Sukses

Kualitas Udara Jakarta Membaik, Kini Peringkat 9 di Dunia

Perbaikan kualitas udara yang masih sedikit ini bisa saja terjadi akibat anjuran work from home bagi ASN hingga sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi pelajar untuk selama berlangsungnya KTT ASEAN 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Kualitas udara di wilayah DKI Jakarta mulai membaik pagi ini, Rabu, (6/9/2023). Meski masih masuk kategori tidak sehatm namun dilihat dari situs IQAir pukul 06.10 WIB, indeks kualitas udara Jakarta masih berada di angka 152 US Air Quality Index (AQI US).

Dari angka tersebut, Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk nomor sembilan di dunia. Konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini adalag PM2.5 dengan konsentrasi 57 µg/m³.

"Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 11,4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO," tulis situs tersebut.

Untuk itu, masyarakat direkomendasikan untuk tetap mengenakan masker, menyalakan penyaring udara, menutup jendela, dan menghindari aktivitas di luar ruangan.

Adapun posisi pertama kota dengan kualitas terburuk kini ditempati oleh Beijing, Cina dengan indeks 163.

Kemudian, posisi kedua adalah Hanoi, Vietnam dengan indeks 162 dan Kuching, Malaysia di posisi ketiga dengan indeks 160.

Namun, jika melansir aplikasi resmi DKI Jakarta, yaitu JAKI, kualitas udara di Jakarta rata-rata dalam kondisi sedang.

Di Jakarta Pusat, Indeks Standar Pencemaran Udara Maksimum berada di angka 98 dengan kategori sedang. Kemudian, di Jakarta Barat 89 dengan kategori sedang.

Selanjutnya, Jakarta Selatan kategori sedang dengan angka 81. Sedangkan, Jakarta Utara dan Timur masuk kategori tidak sehat dengan angka 101 dan 131.

2 dari 3 halaman

Membaik Saat KTT ASEAN

Perbaikan kualitas udara yang masih sedikit ini bisa saja terjadi akibat anjuran work from home bagi ASN hingga sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bagi pelajar untuk selama berlangsungnya KTT ASEAN 2023.

Pemerintah pun telah menyiapkan berbagai langkah untuk menjamin keamanan dan kelancaran KTT ASEAN 2023, mulai dari tindakan rekayasa lalu lintas hingga langkah komprehensif dalam mengatasi permasalahan pencemaran udara di Jakarta.

Pemprov DKI Jakarta membentuk satuan tugas (Satgas) Pengendalian Pencemaran Udara. Satgas ini dibentuk sesuai dengan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 593 Tahun 2023 tentang Satuan Tugas Pengendalian Pencemaran Udara.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, Satgas Pengendalian Pencemaran Udara akan langsung bekerja untuk menyusun kebijakan guna menangani masalah polusi udara.

"Sebelumnya kami Pemprov DKI Jakarta sudah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi polusi. Dengan dibentuknya Satgas ini, diharapkan kerja baik yang sudah dilakukan selama ini dapat berjalan lebih intensif dan optimal sehingga bisa cepat tuntas," kata Heru dalam rilis resminya, Senin 4 September 2023.

Heru menambahkan, Satgas ini diketuai oleh Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda DKI Jakarta dengan didampingi Juru Bicara Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

3 dari 3 halaman

WFH Tekan Polusi Udara?

Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagyo mengatakan bahwa kebijakan bahwa kebijakan WFH membuat kondisi udara terpantau membaik.

Sebelumnya terpantau pada 4 September siang, atau saat diberlakukan WFH dan rekayasa lalu lintas, indeks kualitas udara Jakarta menjadi kategori sedang dengan level 112.

"Membaik karena kebijakan WFH dan rekayasa lalu lintas," tutur dia dikutip Selasa (5/9/2023).

 

Reporter: Lydia Fransisca/Merdeka