Sukses

Pemprov Kaltim Mulai Kembangkan Industri Bernilai Tambah dan Berkelanjutan

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berniat untuk melakukan transformasi struktur ekonomi dari yang berpusat pada sektor ekstraktif beralih ke sektor yang memiliki nilai tambah dan berkelanjutan.

Liputan6.com, Samarinda Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berniat untuk melakukan transformasi struktur ekonomi dari yang berpusat pada sektor ekstraktif beralih ke sektor yang memiliki nilai tambah dan berkelanjutan. Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor mengungkapkan bahwa hal tersebut sudah diinisiasi sejak 2011 silam.

“Provinsi Kaltim berupaya untuk melakukan transformasi ekonomi dari basis sumber daya tak terbarukan menjadi ekonomi yang berbasis pada sumber daya baru terbarukan,” ungkapnya.

Selaras dengan itu, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalimantan Timur, Yusliando menyebut bahwa transformasi ekonomi Kalimantan Timur ke depan akan diimplementasikan melalui strategi pengembangan kawasan-kawasan industri.

"Yakni melalui pengembangan industri turunan dari sektor perkebunan, tanaman pangan, perikanan, pertambangan, pengembangan pariwisata, serta industri bernilai tambah lainnya," sebutnya.

Yusliando mengungkapkan, Kalimantan Timur juga memiliki kawasan industri perkayuan, perkapalan, industri, dan jasa di Kota Samarinda. Selain itu, terdapat destinasi pariwisata yang dapat menjadi sentra pengembangan ekonomi kreatif, seperti Pulau Derawan, Gua Haji Mangku, Danau Labuan Cermin, Karst Sangkulirang, Lamin Guntur, dan Biduk-Biduk.

“Termasuk industri sektor pertanian dalam arti luas bernilai tambah yang juga akan kita kembangkan,” ungkapnya.

2 dari 2 halaman

Struktur Ekonomi Kalimantan Timur

Yusliando menjelaskan bahwa struktur ekonomi Kalimantan Timur pada 2022 masih didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian sebesar 53%, industri pengolahan 15%, konstruksi 7%, pertanian kehutanan dan perikanan 7%, perdagangan besar dan eceran 5%, transportasi dan pergudangan 3%. Serta sektor lainnya sebesar 8%.

"Pada 2030, Pemprov Kaltim menargetkan struktur ekonomi akan didominasi oleh industri pengolahan sebesar 42%. Sementara sektor pertambangan hanya berkontribusi sebesar 17%, perdagangan hotel dan restoran 20%, pertanian 10% dan sektor lainnya sebesar 11%," jelasnya.

Yusliando juga mengatakan bahwa dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) di bumi Kalimantan diharapkan dapat mempercepat upaya transformasi ekonomi Kalimantan Timur, terutama pada implementasi pembangunan klaster-klaster industri.

"Pada aspek ekonomi, pembangunan IKN dan wilayah mitra akan mengimplementasikan konsep superhub ekonomi yang terdiri atas pengembangan klaster-klaster industri," katanya.

Sebagai informasi, Kalimantan Timur beberapa kawasan industri strategis yang terus dikembangkan. Seperti Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK) yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 1 April 2019.

Ada pula Kawasan Industri Kariangau (KIK) dan Buluminung yang telah dilengkapi dengan fasilitas pelabuhan. Di sana terdapat Pelabuhan Kariangau dengan kapasitas 350.000 TEUS, Kapasitas bongkar muat pelabuhan 25 box container/crane/Hr, dan PLTU Kariangau.

 

(*)