Liputan6.com, Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melalui akun Instagram resminya @psi_id mengunggah video siluet wajah mirip anak anak Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep. Tak ada keterangan jelas, PSI hanya menuliskan caption "hmm jadi gini..." dalam unggahan tersebut.
Pantauan Liputan6.com, ratusan warganet membanjiri kolom komentar video reels tersebut dengan narasi yang mengarah kepada sosok Kaesang Pangarep.
Baca Juga
“Selamat datang Bro K,” kata akun @fredidarmawan_ seperti dilihat Rabu (20/9/2023).
Advertisement
"Surprise apa lagi ini 😍 tapi sih ini kayanya fix mas @kaesangp," kata @oktabagus350.
"Welcome @kaesangp 😂," tulis komentar @jackzyroses.
Selain siluet yang menyerupai sosok Kaesang, sosok misterius dalam video ini juga memiliki suara khas dengan logat kental aksen Solo. Pria dalam video siluet berwarna hitam dan merah ini mengaku sebagai Mawar.
“Kenalkan nama ku Mawar, bukan nama sebenarnya,” kata sosok pria dengan suara dan logat mirip Kaesang Pangarep tersebut.
Sosok Mawar itu mengaku sudah memantapkan hati untuk masuk ke politik. Meski belum punya pengalaman di dunia politik, namun Mawar "misterius" itu menegaskan punya tujuan besar dengan berpolitik.
“Aku punya tujuan besar untuk Indonesia lebih baik,” tegas Mawar.
“Semoga jalan yang ku pilih, adalah jalan yang benar,” doa Mawar menutup narasinya.
Tim Liputan6.com mencoba mengonfirmasi kepada PSI soal siapa sosok Mawar dalam video tersebut. Salah satunya dengan menghubungi kader PSI William Aditya.
Namun sampai berita ini ditulis pada Rabu malam pukul 20.03, yang bersangkutan belum memberikan respons. Padahal pada pukul 18.43 WIB, video yang sama dibagikan langsung kepada Tim Liputan6.com melalui pesan WhatsApp William.
Kaesang Diproyeksikan Jadi Ketum PSI?
Dikonfirmasi terpisah, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie tak menjawab gamblang soal kabar Kaesang Pangarep gabung partainya. Dia hanya menjawab singkat dan meminta untuk didoakan.
"Mohon doanya saja yang terbaik buat semua," kata Grace Natalie saat dikonfirmasi, Rabu (20/9/2023) malam.
Saat ditanya soal isu Kaesang akan diproyeksikan menduduki kursi Ketum PSI menggantikan Giring Ganesha, Grace kembali menjawab secara normatif.
"Semoga ya," ucap mantan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia ini singkat.
Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PSI DKI Jakarta juga turut buka suara soal kabar bergabungnya putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep ke dalam partai berlogo mawar tersebut.
Anggota DPW PSI Jakarta Justin Adrian Untayana meminta publik untuk bersabar sampai pihaknya mengungkap sosok "mawar" yang ada di video reels Instagram @psi_id tersebut.
“Tunggu saja tanggal mainnya,” kata Justin saat dihubungi, Kamis (21/9/2023).
Justin pun enggan membeberkan lebih lanjut apakah benar Kaesang akan bergabung ke PSI. Namun, ia menyebut PSI siap menyambut generasi muda terjun ke dunia politik.
“Ya tanggal mainnya saja. Kami tidak ingin mendahului yang bersangkutan. Kami menyediakan karpet merah bagi para senior yang berkenan datang untuk membimbing jalan kami,” ujar anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta itu.
Respons PDIP Soal Isu Kaesang Gabung PSI
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) turut merespons isu soal putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep masuk politik dan bergabung ke PSI. Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengaku akan menanyakan langsung kabar tersebut ke Kaesang.
"Bisa juga, kan saya kenal sama Mas Kaesang," kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/9/2023).
Puan mendengar kabar Kaesang masuk PSI baru pagi ini. Ia belum mau berkomentar lebih jauh karena masih mencari kebenarannya.
"Ya saya baru dengar-dengar belum tahu, karena itu kan baru keluar tadi pagi beritanya, jadi saya enggak mau mengomentari sesuatu hal yang ini masih katanya-katanya atau dengar-dengar, saya mau cek dulu kebenarannya," katanya.
Lebih lanjut, Ketua DPR RI ini belum mau komentar apabila Kaesang berbeda partai dengan ayahnya maupun sang kakak, Gibran Rakabuming Raka. Sebab, di PDIP tidak bisa ada anggota keluarga berbeda partai.
"Kita lihat dulu apakah ini benar atau tidak," kata Puan.
Kaesang Ojo Kesusu!
Secara terpisah, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengatakan, partainya belum mengetahui informasi bergabungnya Kaesang Pangarep ke PSI. Namun, dia menyarankan agar Kaesang tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan politik.
"Belum tahu kita, apa beliau Mas Kaesang itu sudah memutuskan. Tapi saran saya adalah untuk masuk organisasi parpol itu ojo kesusu (jangan terburu-buru), ojo grusa-grusu (jangan gegabah)," kata Djarot di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis, (21/9/2023).
Tak hanya itu, dia meminta agar Kaesang terlebih dahulu mempelajari bagaimana anggaran dasar anggaran rumah tangga (AD/ART) dari partai tersebut. Terlebih, apakah partai itu bisa berkembang atau hanya partai pencitraan.
"Dievaluasi juga, kemudian dipelajari juga apakah ideologi dari partai tersebut dan apakah ideologi itu benar-benar bisa diterjemahkan di dalam program perjuangan partai. Bisa juga dilihat dievaluasi atau direnungkan atau dipelajari bagaimana tata kelola organisasi parpol itu," ujar dia.
"Apakah dia ke depan bisa menjadi partai yang sehat atau justru hanya partai elektoral yang berbasis pencitraan. Yang kemudian boleh juga diperhatikan bagaimana sistem rekrutmen pendidikan politik dan kaderisasi dari partai tersebut. Semua partai," sambung Djarot.
Kendati demikian, dia menegaskan, keputusan untuk bergabung di sebuah organisasi partai politik menjadi kewenangan Kaesang. Kendati dalam AD/ART PDIP mewajibkan keluarga inti bergabung dalam satu partai.
"Tentang keputusan itu ada di tangan yang bersangkutan. Mas Kaesang sudah dewasa, sudah mandiri, sudah berumah tangga, ya kita serahkan," tegasnya.
"Tapi saran saya adalah jangan grusa-grusu, jangan kesusu, pikirkan masak-masak. Kemudian dalami terlebih dahulu tadi yang apa saya sampaikan," imbuh Djarot.
PDIP Tak Pernah Menolak Kaesang
Lebih Lanjut, Djarot menegaskan PDIP tidak pernah menolak Kaesang untuk bergabung dengan partainya.
“Kita tidak pernah menolak (Kaesang),” kata Djarot kepada awak media di Jakarta, Kamis (21/9/2023).
Djarot menjelaskan, PDIP adalah partai yang terbuka bagi semua kalangan baik tua maupun muda. Tidak ada kekhususan usia bagi setiap anak bangsa yang ingin bergabung menjadi kader PDIP, termasuk untuk Kaesang Pangarep, putra Presiden Jokowi.
“PDIP itu terbuka terutama bagi anak-anak muda silakan mau masuk, sangat terbuka, apalagi Mas Kaesang! monggo silakan ya,” ucap Djarot menandaskan.
Advertisement
Gibran Bantah Video
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka turut buka suara soal video sosok mawar dalam video reels Instagram PSI disebut-sebut sebagai Kaesang Pangarep. Dia mengaku tidak mengenal sosok yang wajahnya ditampilkan dalam bentuk siluet tersebut.
"Ya tanya Mawar sana. Apa hubungannya dengan keluarga saya. Ya tanya Mawar dong, bukan tanya saya," kata Gibran.
Gibran pun enggan menanggapinya karena Mawar tidak ada hubungan dengan dirinya maupun keluarga Presiden Jokowi. Munculnya dugaan bahwa Mawar itu Kaesang berdaskan suara narasi di dalam video itu.
"Mosok sih (suara Kaesang)? Nggak. Emangnya suara Kaesang seperti itu? Nggak. Kalau saya lihat di video pendeknya itu suaranya lebih ke tenor apa soprano, bukan ke bass. Bukan Kaesang," ucapnya.
Bahkan saat Presiden Jokowi pulang ke Solo, Gibran juga mengaku tidak membahas soal video yang diduga sosok Kaesang dalam unggahan akun media sosial PSI.
"Nggak ngobrolin itu kemarin. Kita nggak tahu Mawar itu siapa. Kok sudah menduga-duga itu adik saya, memangnya itu adik saya? Apa sudah ada kepastian jika itu Kaesang? Kan belum ada yang tahu," tegasnya.
Gibran mempersilakan awak media untuk menanyakan hal tersebut kepada PSI. Sedangkan dirinya mengaku tidak tahu karena bukan kader PSI.
"Yo dah tanya PSI ya. Saya kan dari PDI Perjuangan, itu urusan mereka," kata putra sulung Presiden Jokowi ini memungkasi.
Jokowi Sebut Kaesang Sudah Minta Restu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan bahwa putra bungsunya, Kaesang Pangarep sudah meminta doa restu kepada keluarga terkait keinginannya bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Jokowi sendiri menyerahkan kepada Kaesang terkait langkah politik yang diambilnya.
Jokowi menjelaskan bahwa dirinya tidak bisa melarang keputusan yang sudah diambil anak-anaknya, termasuk Kaesang. Dia menyebut anak-anaknya akan tetap pada keputusannya, meski sudah dilarang.
"Ya biasa di dalam keluarga minta doa restu. Karena saya bilang tidak pun juga tetep akan jalan. Anak-anak saya seperti itu," ucap Jokowi usai groundbreaking Hotel Nusantara Kawasan IKN di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (21/9/2023).
Jokowi mengatakan, anak-anaknya sudah memiliki keluarga sendiri sehingga harus hidup mandiri. Dia menjelaskan semua yang diputuskan ketiga anaknya menjadi tanggung jawab masing-masing.
"Ya kan saya sudah sering menyampaikan, anak-anak itu kalau sudah berkeluarga itu sudah punya rumah sendiri, sudah punya istri ya sudah harus mandiri dan harus tanggung jawab," tutur Jokowi.
"Artinya apa yang diputuskan sudah menjadi tanggung jawab dia," sambung Jokowi.
Advertisement
Jokowi Bakal Kena Batunya?
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komaruddin melihat viralnya video sosok Mawar diduga Kaesang di akun Instagram PSI dari sudut politik berbeda.
Dia melihat jika memang benar ke depannya Kaesang tak terelakkan masuk politik dengan naik kendaraan politik PSI, maka pesoalan penegakan AD/ART partai PDIP yang akan menjadi tantangan bagi keluarga Presiden Jokowi.
"Saya melihat itu pilihan Kaesang yang berbeda dengan Jokowi dan Gibran yang PDIP, sementara ada aturan di PDIP bahwa dalam satu keluarga harus satu partai. Jadi saya tidak tahu sejatinya sanksi apa yang seharusnya diberikan kepada keluarga Jokowi”, kata Ujang saat dikonfirmasi Kamis (21/9/2023).
Ujang mencontohkan soal penegakan aturan organisasi PDIP yang tegas pada kader PDIP yang menjadi Gubernur Maluku Utara Murad Ismail pada Mei 2023. Murad dipecat PDIP, lanjut Ujang, karena istrinya bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN).
Sementara, PDIP memiliki aturan dasar dan aturan rumah tangga (AD/ART) bahwa suami istri harus menjadi kader partai politik yang sama. Aturan yang sama juga berlaku untuk satu keluarga harus berada dalam satu partai yang sama.
"Soal keluarga Jokowi yang ada PDIP dan ada di PSI jika jadi kebenaran soal Kaesang itu, belum diketahui bagaimana sikap PDIP akan akan sama adilnya seperti ketika menyikapi kasus kader suami istri beda partai di Maluku Utara itu. Tentunya yang namanya aturan partai atau organisasi harus dipatuhi dan ditegakkan,” ujar pengajar di Universitas Al-Azhar Indonesia ini.
Ujang menilai, publik akan melihat bagaimana konsistensi PDIP dalam menegakkan aturan organisasinya. Ia pun penasaran apakah PDIP akan berani melakukan hal yang sama, misalnya memberi sanksi terhadap keluarga Jokowi.
Dari salah satu sinyal politik ini, menurut Ujang, pasti memunculkan beragam penafsiran di benak publik, apalagi jika melihat rentetan sikap dan gestur politik Jokowi terkait kandidasi capres 2024. Misalnya saja soal “kemesraan” Presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto yang cukup intens diperlihatkan ke publik, mengalahkan intensitas kebersamaan dengan Ganjar Pranowo yang dicalonkan PDIP.
"Apakah Jokowi akan tinggalkan PDIP? Bisa iya bisa tidak. Jika memang benar Kaesang masuk ke PSI, bisa jadi sinyal “kesiapan” Jokowi meninggalkan PDIP atau minimal siap untuk menerima apapun sanksi dari PDIP, misalnya saja terberatnya ya pemecatan seperti Gubernur Maluku Utara yang beda partai dengan istrinya. Oleh karenanya dalam konteks beda partai dengan anaknya, menjadi indikasi yang cukup “keras”dan jelas bahwa Jokowi bisa saja pindah partai,” pungkas Ujang.
PDIP Tak Akan Panggil Jokowi Soal Isu Kaesang Gabung PSI
Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat, mengaku partainya tidak akan memanggil Presiden Joko Widodo atau Jokowi, perihal putra bungsunya Kaesang Pangarep yang dikabarkan bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
"Oh enggak, enggak perlu klarifikasi (Jokowi), orang mandiri," kata Djarot, saat diwawancarai di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis (21/9/2023).
Dia menyebut, keputusan untuk bergabung ke partai politik menjadi sepenuhnya kewenangan Kaesang Pangarep. Sebab, dalam anggaran dasar anggaran rumah tangga (AD/ART) PDI Perjuangan, hanya keluarga inti saja yang diharuskan berada didalam partai yang sama.
"Tentang keputusan itu ada di tangan yang bersangkutan. Mas Kaesang sudah dewasa, sudah mandiri, sudah berumah tangga, ya kita serahkan," tegasnya.
"Keluarga inti tuh apa? anak, yang menjadi tanggungan kami, belum menikah. ini (Kaseang) sudah menikah sudah punya preferensi sendiri, beliau punya keluarga inti sendiri dong," sambung dia.
Kendati demikian, dia menyampaikan PDIP sangat terbuka jika Kaesang ingin bergabung dengan partai berlambang kepala banteng itu.
"PDIP itu terbuka terutama bagi anak-anak muda silahkan mau masuk. Sangat terbuka apalagi Mas Kaesang monggo silakan ya. Jadi kita tidak pernah menolak," imbuh Djarot.
Mantan Gubernur Jakarta ini menuturkan, menyarankan agar Kaesang Pangarep tidak tergesa-gesa menentukan pilihan partai politik.
“Belum tahu kita, apa Mas Kaesang itu sudah memutuskan? Tapi saran saya adalah untuk masuk organisasi partai politik itu ojo kesusu, ojo grusa grusu,” kata dia.Djarot meminta, Kaesang bisa dengan teliti untuk mempelajari bagaimana AD/ART sebuah partai politik. Kemudian, hal yang menjadi catatan Djarot perihal ideologi dari sebuah partai politik benar-benar dapat mewakili semangat perjuangan untuk rakyat atau justru sebaliknya.
“Jadi ideologi itu benar-benar bisa diterjemahkan di dalam program perjuangan partai. Bisa juga dilihat dievaluasi atau direnungkan atau dipelajari bagaimana tata kelola organisasi partai politik itu atau justru hanya partai elektoral yangberbasis pencitraan?,” jelas Djarot.
Poin selanjutnya, lanjut Djarot, yang harus diperhatikan untuk masuk ke dalam sebuah partai politik adalah soal sistem kaderisasi dan rekrutmen.
Namun demikian, Djarot menyerahkan semua keputusan tersebut kepada si pemilik keputusan. Dia percaya, Kaesang sudah dewasa untuk mengambil pilihan.
“Jadi diperhatikan juga bagaimana sistem rekrutmen, pendidikan politik dan kaderisasi dari partai tersebut. Tentang keputusan itu ada di tangan yang bersangkutan. Mas kaesang sudah dewasa, sudah mandiri, sudah berumah tangga, ya kita serahkan,” kata Djarot menandasi.
Advertisement