Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM atau Menkopolhukam Mahfud Md menyindir orang-orang yang kerap berburu jabatan. Terlebih, dengan menggunakan cara-cara yang kotor.
Hal tersebut disampaikan Mahfud Md saat menghadiri acara pengukuhan gelar profesor adiknya Siti Marwiyah sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Tata Negara di Universitas Soetomo, Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu 16 September 2023.
Baca Juga
Menurut dia, manusia memang bekerja untuk berkontestasi. Hal itu juga telah diatur sebagai tugas bagi manusia sesuai amanah sang pencipta.
Advertisement
"Jangan memburu jabatan. Bahwa orang bekerja untuk berkontestasi, iya. Itu adalah sunatullah, tugas manusia, berkontestasi. Tapi jangan berburu jabatan. Karena ketika kita berburu jabatan biasanya caranya kotor," ujar Mahfud dalam rekaman video, dikutip Minggu (17/9/2023).
Harusnya, lanjut dia, jabatan diterima sebagai amanah. Mahfud lantas mengutip nasihat Nabi Muhammad SAW kepada seorang sahabat bernama Abdurrahman bin Samurah yang pernah meminta jabatan kepada Rasulullah.
"Kala itu Abdurrahman Bin Samurah meminta diberikan jabatan oleh nabi. Namun, permintaan Abdurrahman ditolak karena dikhawatirkan akan memakai cara-cara yang tidak baik kotor untuk mendapatkan jabatan yang diinginkan," ucap dia.
"Saudara oleh sebab itu saya katakan, kepada adik saya ini dan kepada kita semua tentu saja kalau Allah mau apapun bisa terjadi," sambung Mahfud.
Â
Hanya Anak Desa
Mahfud kemudian membagikan pengalamannya yang hanya seorang anak desa dengan kehidupan yang tak berkecukupan, tapi berhasil duduk di bangku menteri. Semua itu, kata dia karena ia berusaha dan berkontestasi secara baik.
"Berkontestasi iya, tapi memburu secara tidak sehat itu ndak, karena di dalam Alquran itu 'inna ma amruhu iza arada syai'an ay yaqula lahu kun fa yakun' Kalau Allah ridho untuk melakukan sesuatu, memberi sesuatu kepadamu, sesuatu kamu akan saya berikan kata Allah," kata Mahfud.
"Maka Allah tinggal berkata kun fayakun, jadilah engkau wahai jabatan dan melekatlah pada siapa yang di kehendak. Nah itu pesan moral kepada siapapun yang ada di sini," jelas dia.
Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD mengajak masyarakat bisa cerdas memilih calon pemimpin pada Pemilu 2024. Dia ingin masyarakat bisa menilai mana calon yang benar-benar mampu mendengar aspirasi rakyat.
"Saudara sebagai masyarakat yang cerdas kita harus mampu menilai calon yang terbaik, yang sekiranya mampu mendengarkan aspirasi rakyat," kata Mahfud dalam Forum Diskusi Pemilu Keberagaman Menjadi Kekuatan Mewujudkan Pemilu Bermartabat, dilihat di YouTube Kemenko Polhukam, Rabu 13 September 2023.
Â
Advertisement
Ajak Pilih Pemimpin yang Sedikit Jeleknya
Mahfud mengakui memang tidak ada calon pemimpin yang benar-benar terbaik di dunia. Namun, ia mengajak masyarakat memilih pemimpin yang kejelekannya paling sedikit.
"Saudara, calon yang terbaik betul itu di mana pun di dunia ini tidak ada, karena yang kita pilih manusia, enggak ada, tetapi Pemilu ini adalah untuk memilih yang terbaik di antara orang-orang yang sama-sama punya kejelekan, yang lebih sedikit kejelekannya yang dipilih, berdasarkan ukuran-ukuran aspirasi kita," katanya.
Mahfud mengatakan, pemilu harus dilaksanakan bukan karena ingin mendapat pemimpin yang ideal. Tetapi, pemilu dilakukan untuk mencegah orang jahat menjadi pemimpin.
"Untuk mencegah orang jahat menjadi wakil rakyat, itulah perlunya Pemilu," ujarnya.
Maka dari itu, Mahfud menerangkan, proses proses demokrasi harus menampilkan orang-orang yang punya nilai-nilai kebaikan. Selain itu, para calon harus siap untuk membangun bangsa ini.
"Tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi mahasiswa, yang hadir di sini juga diharapkan mengambil peran penting dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 baik dengan gunakan hak pilihnya, menggunakan keilmuannya, menggunakan ketokohannya, sehingga pemilu yang bermartabat itu dapat berjalan dengan baik," pungkasnya.