Sukses

Dosen UI Cecar Soal Konflik Agraria hingga Kasus Rempang, Ganjar: Siap Bela Rakyat Habis-Habisan

Ganjar mengaku siap membela rakyat habis-habisan. Menurutnya, penanganan konflik tanah bergantung pada aktor di baliknya.

Liputan6.com, Jakarta Dosen UI mencecar Bakal Capres (Bacapres) Ganjar Pranowo terkait konflik agraria di Indonesia, termasuk kasus Rempang. 

Pertanyaan dilontarkan Dosen Antropologi UI, Suraya Afiff pada acara Kuliah kebangsaan bertema 'Hendak ke mana Indonesia Kita? Gagasan, Pengalaman dan Rancangan Para Pemimpin Masa Depan' di FISIP UI, Senin (18/9/2023).

"Dari tahun 1967, negara kuasai hutan, dikasih ke pengusaha, padahal ada 25 ribu desa di dalamnya, karena enggak punya sertifikasi. Memang ada reformasi agraria, tapi lambat," tanya Suraya diikuti tepuk tangan peserta kuliah.

Suraya juga menyinggung kasus di Pulau Rempang hingga konflik agraria terkait tambang di Kalimantan.

"Di Kaltim, Talibu jadi tambang. Dapatkah paradigma negara diubah, akui lahan yang sudah dimanfaatkan rakyat? Kasus Rempang itu gimana? Mana yang milik rakyat?" tanyanya pada Ganjar.

Menjawab pertanyaan tersebut, Ganjar mengklaim dirinya siap membela rakyat habis-habisan. Menurutnya, penanganan konflik tanah bergantung pada aktor di baliknya.

Dia mencontohkan kasus di Blora dan Pati di mana warga hendak dipindahkan dari tanah milik BUMB, namun ia membela dan menghubungi langsung BUMN.

"Saya akan bela rakyat abis-abisan. Saat itu saya kontak Menteri BUMN karena komisaris yang wakili Jateng diganti. Untuk ngecek hutan di Jawa harus ada representasi kami, dong. Untuk kami bisa bela. Ada kejadian, masyarakat tiba-tiba dipindahkan, diisi orang. Ngamuk lah saya. Enggak bisa. Tarung kita, rame sekali," kata Ganjar. 

 

2 dari 2 halaman

Optimisme Ganjar

Menurut Ganjar, adanya percepatan penerbitan sertifikat kepemilikan adalah langkah sangat baik. Itu membuktikan negara melindungi hak rakyat dan masalah bisa ditangani apabila ada kemauan.

"Apakah bisa paradigma negara akui kepemilikan? Sangat dapat. Ini soal political will, willingness. Aktor," kata Ganjar.

Ganjar mengaku optimis bisa mengurai konflik agraria selama ada kemauan dari pengambil kebijakan.

"Niat baik aja nggak cukup? Tergantung leader, Bu, aktornya commit enggak? Commit atau komat-kamit? Yakinkan ini enggak mudah Bu, tapi runut dengan data, itu bantu, agar kita enggak pesimis," tandas Ganjar.