Sukses

Alasan Pemprov DKI Lakukan Penyemprotan di Jalan Tekan Polusi, Meski di China Gagal

Pemprov DKI Jakarta melakukan penyemprotan di jalan untuk mengurangi polusi udara di Ibu Kota. Namun, upaya tersebut banyak dikritik oleh beberapa pihak.

Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta melakukan penyemprotan di jalan untuk mengurangi polusi udara di Ibu Kota. Namun, upaya tersebut banyak dikritik oleh beberapa pihak.

Pasalnya, metode tersebut pernah dilakukan di China dan justru hanya menambah polusi di sana.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto menjelaskan bahwa penyemprotan air ke jalan tidak berhasil karena China sedang memasuki musim dingin.

"China itu kenapa tidak efektif karena memang itu berbeda suhunya, suhu Jakarta dengan suhu China itu. Pada saat itu, mereka masuk musim dingin sehingga memang tidak efektif," kata Asep kepada wartawan di Jakarta Pusat, Senin (28/8).

Meski demikian, ia sudah berdiskusi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan menyatakan penyemprotan di Jakarta mungkin dilakukan untuk mengurangi polusi udara.

"Dari BRIN sendiri menyatakan beda-beda cuaca dan beda kondisi, maka untuk sementara memang BRIN bisa menyampaikan itu masih aman," ujar Asep.

Meski demikian, Asep akan mengikuti arahan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang tengah mengkonsultasikan hal ini lebih lanjut dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Memang tadi sampai gubernur kalau ternyata penyemprotan itu defektif maka kami pun akan menyetop terhadap penyemprotan itu ya," tambah Asep.

Sebelumnya, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, penyemprotan di jalan di berbagai negara menunjukkan hasil yang berbeda-beda.

Misalnya, ujar Tjandra, peneliti China pernah mempublikasikan jurnal ilmiah bertajuk Toxics pada Juni 2021. Hasilnya, semprotan air tersebut justru menambah polusi.

"Jadi tegasnya penelitian ini menyatakan bahwa menyemprotkan air dalam jumlah besar ke jalan cenderung meningkatkkan konsentrasi PM2,5 dan juga kelembaban," kata Tjandra ketika dikonfirmasi, Minggu (27/8).

 

2 dari 2 halaman

Heru Budi Minta Saran Kelanjutan Kebijakan Ini

Menanggapi hal itu, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono akan meminta saran kelanjutan kebijakan tersebut saat rapat terbatas (ratas) bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (28/8).

"Hari ini saya rapat di dua (tempat), di Bapak Menko dan Bapak Presiden. Ya nanti itu saya sampaikan, saya minta syarat, kalau itu nggak boleh ya kita hentikan," kata Heru kepada wartawan di Jakarta Pusat.

Meski demikian, Heru juga menyinggung keberhasilan penyemprotan air di jalan untuk menekan polusi di ASEAN. Oleh karena itu, ia juga menerapkan penyemprotan jalan di Jakarta.

"Ya dikritik kan karena ada PM10 terpecah jadi PM2,5. Saya tahu itu tapi di salah satu kota di ASEAN melakukan itu dan memang beda situasi mungkin ya. Tapi mereka melakukan itu," tambah Heru.

Heru pun menegaskan bahwa jika ada larangan kebijakan tersebut, ia akan memberhentikan penyemprotan jalan.

"Ya nanti akan dibahas. Kalau memang tidak boleh ya saya berhentikan. Gampang," ujar Heru.

Reporter: Lydia Fransisca/Merdeka.com

Â