Sukses

Anies: Intervensi Negara di Bidang Kebudayaan Belum Besar, Saya Merasakan Ketika di DKI

Bakal calon presiden (Capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan mengatakan, kehadiran negara di bidang kebudayaan belum optimal.

Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon presiden (Capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan mengatakan, kehadiran negara di bidang kebudayaan belum optimal. Padahal, kata dia Indonesia memiliki kekayaan budaya yang bisa membawa kemajuan bangsa.

Hal ini disampaikan Anies dalam Kuliah Kebangsaan di Universitas Indonesia, Depok bertajuk "Hendak ke mana Indonesia Kita? Gagasan, Pengalaman, dan Rancangan Para Pemimpin Masa Depan," Selasa (29/8/2023).

"Kita potensinya besar, tapi intervensi negara di bidang kebudayaan belum besar. Saya merasakan nih ketika ngurusin kebudayaan. Saya waktu itu Mendikbud, saya merasakan ketika di DKI," kata Anies.

Indonesia, kata Anies tidak bisa hanya mengandalkan kemajuan di bidang ekonomi, pendidikan, dan kesehatan saja. Ke depan, ujar dia aspek budaya yang luar biasa harus menjadi andalan Indonesia dikenal dunia.

Anies mencontohkan Korea Selatan yang dia nilai berhasil mendunia karena berinvestasi secara penuh di bidang kebudayaan. Investasi itu, kata dia diikuti dengan kebijakan yang mendukung tumbuhnya kebudayaan.

"Negara harus hadir di sini. Coba perhatikan Korea Selatan. Korea Selatan itu dimulai tahun 90-an. Ketika negara, ketika itu pemerintah Korea Selatan, secara serius melakukan investasi di bidang kebudayaan.

"Ketika mereka investasi di bidang kebudayaan, investasinya apa? Ada kebijakan, policy-policy yang sifatnya menumbuhkan kebudayaan," sambung dia.

2 dari 2 halaman

Indonesia Punya Potensi Besar dalam Aspek Budaya

Anies menjelaskan, apabila investasi finansial dan pembangunan infrastruktur di bidang kebudayaan dilakukan, maka akan muncul pelaku-pelaku budaya. Dia menyebut, Indonesia mempunyai potensi besar dalam aspek budaya.

"Kalau negara inves di bidang kebudayaan, nanti pelaku budaya itu akan tumbuh. Jadi kita menginginkan budaya-budaya Indonesia bukan hanya jadi berita di televisi sedunia. Kita ingin produk Indonesia dirasakan di rumah-rumah di seluruh dunia," ucap dia.