Sukses

Bertemu Jokowi, Ketua WEF Tekankan Pentingnya Integrasi AI dalam Diskusi Ekonomi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Ketua Eksekutif atau Executive Chairman World Economic Forum (WEF), Profesor Klaus Schwab, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 4 September 2023.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Ketua Eksekutif atau Executive Chairman World Economic Forum (WEF), Profesor Klaus Schwab, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 4 September 2023.

Profesor Klaus Schwab menyinggung mengenai pentingnya mengintegrasikan isu terkait kecerdasan buatan atau artificial intelligence di dalam diskusi-diskusi ekonomi.

Selanjutnya, dia juga mengundang Presiden Jokowi untuk menghadiri World Economic Forum tahun depan.

"Beliau mengundang Bapak Presiden untuk hadir dalam World Economic Forum tahun depan, Januari tahun depan di mana isu artificial intelligence ini akan menjadi salah satu prioritas dalam diskusi," jelas Ketua WEF Profesor Klaus Schwab dikutip dari siaran pers.

Dalam pertemuan tersebut, Profesor Klaus Schwab mengatakan bahwa dirinya adalah "big believer" pada ASEAN.

"Beliau adalah big believer on ASEAN, percaya mengenai masalah ASEAN, pertumbuhan ekonomi ASEAN," tuturnya.

Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Terima Presiden Bank Dunia

Sebelumnya, Presiden Jokowi menerima Presiden Bank Dunia Ajay Banga beserta delegasi di Ruang Jepara, Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/9/2023).

Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyampaikan sejumlah isu untuk dibahas bersama dengan Presiden Banga, termasuk soal reformasi sistem keuangan global.

Jokowi mengatakan Indonesia dan negara berkembang lainnya menaruh harapan kepada Bank Dunia untuk bisa mewujudkan sistem keuangan yang lebih adil.

"Saya yakin Presiden Banga menyadari berbagai kritik pada Bank Dunia, termasuk oleh Sekjen PBB terkait kurangnya perhatian pada kepentingan negara berkembang. Indonesia dan negara berkembang lain menaruh harapan besar kepada Anda untuk wujudkan sistem keuangan global yang lebih adil bagi semua, terutama bagi negara berkembang," kata Jokowi dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Senin (4/9/2023).

Menurut dia, saat ini situasi ketidakpastian global berpengaruh terhadap pembangunan di negara berkembang. Untuk itu, Jokowi menilai perlu adanya kolaborasi lintas pemangku kepentingan untuk menghadapi situasi tersebut.

"Saya ingin jajaki potensi kolaborasi Bank Dunia dengan Indonesia dan ASEAN untuk jawab tantangan tersebut," ujar Jokowi.

2 dari 2 halaman

Komitmen Indonesia dalam Pengembangan Energi Baru Terbarukan

Selain itu, Jokowi menyampaikan komitmen Indonesia dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Dia mendorong penguatan komitmen untuk merealisasikan pembiayaan dan investasi dalam transisi energi dan ekonomi hijau.

"Berbagai terobosan telah kami lakukan, termasuk pengembangan EBT dan upaya penerapan pajak karbon. Tapi tidak semua negara dapat penuhi kebutuhan pembiayaan hijau," tutur Jokowi.