Liputan6.com, Jakarta - Milenial dan Gen Z Indonesia minta Pemerintah Pusat Ubah Strategi Bauran Energi Indonesia direvisi, kurangi proporsi Energi dengan emisi karbon yang tinggi seperti Batubara, Gas Alam dan Minyak Bumi.
Hal ini disampaikan langung oleh Generasi Muda tersebut ke Staf Khusus Presiden Bidang Inovasi, Pendidikan dan Daerah Terluar, Billy Mambrasar yang juga adalah anggota Dewan Pakar Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia di acara Festival LIKE yang diadakan oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, bertempat di Senayan, Jakarta Pusat 16-18 September 2023.
Baca Juga
Adapun selain Presiden Joko Widodo dan Billy Mambrasar, Festival LIKE ini juga dihadiri oleh Para Menteri Kabinet Indonesia Maju, Beberapa Ditektur BUMN dan Sektor Swasta serta disaksikan langsung oleh Penggiat Komunitas Lingkungan dan Energi Terbarukan, Ketua Adat, Kelompok Perhutanan Sosial serta Organisasi Kepemudaan seperti Dewan Energi Mahasiswa, Indonesia Youth Diplomacy dan lain sebagainya.
Advertisement
Dalam sesi diskusi Talk Show dengan bertajuk “Aksi Kolaborasi Generasi Muda untuk Energi Baru Terbarukan dan Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan” tersebut, para generasi muda Indonesia yang peduli akan masa depan Indonesia menyampaikan aspirasi mereka agar Strategi Bauran Energi Indonesia 2030 yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia dapat direvisi.
Aspirasi dari Generasi Muda Indonesia diterima dengan baik oleh Billy Mambrasar dan direspons positif. Menurut Billy yang juga adalah alumni Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB tersebut, Presiden Joko Widodo mendukung komitmen Indonesia untuk menjadi bagian dari gerakan global dalam menurunkan emisi karbon ke atmosfir.
Billy yang merupakan Duta Pembangunan Berkelanjutan Indonesia (Duta SDGs Indonesia) menyampaikan, saat penggunaan energi di Indonesia sebanyak 86% masih bergantung kepada energi fosil yang merupakan kontributor emisi Gas Rumah Kaca terbesar.
Hal ini sangatlah mengkhawatirkan sehingga membutuhkan peran generasi muda untuk mengembangkan sektor energi khususnya Energi Baru terbarukan (EBT).
“Data pada tahun 2022 69% penduduk Indonesia memasuki kategori usia produktif dan orang-orang ini sangat penting untuk berperan aktif dalam mengembangkan dan menjadi agen perubahan di sektor energi,” ungkapnya.
Aspirasi Harus Ditindak Lanjuti
Oleh sebab itu, menurut Billy Mambrasar aspirasi yang disampaikan oleh generasi muda Indonesia ini valid, dan harus ditindak lanjuti.
Lebih lanjut, lulusan Universitas Harvard Amerika Serikat ini, mengungkapkan bahwa energi terbarukan merupakan energi tidak terbatas dari sumber alam yang dapat diperbarui seperti matahari, angin, air, biomassa, gheothermal, dan lain sebagainya.
“Ada empat hal yang dapat dilakukan oleh generasi muda indonesia dalam menjadi agen perubahan dalam Energu Baru Terbarukan. Pertama, perubahan gaya hidup yang mengubah pola konsumsi energi yang tidak berlebihan seperti mematikan lampu saat tidak dipakai, menggunakan transportasi umum, dan menggunakan air secukupnya. Kedua, pengembangan riset, start up, IOT, dan digitalisasi untuk membantu pemerintah dalam melakukan inovasi dan solusi pada energi terbarukan," ungkapnya
"Ketiga, saling membantu untuk melakukan sosialisasi dan advokasi penggunaan energi terbarukan supaya masyarakat memiliki kesadaran dalam bekerjasama melakukan konversi ke energi terbarukan. Terakhir, mempengaruhi kebijakan pemerintah atau menjadi bagian dari pemerintahan untuk mengembangkan sektor energi hijau,” sambung pria asli Papua yang kini tengah menempuh pendidikan Doktoralnya di University of Pennsylvania, Amerika Serikat ini.
Billy Mambrasar juga menekankan pentingnya kolaborasi multipihak yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, komunitas lingkungan, perusahaan swasta, akademisi serta media massa untuk saling membantu ikut dalam aksi nyata perubahan iklim menjadi lebih baik.
“Dalam kesatuan republik Indonesia ini, kita harus berkolaborasi atau gotong royong untuk terus menggencarkan program energi hijau di Indonesia karena akan mempermudah, memperingan dan mempercepat pencapaian terbentuknya energi hijau dan mengurangi penggunaan energi fosil,” ucap Duta SDGs Indonesia.
Advertisement
Kolaborasi untuk Menjaga Lingkungan Hidup
Adapun langkah ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Presiden Joko Widodo terkait pentingnya kolaborasi untuk menjaga lingkungan hidup baik biotik ataupun abiotik di Indonesia saat menutup kegiatan Puncak Festival LIKE pada Senin, 18 September 2023.
Presiden Jokowi mengajak masyarakat turut aktif dalam perubahan lingkungan secara bersama-sama untuk melakukan kembali rehabilitasi hutan, perbaikan hutan, menanam mangrove serta segera mempercepat transisi menuju ekonomi hijau.
Presiden mengajak kita menjaga lingkungan hidup kita baik biotik maupun abiotik sehingga negara kita ini Indonesia tetap hijau, lingkungannya baik, udaranya bersih dan kita bisa menikmati hidup di negara yang kita cintai ini.
Billy Mambrasar juga menyatakan rencananya untuk melakukan audiensi dengan Dewan Energi Nasional dan Komisi VII DPR RI untuk menyampaikan aspirasi generasi Milenial dan Z ini sebagai hak demokrasi mereka.
Di akhir paparanya, Billy memuji inisiatif dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, yang telah menyelenggarakan acara ini dan memberikan kesempatan kepada generasi muda Indonesia untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait keberlanjutan bumi Indonesia.