Â
Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Sosial secara langsung mendatangi dan memberikan bantuan kepada masyarakat Kepulauan Mapia, Kabupaten Supiori, Papua. Berbagai bantuan diberikan mulai dari kebutuhan air bersih hingga fasilitas kesehatan masyarakat di Kepulauan terluar Indonesia tersebut.
Baca Juga
Menteri Sosial, Tri Rismaharini mengatakan, telah memberikan secara langsung bantuan kepada masyarakat Kepulauan Mapia. Namun terdapat beberapa kekurangan yang diluar prediksi Kementerian Sosial, salah satunya kesehatan masyarakat.
Advertisement
"Ada beberapa masalah yang menjadi PR kita, seperti puskesmas yang kondisinya rusak parah dan sekolahnya mau ambruk," ujar Risma kepada Liputan6.com di Kepulauan Mapia, Selasa 12/9/2023).
Kehidupan masyarakat Kepulauan Mapia selain permasalahan sosial, terdapat permasalahan lainnya yang bersinggungan dengan permasalahan di Kementerian lainnya. Rencananya, Kementerian Sosial akan berkoordinasi dengan kementerian lainnya terkait permasalahan masyarakat Kepulauan Mapia.
"Kita akan coba nanti evaluasi di sana bagaimana ini lebih baik lagi," ucap Mensos Risma.
Kementerian Sosial Solar Home System (SHS) sebanyak 82 unit dengan daya 100 watt, Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJUTS) sebanyak 10 unit. Kemensos turut memberikan Sea Water Reverse Osmosis (SWRO), dan bantuan 7.000 ekor ayam petelur.
Penyediaan SWRO dilengkapi dengan pembangunan rumah mesin dan solar cell. SWRO merupakan sistem yang mampu mengubah air laut menjadi air yang dapat dikonsumsi. SWRO dapat menjadi solusi kesulitan air bersih bagi masyarakat.
Sebelumnya, masyarakat mengandalkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan sumur resapan yang airnya berwarna dan berbau.
Â
Bantuan Kemensos Tak Akan Berhenti
Risma berjanji, bantuan yang diberikan tidak akan berhenti usai penyerahan bantuan. Nantinya Kemensos akan menurunkan tim untuk memantau dan memberikan pembinaan kepada masyarakat Mapia. Begitupun dengan pendidikan siswa di Kepulauan Papua akan berkoordinasi dengan Kementerian terkait.
"Ya (kementerian pendidikan), saya akan coba, untuk menyampaikannya," tegas Risma.
Sementara, salah seorang masyarakat Mapia, Widiana Listriarini menyambut baik pemberian bantuan SHS untuk penerangan di rumahnya. Menurutnya, sebelum adanya bantuan yang diberikan, saat malam hari hanya memanfaatkan pelita untuk penerangan malam hari.
"Anak kalau belajar malam hari menggunakan pelita, sedangkan berjalan di luar rumah menggunakan penerangan bulan dari langit," ujar Widiana.
Widiana menilai, SHS yang diberikan sangat memudahkan keluarganya beraktivitas di malam hari, dikarenakan PLTS milik PLN mengalami kerusakan sejak lama. Selain itu, penggunaan SHS lebih mudah sehingga tidak menyulitkan saat menggunakan alat tersebut untuk penerangan.
"Ini lebih mudah penggunaannya sehingga saat malam hari kami tidak perlu gelap-gelapan dan memanfaatkan pelita," pungkas Widiana.
Advertisement