Liputan6.com, Jakarta Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan Presiden Bank Dunia maupun Direktur Pelaksana IMF menyampaikan apresiasi atas prestasi ekonomi Indonesia. Keduanya memuji pertumbuhan ekonomi Indonesia sekaligus kemampuan Indonesia menekan inflasi pada saat yang sama.
Hal ini disampaikan Retno usai mendampingi Jokowi bertemu Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva beserta delegasi di Ruang Jepara, Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 4 September 2023
Baca Juga
"Managing Director IMF bahkan mengatakan bahwa ASEAN is a bright spot di tengah situasi dunia yang sulit dan Indonesia dikatakan sebagai source of joy, source of hope," ungkap Retno, dikutip dari siaran pers.
Advertisement
"Dan ini juga memberikan pelajaran bagi negara-negara berkembang, kalau Indonesia bisa maka negara berkembang lain juga harus bisa," sambungnya.
Pertemuan dilakukan sebelum penyelenggaraan KTT ke-43 di Jakarta, mulai 5 sampai 7 September 2023. Dalam pertemuan, Jokowi dan Kristalina Georgieva berbincang mengenai situasi ekonomi global.
"Pada saat berbicara dengan World Bank dan IMF, beliau melakukan tukar pikiran mengenai masalah situasi ekonomi dunia," ujar Retno.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menerima Presiden Bank Dunia Ajay Banga beserta delegasi di Ruang Jepara, Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/9/2023). Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyampaikan sejumlah isu untuk dibahas bersama dengan Presiden Banga, termasuk soal reformasi sistem keuangan global.
Jokowi mengatakan bahwa Indonesia dan negara berkembang lainnya menaruh harapan kepada Bank Dunia untuk bisa mewujudkan sistem keuangan yang lebih adil.
"Saya yakin Presiden Banga menyadari berbagai kritik pada Bank Dunia, termasuk oleh Sekjen PBB terkait kurangnya perhatian pada kepentingan negara berkembang. Indonesia dan negara berkembang lain menaruh harapan besar kepada Anda untuk wujudkan sistem keuangan global yang lebih adil bagi semua, terutama bagi negara berkembang," kata Jokowi dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Senin (4/9/2023).
Ketidakpastian Global Berpengaruh terhadap Pembangunan Negara Berkembang
Menurut Jokowi, saat ini situasi ketidakpastian global berpengaruh terhadap pembangunan di negara berkembang. Untuk itu, Jokowi menilai perlu adanya kolaborasi lintas pemangku kepentingan untuk menghadapi situasi tersebut.
"Saya ingin jajaki potensi kolaborasi Bank Dunia dengan Indonesia dan ASEAN untuk jawab tantangan tersebut," ujar Jokowi.
Selain itu, Jokowi menyampaikan komitmen Indonesia dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Dia mendorong penguatan komitmen untuk merealisasikan pembiayaan dan investasi dalam transisi energi dan ekonomi hijau.
"Berbagai terobosan telah kami lakukan, termasuk pengembangan EBT dan upaya penerapan pajak karbon. Tapi tidak semua negara dapat penuhi kebutuhan pembiayaan hijau," tutur Jokowi.
Advertisement