Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengungkapkan, pihaknya mempunyai Lembaga Permasyarakatan Militer (Lemasmil) atau semacam penjara militer untuk anggota yang bersalah atau tersandung kasus hukum. Dia memastikan, tempat tersebut tidak seperti Lapas umum.
"Kita juga punya Lemasmil, Lembaga Pemasyarakatan Militer, yang notabene Lemasmil itu tidak sebagus Lembaga Pemasyarakatan di luar yang kalau kita lihat itu ada AC-nya, ada ruangan ruangan tertentu, enggak ada di kita," kata Yudo di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (12/9).
Baca Juga
"Kalau perlu di tempat kita ini pakai yang dibawa prajurit di hutan itu, pelbet, opo yang digulung itu, nah matras itu. Kalau perlu tempat minumnya itu, tempat ceboknya itu pelpes itu, sama nyiduk itu pakai nyiduk, untuk tempatnya pelpes, masih ada enggak itu? nah itu Pak Kababinkum, perlakukanlah," sambungnya.
Advertisement
Panglima TNIÂ tidak ingin jika para tahanan militer mendapatkan perlakuan enak. Sedangkan, prajurit yang bertugas di Papua tengah berhadapan dengan Kelompok Separatis Terorisme (KST).
"Lah kok enak dia di dalam situ enak-enak, sementara prajurit yang di Papua saat ini sedang berhadapan dengan KST. Dia enak enak rokokan disitu sampe wa wa an, nah ini terapkan, enggak boleh di Lemasmil ini. Walaupun saya tahu itu untuk rehabilitasi, rehabilitasi itu untuk yang orang luar," ucap Yudo.
"Lah kok enak dia di dalam situ enak-enak, terus sementara prajurit yang di Papua sekarang ini sedang berhadapan dengan KST. Dia enak-enak rokokan di situ, sampe WA-WA-an. Nah ini terapkan. Enggak boleh di Lemasmil ini, walaupun saya tahu itu untuk rehabilitasi. Rehabilitasi itu untuk yang orang luar, tapi untuk prajurit harus direndahkan betul," sambungnya.
Â
Campur dengan Ayam
Oleh karena itu, mantan Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) ini tidak ingin Lemasmil tersebut dilakukan perbaikan atau renovasi. Karena, dia ingin agar prajurit tersebut menjadi kapok atas pelanggaran yang dilakukannya.
"Makanya saya enggak mau kemarin untuk diajukan perbaikan, enggak, enggak perlu diperbaiki," ujarnya.
"Kalau perlu dicampur sama ayam atau kucing di dalam situ, biar kapok. Kalau prajurit TNI jangan disamakan dengan itu, enak," pungkasnya.
Â
Reporter: Nur Habibie
Merdeka.com
Advertisement