Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah keluh kesah disampaikan para pengguna transportasi light rail transit atau LRT Jabodebek yang telah resmi beroperasi mulai Senin 28 Agustus 2023 usai diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Salah satu keluh kesah yang disampaikan adalah curhatan pemilik akun @gerbongbagasi pada Minggu 27 Agustus 2023. Pria yang memiliki tinggi badan 184 cm berbagi kesan-kesannya saat menjajal LRT Jabodebek di masa uji coba. Ia menyebut, pintu keretanya pendek dan tidak ramah untuk pemilik tinggi badan 180 cm.
Baca Juga
Selain itu, ada pula keterlambatan akibat tertahan lama di jalur Bekasi. Seperti diceritakan akun @jalur5_, yang melaporkan kereta LRT Jabodebek rute Stasiun Jatimulya-Dukuh Atas tertahan di Stasiun Cikunir 2 pada Rabu pagi 30 Agustus 2023.
Advertisement
"Hari ini (30 Agustus 2023) kereta LRT Jabodebek Jatimulya - Dukuh Atas mengalami gangguan di Stasiun Cikunir 2. Kereta tertahan lama di Cikunir 2, sehingga penumpang menempuh Jatimulya - Cikunir 2 hingga 40 menit. Penumpang diminta turun di Cikunir 2 dan berpindah ke kereta selanjutnya," tulisnya.
Pihak manajemen LRT Jabodebek angkat suara soal perjalanan kereta jalur Bekasi menuju Stasiun Dukuh Atas yang mengalami gangguan.
Manajer Public Relations LRT Jabodebek Kuswardoyo mengatakan ada dua penyebab terhambatnya operasionalisasi LRT Jabodebek. Pertama, gara-gara faktor gangguan pada pintu rangkaian kereta yang terjadi di Stasiun Cikunir 2.
"Hari ini ada gangguan pintu pada kereta LRT, sehingga berdampak pada perjalanan kereta lainnya," kata Kuswardoyo, Rabu 30 Agustus 2023.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga memastikan bakal mengevaluasi operasional LRT Jabodebek.
"Seperti yang saya sampaikan sebelum dioperasikan, kereta ini adalah karya bangsa, pasti banyak yang kami baru belajar. Kami tidak mengelak bahwa sistem operasi belum sempurna," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dikutip dari Antara.
Berikut sederet respons pihak terkait soal keluh kesah para pengguna transportasi LRT Jabodebek yang telah resmi beroperasi mulai Senin 28 Agustus 2023 usai diresmikan Presiden Jokowi dihimpun Liputan6.com:
1. Manajemen LRT Beberkan Dua Faktor Gangguan
Pihak manajemen LRT Jabodebek angkat suara soal perjalanan kereta jalur Bekasi menuju Stasiun Dukuh Atas yang mengalami gangguan.
Manajer Public Relations LRT Jabodebek Kuswardoyo mengatakan ada dua penyebab terhambatnya operasionalisasi LRT Jabodebek. Pertama, gara-gara faktor gangguan pada pintu rangkaian kereta yang terjadi di Stasiun Cikunir 2.
"Hari ini ada gangguan pintu pada kereta LRT, sehingga berdampak pada perjalanan kereta lainnya," kata Kuswardoyo, Rabu 30 Agustus 2023.
Saat ini, kereta yang mengalami gangguan sudah dipindahkan ke Dipo. Kemudian akan dilakukan evaluasi oleh tim PT KAI (Persero) dan PT INKA untuk mencari penyebab gangguan.
"Perawatan sarana LRT hingga saat ini masih dibawah tanggungjawab INKA. Sehingga kami mengkoordinasikan penanganan sarana tersebut dengan tim INKA," imbuh Kuswardoyo.
Tak hanya di Stasiun Cikunir 2, kendala operasional juga terjadi di Stasiun Halim dimana terjadi matinya aliran listrik akibat gangguan gardu traksi (TPSS). Sehingga turut mengakibatkan gangguan operasional LRT Jabodebek.
"Saat ini kereta sudah berjalan normal, dan kami sudah berkoordinasi kepada pihak Adhi Karya yang bertanggungjawab atas TPSS tersebut," ujar Kuswardoyo.
Kuswardoyo menyatakan, koordinasi dengan seluruh stakeholder terus dilakukan agar operasional LRT Jabodebek bisa berjalan dengan baik.
"Kami mohon maaf atas gangguan yang terjadi pada perjalanan LRT hari ini dan mengakibatkan kekurang nyamanan bagi pengguna jasa LRT Jabodebek," pungkas dia.
Advertisement
2. Pengelola LRT Minta Maaf Soal Pintu Kereta LRT Jabodebek yang Disebut Pendek
LRT atau Lintas Raya Terpadu/Light Rail Transit Jabodebek sedang menjadi sorotan setelah sejumlah penumpang mengeluhkan beberapa fasilitas moda transportasi tersebut, salah satunya ketinggian pintunya yang dinilai terlalu pendek.
Pihak pengelola LRT Jabodebek telah memberikan tanggapan terhadap keluhan ini. Menurut pernyataan resminya yang beredar di sejumlah akun media sosial seperti akun Instagram @mood.jakarta, desain ukuran kereta maupun pintu kereta didasarkan pada rata-rata tinggi badan orang Indonesia yaitu sekitar 160 cm.
Kepala Humas LRT Jabodebek Kuswardojo mengungkapkan jika ada warga negara asing (WNA) mengalami kesulitan ketika memasuki dan menggunakan layanan LRT. Ia pun memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami beberapa penumpang.
"Jadi memang terkait sarana yang ada, memang sudah didesain oleh teman-teman dari INKA. Bahwa sarana kereta untuk commuter itu memang seperti itu, standarnya seperti itu. Tingginya sudah disesuaikan dengan tinggi rata-rata orang Indonesia," jelas Kuswardojo, di Stasiun Dukuh Atas, Selasa, 29 Agustus 2023, dikutip dari akun Instagram @moodjakarta, Rabu 30 Agustus 2023.
Mengomentari unggahan tersebut, warganet banyak yang merasa bingung terhadap pernyataan yang disampaikan pihak pengelola kereta LRT. Jabodebek "Dikira semua orang 160 cm apa yak," komentar seorang warganet.
"Sebagain engineer apalagi mendesain untuk fasilitas public masa pakai standar rata2.. sebaiknya pakai standar keamanan dan kenyamanan bagi pengguna. Jangan karna pengen hemat semua dikecilin 😂 mentang-mentang zaman lagi krisis,” ujar warganet lainnya.
3. Adanya Hentakan saat Rem hingga Listrik Mati di LRT Jabodebek, KAI Janji Perbaiki Layanan
Masyarakat menyambut dengan antusias dengan dibukanya layanan transportasi umum baru LRT Jabodebek. Sampai dengan hari kedua, volume penumpang LRT Jabodebek mencapai 28.925 penumpang.
PT KAI mengungkapkan, volume penumpang LRT Jabodebek pada Senin 28 Agustus 2023 mencapai 5.220 penumpang dan naik hingga 23.705 penumpang pada Selasa 29 Agustus 2023. Adapun stasiun yang paling banyak melayani penumpang yaitu Stasiun Dukuh Atas, Cawang, dan Kuningan.
"KAI mengapresiasi minat masyarakat yang begitu tinggi terhadap transportasi massal LRT Jabodebek. Hal ini tentu akan semakin mendorong KAI dan stakeholder untuk terus membenahi layanan LRT Jabodebek di berbagai sisi," kata VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam keterangannya, dikutip dari laman resmi PT KAI, Rabu 30 Agustus 2023.
Dia menambahkan, bahwa target Program dengan 27 Train Set dapat melayani 137.000 penumpang dalam satu hari, namun saat ini baru bisa dioperasikan sebanyak 12 Train Set dengan kapasitas 40 - 45 ribu penumpang per hari.
Target ini tentunya akan terus ditinjau dan dievaluasi lagi bersama-sama dengan pemerintah. Jika penumpang semakin banyak dan mulai menunjukkan demand yang tinggi, PT KAI mengungkapkan, pihaknya akan mengusulkan ke Kementerian Perhubungan untuk menambah rangkaian kereta dan perjalanan.
"Terkait dengan adanya kekurangnyamanan yang dialami penumpang, seperti proses pengereman yang masih ada hentakan, terjadinya penumpukan penumpang karena ada kendala teknis seperti pintu kereta tidak dapat tertutup, AC dan listrik mati serta beberapa fasilitas papan informasi yang belum berfungsi secara maksimal, KAI menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat. KAI berkomitmen untuk terus memperbaiki dan meningkatkan layanannya," tutup Joni.
Advertisement
4. Soal Tarif LRT Dinilai Kemahalan
Light rail transit atau Lintar Raya Terpadu (LRT) Jakarta Bogor Depok Bekasi (Jabodebek) telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin 28 Agustus 2023. Sejak saat itu, LRT Jabodebek beroperasi komersial dengan tarif masih flat Rp 5.000 sampai akhir September 2023.
Sedangkan tarif normal LRT Jabodebek menurut Keputusan Menteri Perhubungan adalah Rp 5.000 untuk 1 km pertama. Selanjutnya, dikenakan Rp700 setiap km berikutnya.
Dengan begitu, tarif LRT Jabodebek maksimal untuk jarak terjauh pada Stasiun Dukuh Atas-Jatimulya sepanjang 29,5 km sebesar Rp24.600.
Sejumlah masyarakat melihat tarif tersebut masih terlalu mahal karena mereka masih harus menggunakan moda transportasi lain untuk bisa mengakses LRT Jabodebek. Dengan begitu biaya transportasi yang dikeluarkan masih lebih besar.
Lantas apakah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan memberikan subsidi untuk menekan tarif LRT Jabodebek?
Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (PKAPBN) Kementerian Keuangan Wahyu Utomo menyatakan, pemerintah belum mengalokasikan subsidi untuk penurunan tarif LRT Jabodebek dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024.
"(RAPBN) 2024 belum masuk," ujarnya kepada awak media di Kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Rabu 30 Agustus 2023.
Meski begitu, Kementerian Keuangan tidak menutup kemungkinan untuk memberikan subsidi guna menekan tarif LRT Jabodebek yang dinilai mahal. Tentunya kebijakan subsidi diambil dengan persetujuan DPR RI.
Kementerian Keuangan dijadwalkan akan melakukan pembahasan mengenai RAPBN 2024 bersama Komisi XI pada Kamis (31/8/2023). Selanjutnya, akan melakukan rapat bersama Badan Anggaran DPR RI.
"Tapi, nantikan (RAPBN 2024) diskusinya dinamis lah. Ini kah baru mau tahap pembahasan di komisi dan banggar. Kalau (pembahasan) komisi (XI) besok, kalau banggar mulai tanggal 5, 6, 7 (September 2023). Mungkin dinamikanya nanti bisa pembahasan di DPR," ujar Wahyu mengakhiri.
5. Menhub Bakal Panggil KAI hingga Siemens
LRT Jabodebek mengalami gangguan di hari ketiga operasional atau pada Rabu pagi 30 Agustus 2023. Banyak penumpang LRT yang mengeluhkannya lewat media sosial. Melihat kejadian ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan bakal mengevaluasi operasional LRT Jabodebek.
"Seperti yang saya sampaikan sebelum dioperasikan, kereta ini adalah karya bangsa, pasti banyak yang kami baru belajar. Kami tidak mengelak bahwa sistem operasi belum sempurna," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dikutip dari Antara, Rabu 30 Agustus 2023.
Oleh karena itu, kata dia, Kemenhub bakal berkoordinasi dengan PT KAI (Persero), PT INKA (Persero), PT Len Industri (Persero), dan Siemens AG agar operasional LRT Jabodebek semakin baik.
"Saya koordinasikan PT KAI, dengan LEN, dengan INKA dengan Siemens supaya itu lebih baik," ujar Menhub.
Dalam kesempatan tersebut, ia pun meminta maaf jika masih ada kekurangan pada tahap awal pengoperasian LRT Jabodebek.
"Jadi, memang kalo ada kekurangan-kekurangan kami minta maaf tetapi sore nanti atau besok pagi saya akan melakukan kunjungan untuk melakukan evaluasi seharusnya seperti apa yang harus diselesaikan," tegas Menhub Budi Karya.
Advertisement