Liputan6.com, Jakarta - Bareskrim Polri masih terus memburu buronan gembong narkoba kelas kakap, Fredy Pratama. Lewat operasi bersandi Escobar, perburuan Fredy Pratama pun mulai dilebarkan hingga ke negara sekitar Thailand.
Diketahui, Thailand memiliki batas wilayah dengan beberapa negara jiran, seperti Myanmar, Laos, Kamboja, dan Malaysia.
Baca Juga
"Prioritas pertama Thailand, berikutnya negara-negara tetangga di sekitar Thailand," kata Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Kombes Pol Jayadi saat dikonfirmasi, Kamis (14/9/2023).
Advertisement
Meskipun begitu, Jayadi memastikan pihaknya tetap akan mencari keberadaan Fredy Pratama dengan cara menjalin kerja sama dengan beberapa negara lain yang kemungkinan menjadi tempat persembunyian gembong narkoba kakap tersebut.
Upaya itu dilakukan melalui kerja sama ICPO-Interpol. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut diterbitkannya red notice terhadap Fredy Pratama yang telah masuk daftar pencarian orang (DPO).
"Dugaan sementara demikian, tetapi juga kita tidak fokus wilayah itu. Negara lain juga akan terus komunikasi. Akan terus bekerja sama dengan kepolisian di lintas melalui interpol untuk mencari keberadaan yang bersangkutan," katanya.
Sementara terkait teknis pengejaran Fredy Pratama, Jayadi tak bisa membeberkan secara detail. Sebab, hal ini berkaitan dengan materi penyidikan yang masih bersifat rahasia.
"Secara teknis tidak dapat kami sampaikan. Karena ini berkaitan dengan penyidikan. Jika kami sampaikan dan jaringan tahu akan strategi dari petugas tambah rumit pencariannya," kata perwira menengah polisi ini.
Â
Terbongkarnya Sindikat Fredy Pratama
Sebelumnya, bisnis ilegal gembong narkoba Fredy Pratama berhasil dibongkar Bareskrim Polri. Setelah melakukan serangkaian penyidikan sejak 2020 hingga 2023, dimana telah ada 884 tersangka yang sudah ditangkap memiliki keterkaitan dengan Fredy Pratama.
"Ya ada kemungkinan dia mengubah wajah, muka ya. Ya mau operasi plastik kita nggak tahu, dia mengubah identitas diri," ujar Direktur Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Mukti Juharsa saat jumpa pers, Selasa (12/9).
Untuk menangkap Sang Escobar Indonesia itu, polisi bekerjasama dengan Royal Malaysia Police, Royal Malaysian Customs Departement, Royal Thai Police, Us-Dea, dan instansi terkait lainnya, sekaligus membongkar Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) hasil peredaran narkotika jenis sabu dan ekstasi lintas negara itu.
Selain pihak Malaysia, Polri juga bekerja sama dengan kepolisian hingga imigrasi Thailand dan kerja sama dengan pihak Bea dan Cukai Indonesia.
"Kita tetap bekerja sama dengan kepolisian dan imigrasi Thailand, karena yang bersangkutan sudah keluar red noticenya. Dan bekerja sama pula dengan imigrasi dan Bea Cukai Indonesia," ujarnya.
Sementara saat ini Mukti menegaskan, pihaknya masih memeriksa perjalanan Fredy Pratama karena tak menutup kemungkinan menggunakan identitas palsu.
"Kita masih croscek data perjalanan Fredy. Karena dia mungkin pakai identitas palsu," pungkasnya.
Â
Reporter: Bachtiarudin Alam
Merdeka.com
Advertisement