Sukses

7 Pernyataan Terkini Jokowi Terkait Perkembangan Politik Saat Ini, Minta Relawan Panaskan Mesin

Presiden Jokowi kembali menyampaikan sejumlah hal terkait perkembangan politik saat ini. Salah satunya dia menceritakan awal mula dirinya masuk ke dunia politik.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyampaikan sejumlah hal terkait perkembangan politik saat ini. Salah satunya, Presiden Jokowi menceritakan awal mula dirinya masuk ke dunia politik. Dia menekankan pentingnya membangun kepercayaan publik atau public trust.

Presiden Jokowi awalnya bercerita awal mula dirinya terjun sebagai pengusaha dan masuk ke dunia politik. Menurutnya, ada kesamaan dalam dua hal itu.

"Ini menarik bercerita dari apa yang saya bangun. Mungkin, dengan sebuah pola pikir yang berbeda, karena memang sejak saya membangun usaha, dimulai betul-betul dari nol," ujar Jokowi di acara relawan Seknas Jokowi di Hotel Salak, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu 16 September 2023.

Menurut dia, hal serupa juga ia lakukan saat terjun ke dunia politik. Mantan Wali Kota Solo ini membangun kepercayaan publik terhadap dirinya.

"Begitu juga saat saya masuk di politik juga sama. Yang saya bangun tidak ini, ini, ini. Hanya satu yang saya bangun, adalah trust kepercayaan, itu yang sulit," ucap Jokowi.

"Tapi sekali lagi, sejak awal saya membangun perusahaan juga trust membangun karier politik juga yang saya bangun adalah trust, public trust," sambungnya.

Selain itu, dalam pidatonya, Jokowi menyinggung soal pentingnya tahun 2024 untuk pijakan bangsa menuju Indonesia menjadi negara maju.

"Mengenai 2024, saya ini ulang-ulang terus ini, karena ini penting. Sebab 2024-2029-2034 itu sangat menentukan negara kita bisa melompat menjadi negara maju atau kita terjebak dalam midle income trap," wanti Jokowi.

Berikut sederet pernyataan terkini Presiden Jokowi terkait perkembangan politik saat ini dihimpun Liputan6.com:

 

2 dari 8 halaman

1. Cerita Awal Mula Masuk Dunia Politik

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menceritakan awal mula dirinya masuk ke dunia politik. Dia menekankan pentingnya membangun kepercayaan publik atau public trust.

Jokowi awalnya bercerita awal mula dirinya terjun sebagai pengusaha dan masuk ke dunia politik. Menurutnya, ada kesamaan dalam dua hal itu.

"Ini menarik bercerita dari apa yang saya bangun. Mungkin, dengan sebuah pola pikir yang berbeda, karena memang sejak saya membangun usaha, dimulai betul-betul dari nol," kata Jokowi di acara relawan Seknas Jokowi di Hotel Salak, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu 16 September 2023.

Saat memulai bisnis, Jokowi mengaku hanya membangun kepercayaan kepada para konsumen. Sebab, dia tidak punya apa-apa untuk memulai usaha besar. Dia mengatakan, atas dasar kepercayaan dari konsumen, orang-orang mulai banyak membantunya.

"Sehingga orang mau memberikan bahan bakunya kepada saya, meminjamkan, orang mau memberikan bahan, menolong tanpa bayar dulu, itulah yang saya bangun, kepercayaan," jelasnya.

Menurutnya, hal serupa juga ia lakukan saat terjun ke dunia politik. Mantan Wali Kota Solo ini membangun kepercayaan publik terhadap dirinya.

"Begitu juga saat saya masuk di politik juga sama. Yang saya bangun tidak ini, ini, ini. Hanya satu yang saya bangun, adalah trust kepercayaan, itu yang sulit," ucapnya.

"Tapi sekali lagi, sejak awal saya membangun perusahaan juga trust membangun karier politik juga yang saya bangun adalah trust, public trust," sambungnya.

Oleh karena kepercayaan publik itu, tingkat keterpilihan Jokowi menjadi Wali Kota Solo meningkat pada periode kedua. Jokowi berkata, sejak awa ia tidak berubah bahwa membangun kepercayaan tetap ia lakukan saat memimpin Indonesia.

"Kembali ke politik, kepercayaan itulah yang diberikan kepada saya. Baik saat wali kota, saya di periode kedua saya dipilih oleh 91 persen saat itu. Pertama saat saya mulai, itu hanya 37 persen dipilih," ujarnya.

"Tapi nggak apa-apa, yang penting menang. Jadi sama, dalam membangun negara ini juga sama. Sejak awal tidak berubah, adalah kepercayaan, trust. Dalam lingkup nasional maupun global, itulah yang paling sulit," sambung Jokowi.

 

3 dari 8 halaman

2. Akui Punya Data Intelijen Soal Parpol

Kemudian dalam pidatonya, Jokowi menyinggung soal pentingnya tahun 2024 untuk pijakan bangsa menuju Indonesia menjadi negara maju.

"Mengenai 2024, saya ini ulang-ulang terus ini, karena ini penting. Sebab 2024-2029-2034 itu sangat menentukan negara kita bisa melompat menjadi negara maju atau kita terjebak dalam midle income trap," wanti Jokowi.

Jokowi menegaskan, Indonesia tidak boleh mengikuti jejak negara lain yang pernah memiliki kesempatan yang sama dengan Indonesia saat ini. Sayangnya, tidak semua dari mereka berhasil dan sampai sekarang masih terjebak dengan status negara berpenghasilan menengah.

"Saya berikan contoh di Amerika Latin banyak negara di tahun 50 (1950) ditahun 60 (1960an), ditahun 70 (1970) sudah menjadi negara berkembang tapi sampai saat ini mereka juga masih tetap menjadi negara berkembang tidak bisa keluar dari jebakan ini," kata Jokowi.

Jokowi yakin, Indonesia bisa berhasil melewati tantangan tersebut. Kuncinya, dimulai dari tahun 2024. Karena dari sanalah bonus demografi bisa lebih diberdayakan dan program hilirisasi bisa lebih digenjot oleh sang penerus tongkat estafet kepemimpinan.

"Kesempatan itu hanya ada di tiga periode kepemimpinan nasional kita. itu lah yang sulit bapak/ibu saudara sekalian. kita punya kesempatan, kita apunya bonus demografi dan hilirisasi," yakin Jokowi.

 

4 dari 8 halaman

3. Tegaskan Indonesia Harus Jadi Negara Maju, Makmur, Sejahtera

Lalu Presiden Jokowi menegaskan, Indonesia harus maju, makmur dan bisa lebih adil terhadap rakyatnya jika dibawa oleh seorang pemimpin yang tepat.

"Negara harus menjadi negara maju, negara makmur, negara sejahtera, tapi memang kepemimpinan itu sangat menentukan," beber dia.

Maka dari itu, agar Indonesia bisa meraih cita-cita tersebut, maka Jokowi memiliki informasi dari tiap intel negara yang dimiliki untuk mengetahui seperti apa isi dari partai-partai di Indonesia.

"Saya tahu dalamnya partai seperti apa saya tahu. Partai-partai seperti apa saya tahu. Ingin mereka menuju kemana saya tahu, informasi yang saya terima dari intelijen saya ada, BIN dari intelijen di Polri ada, dari intilijen TNI saya punya BAIS, angka data survei ada semua tetapi itu hanya milik presiden," ucap Jokowi.

 

5 dari 8 halaman

4. Sebut Indonesia Negara Besar, Bukan Negara Kaleng-Kaleng

Presiden Jokowi juga mengatakan Indonesia bukanlah negara "kaleng-kaleng" karena memiliki posisi tawar yang kuat di level global.

"Indonesia ini negara besar, bukan negara kaleng-kaleng," kata dia.

Saat menjadi Presiden, dia datang ke KTT ASEAN hingga ke KTT G20 untuk bergaul dengan para pemimpin di forum-forum tersebut.

Kini, dia berani meminta posisi tempat duduk hingga posisi foto bersama dengan para pemimpin negara lain saat menghadiri forum internasional itu, karena posisi tawar Indonesia kuat.

Jokowi mengatakan, dia ingin memiliki posisi duduk di dekat tuan rumah. Jika tidak dipenuhi, dirinya tidak mau datang. Hal itu, menurutnya, menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara besar dengan posisi tawar kuat.

Jokowi menekankan bahwa semua negara saat ini memperebutkan investasi, karena permodalan yang masuk merupakan kunci bagi suatu negara untuk menumbuhkan perekonomian.

Tanpa kepercayaan dan posisi tawar yang kuat, maka investasi sulit masuk.

"Orang mau investasi, itu juga karena kepercayaan dan membawa capital untuk masuk ke negara kita. Itulah yang sulit, yang sangat sulit, dan sekarang kita sudah mendapatkan itu," kata Jokowi.

 

6 dari 8 halaman

5. Sebut Pemimpin Selanjutnya Tentukan Masa Depan Indonesia, Jadi Negara Maju atau Berkembang

Presiden Jokowi juga mengungkapkan kepemimpinan nasional selanjutnya sangat menentukan apakah Indonesia bisa menjadi negara maju atau terjebak pada negara berkembang. Khususnya di tiga periode pada tahun 2024, 2029, dan 2034.

"Soal ini saya ulang ini penting, 2024, 2029, 2034, itu sangat menentukan negara kita bisa melompat ke negara maju atau kita terjebak pada middle income trap, terjebak pada negara berkembang," kata Jokowi.

Jokowi mencontohkan di Amerika Latin banyak negara sudah jadi negara berkembang sejak tahun 1950-1970an, namun hingga kini masih tetap menjadi negara berkembang. Dia tak ingin hal serupa terjadi kepada Indonesia.

"Tak bisa keluar dari jebakan, kita gak mau itu, dan kesempatan itu hanya ada di tiga periode kepemimpinan nasional kita," ujarnya.

"Itulah yang sulit, bapak ibu, yang ngomong bukan saya, yang ngomong pakar-pakar baik dari IMF, World Bank, OECD, McKinsey, Bappenas coba hitung ulang," sambungnya.

Menurutnya, Indonesia punya bonus demografi dan kesempatan hilirisasi yang mesti dilakukan. Maka dari itu, kepemimpinan nasional selanjutnya sangat menentukan untuk membawa Indonesia jadi negara maju.

"Itu yang sulit, saya tidak berpikiran, tidak, saya berpikiran negara ini harus jadi negara maju, negara makmur. Tapi memang kepemimpinan itu sangat menentukan," terang Jokowi.

 

7 dari 8 halaman

6. Minta Relawan Panaskan Mesin Politik

Kemudian, Presiden Jokowi meminta relawan Solidaritas Merah Putih (Solmet) memanaskan mesin politik guna menyambut Pemilu 2024.

"Mesinnya dipanaskan, tetapi jangan di jalankan dulu," kata Jokowi.

Jokowi juga berpesan kepada relawan Solmet agar tidak tergesa-gesa terkait Pilpres 2024. Jokowi pun meminta para sukarelawan untuk fokus memperkuat struktur di internal relawan.

"Harus sabar dulu. Saya saja bisa sabar, masa bapak ibu tidak bisa sabar. Erick Thohir, kan engga apa-apa, namanya juga demokrasi, bersuara ga apa-apa," ucap Jokowi sambil tersenyum.

 

8 dari 8 halaman

7. Akui Penjajakan Koalisi Masih Terus Bergulir

Terakhir, Presiden Jokowi menyampaikan, penjajakan koalisi partai politik untuk mengusung bakal calon presiden-wakil presiden 2024 terus bergulir.

Begitu pula pencarian bakal calon wakil presiden untuk mendampingi figur yang telah ditetapkan oleh parpol sebagai bakal calon presiden.

"Partai partai sampai saat ini koalisinya belum jelas betul. Calonnya juga belum, wakilnya juga belum jelas betul. Nunggu sampai ini rampung dulu, jadi jangan grasak grusuk," kata dia.

"Jadi kita menunggu koalisinya seperti apa, kita menunggu calonnya seperti apa," tegas Presiden Jokowi.