Sukses

Bertemu Ulama se-Madura, Wapres Ma’ruf Amin Minta Pesantren Jadi Benteng Kuat Hadapi Dampak Buruk Teknologi

Ma'ruf Amin mengingatkan, dalam meningkatkan kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) santri, harus dibarengi dengan peningkatan iman dan taqwa (imtaq).

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta pesantren sebagai lembaga pendidikan bisa memainkan perannya dalam menghadapi berbagai perkembangan teknologi. Sebab selain memberikan kemudahan, teknologi juga bisa memberi dampak buruk jika tidak dikontrol dengan baik.

“Sehingga jangan sampai ini menjadi sesuatu yang kemudian mempengaruhi masyarakat. Di sinilah peran pesantren sebagai benteng yang kuat,” kata Ma’ruf ketika berdialog dengan 244 ulama dan tokoh masyarakat se-Madura di Pesantren Al-Anwar, Bangkalan, Jawa Timur, Kamis (31/8/2023).

Menurut dia, upaya-upaya tersebut memang dilakukan untuk melemahkan logika keimanan (mantiq imaniyyah) dengan logika keduniaan.

Ma'ruf Amin mengungkapkan, kalau dulu yang dihadapi adalah datangnya agama baru yang dibawa penjajah, dan berhasil diadang, karena kontribusi pesantren yang mampu mempertahankan agama mayoritas.

“Sekarang ini ada upaya-upaya untuk menghilangkan agama, melemahkan agama,” sambungnya.

Untuk itu Ma'ruf mengingatkan, dalam meningkatkan kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) santri, harus dibarengi dengan peningkatan iman dan taqwa (imtaq).

“Dan betul sekali itu yang didorong hanya soal-soal iptek, ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi imtaqnya ini, iman dan taqwanya ini (tidak diperhatikan). Ini yang penting sekali dan sekarang memang tantangan kita,” kata Wapres Ma'ruf Amin.

 

2 dari 2 halaman

Toleransi Ikhtilaf, Amputasi Inhiraf

Lebih jauh Ma'ruf mengingatkan bahwa dalam agama Islam sendiri masih ada sekelompok orang yang menyebarkan paham-paham yang menolak ikhtilaf (perbedaan pendapat ulama) dan melakukan inhiraf (penyimpangan). Padahal hakikatnya ikhtilaf dapat ditoleransi, sedangkan inhiraf tidak.

“Padahal ikhtilaf itu ditolelir. Kemudian ada juga yang sebenarnya inhiraf menyimpang tapi dianggap ikhtilaf. Padahal itu menyimpang tapi dimasukkan ke wilayah-wilayah ikhtilaf,” ungkap Wapres.

“Jadi kita ini mempromosikan mana yang ikhtilaf itu harus ditoleransi, dan mana yang inhiraf itu harus diamputasi, dipotong. Di sini nanti harus ada kejelian,” tambahnya. Dalam kesempatan ini, Ma'ruf juga menyampaikan apresiasi terhadap peran ulama dalam menciptakan kedamaian di tengah masyarakat.

“Pemerintah ingin menyampaikan terima kasih atas partisipasi ulama karena selama ini menjaga ketenangan dan kedamaian masyarakat, ini peran ulama," tuturnya.

“Tentunya pembangunan nasional berjalan dengan baik, sehingga ekonomi kita bagus, Covid-19 sudah bisa diatasi. Ini semua tentu [ada] peran ulama dan juga tentu doa-doa yang disampaikan ulama,” tambahnya.