Sukses

Gus Yahya Soal Beda Pilihan di Pemilu 2024: Mari Kita Biasakan Diri Berbeda dengan Santai

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mendorong terciptanya Pemilihan Umum atau Pemilu termasuk Pemiihan Presiden (Pilpres) 2024 yang aman dan damai.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mendorong terciptanya Pemilihan Umum (Pemilu) termasuk Pemiihan Presiden (Pilpres) 2024 yang aman dan damai. Untuk itu, masyarakat jangan sampai salah dalam bersikap dan bertindak.

“Harus mengembangkan kesadaran bahwa demokrasi ini hanya prosedur saja. Ini bukan soal hidup mati, ini bukan Perang Sabil, ini bukan soal memilih Imam Mahdi, bukan soal begitu, prosedur saja," tutur Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (2/9/2023).

"Karena kita butuh memilih pemimpin dan sepakat republik dengan demokrasi, caranya menjadi pemimpin harus dengan pemilu prosedurnya, itu saja,” sambungnya.

Menurut Gus Yahya, aktor politik termasuk para kontestan capres-cawapres menjadi pihak yang paling bertanggung jawab dalam menjaga keutuhan bangsa selama kontestasi Pemilu dan Pilpres 2024.

Sementara masyarakat pun mesti sadar bahwa perbedaan pilihan selama ajang demokrasi lima tahunan merupakan hal yang lumrah dan tidak perlu memicu perpecahan.

“Mari kita buat pilihan kita masing-masing, boleh beda. Saya dengan Sekjen ini belum tentu sama pilihannya, dengan yang lain-lain ini. Tetapi mari kita biasakan diri berbeda dengan santai,” jelasnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gus Yahya Persilakan Kontestan Pemilu Yakinkan Warga

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menanggapi adanya kontestan dalam Pilpres 2024 yang mengklaim sebagai representasi Nahdlatu Ulama (NU). Dia pun mempersilakan kontestan tersebut meyakinkan warga NU.

“Soal klaim bahwa ini dari NU, orang NU, ya silakan meyakinkan warga," tutur Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (2/9/2023).

Enam+04:32VIDEO: PKS Sampaikan Sikap Terhadap Deklarasi Anies-Cak Imin Gus Yahya menegaskan, PBNU tidak memiliki kekuatan elektoral blok sehingga dapat turun langsung menyatakan dukungan terhadap kontestan Pilpres 2024. Dengan begitu, menjadi tugas masing-masing aktor politik yang berkepentingan untuk meyakinkan warga NU.

“Yang perlu diyakinkan itu bukan NU, bukan kami pengurus NU ini, tapi rakyat,” jelas dia.

Gus Yahya pun mengulas pada 1973 lalu, NU memang pernah menjadi partai politik. Namun, para ulama telah bersepakat dan membuat keputusan bahwa NU tidak lagi beroperasi sebagai partai politik dan tidak lagi menjalankan fungsi politik praktis.

"Tetapi kembali kepada fungsinya organisasi keagamaan kemasyarakatan. Itu keputusan muktamar tahun 1984 yang dulu terkenal sebagai keputusan kembali ke khittoh," Gus Yahya menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.