dalam negeri bisa bersaing di pasar global.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan kegiatan ekspor pertanian akan terus ditingkatkan dengan mendorong pengembangan hilirisasi produk jadi.
"Kemajuan kita dalam ekspor harus lebih kuat. Kita tidak boleh kalah dengan negara lain. Dan ini suatu kebanggan karena apa yang kita lakukan ini lahir dari sebuah proses dan kerja keras," ucapnya.
Advertisement