Liputan6.com, Jakarta Salah satu sekolah dasar di Kota Depok terkena wabah cacar air hingga diputuskan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Puluhan siswa dari berbagai kelas mengalami penyakit cacar air dan telah mendapatkan penanganan kesehatan.
Baca Juga
Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Siti Chaerijah Aurijah mengatakan, terdapat satu sekolah yang telah berkoordinasi terkait adanya cacar air. Penyakit tersebut telah menularkan sejumlah siswa, sehingga diputuskan KBM di sekolah tersebut dialihkan ke pembelajaran daring.
Advertisement
“Info yang saya dapat, terdapat 28 siswa yang terkena penyakit cacar tersebar di beberapa kelas,” ujar Siti saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (15/9/2023).
Pelaksanaan mitigasi telah dilakukan di sekolah tersebut dan UPT Puskesmas Cilodong telah melakukan penanganan kesehatan. Rencananya, sekolah tersebut akan melakukan PJJ untuk memutus mata rantai penularan cacar air.
“Saat ini sedang dipantau Puskesmas Cilodong, penanganan dilakukan tim puskesmas,” ucap Siti.
Berdasarkan surat edaran, pelaksanaan PJJ akan dimulai sejak 18 September hingga 27 September. Nantinya siswa dapat masuk dan mengikuti KBM di sekolah pada 2 Oktober mendatang, apabila wabah cacar telah ditangani tim Puskesmas. “KBM nya untuk sementara menjadi PJJ,” jelas Siti.
Siti meminta, siswa di sekolah tersebut dapat menjaga kesehatan dan melakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Menurutnya, PHBS dapat mencegah penularan atau tertularnya penyakit lingkungan.
“Untuk siswa tetap jaga kesehatan dan lakukan PHBS,” kata Siti.
Selain itu, siswa yang mengikuti PJJ dapat mengikuti KBM dengan baik dan orang tua dapat melakukan pengawasan selama PJJ berlangsung. Tidak hanya itu, orang tua siswa tetap memperhatikan kesehatan anaknya atau siswa.
“Jika anak sakit segera berobat dan istirahat, ikuti anjuran dari dokter,” pungkas Siti.
Berkoordinasi dengan Puskesmas
Sementara, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Depok, Umi Zakiati mengatakan, telah berkoordinasi dengan Puskesmas setempat untuk melakukan penyelidikan epidemiologi di sekolah. Hal itu dilakukan untuk mencegah pertambahan kasus.
“Puskesmas sedang melakukan sosialisasi dan edukasi kepada guru, orang tua murid terkait pencegahan dan tata laksana penyakit,” ujar Umi.
Apabila ditemukan kejadian serupa dapat melakukan pemeriksaan di pusat kesehatan maupun dokter. Nantinya siswa maupun anak yang terkena penyakit serupa akan mendapatkan penanganan pengobatan.
“Segera periksa ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik,” terang Umi.
Umi meminta, siswa yang terkena cacar untuk menghindari pecahnya vesikel dan menggaruk bekas luka cacar. Selain itu, siswa yang terkena cacar air dapat berdiam diri di rumah dan tidak keluar rumah.
“Orang yang terpapar sebaiknya dikarantina untuk mencegah terjadinya penularan dan menggunakan alat makan, serta handuk sendiri,” pungkasnya.
Advertisement