Sukses

Ganjar Dinilai Rendahkan Profesi MC dan Jurnalis, Ini Kata Pakar Komunikasi Politik

Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali, menganalisis pernyataan Ganjar Pranowo bersama Najwa Shihab soal profesi jurnalis dan MC (Master of Ceremony) yang diangaap warganet telah terjadi ketersinggungan.

Liputan6.com, Jakarta Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali, menganalisis pernyataan Ganjar Pranowo bersama Najwa Shihab soal profesi jurnalis dan MC (Master of Ceremony) yang diangaap warganet telah terjadi ketersinggungan.

Menurut Effendi, pernyataan bakal capres PDIP itu tidak bisa diartikan demikian dan diyakini sama sekali tidak merendahkan kedua profesi tersebut.

"Setelah saya menonton dengan pikiran jernih, pernyataan Ganjar itu tidak ditujukan untuk merendahkan profesi MC ataupun jurnalis. Maksud Ganjar bukan itu. Saya paham betul, orang seperti Ganjar jauh dari keinginan merendahkan profesi itu. Apalagi, istrinya dulu juga seorang jurnalis," kata Effendi melalui keterangan diterima, Jumat Kamis (22/9/2023).

Effendi yakin, apa yang Ganjar sampaikan hanya untuk memberikan contoh dari gagasan besarnya soal mewujudkan sumber daya manusia hebat di Indonesia.

Effendi melihat, Ganjar Pranowo seperti gemas terhadap fakta bahwa lulusan terbaik universitas jarang yang mau kembali ke kampus untuk menjadi dosen dan lebih memilih bekerja di tempat yang lain yang dianggap lebih menjanjikan.

"Dan saya setuju dengan pernyataan Ganjar, bahwa lulusan terbaik universitas harusnya kembali ke kampus untuk menjadi dosen. Itulah yang menjamin suatu bangsa menjadi cepat dalam akselerasinya menjadi negara maju," beber Effendi Gazali.

Effendi bercerita, saat Jepang hancur karena dibom oleh Amerika, satu tindakan dilakukan pemerintah Jepang adalah mencari beberapa guru, dosen atau tenaga pengajar yang tersisa. Mengapa, sebab Jepang tahu bahwa guru, dosen dan tenaga pengajar bisa membuat Jepang kembali bangkit dan maju kembali.

"Tujuan Ganjar menyampaikan itu untuk menggambarkan betapa guru, dosen dan tenaga pengajar itu memiliki peranan penting dalam pembangunan suatu bangsa. Dan seharusnya lulusan terbaik universitas yang mengisi ruang itu untuk mencetak generasi bangsa yang hebat," jelas Effendi.

Effendi percaya dosen adalah ibu dari segala ilmu. Sebab, banyak orang dengan profesi hebat lahir atas bimbingan dosen di kampus masing-masing. Jika orang seperti Najwa Shihab yang termasuk 10 lulusan terbaik itu mau menjadi dosen, maka akan banyak muncul jurnalis hebat sekelas Najwa Shihab lain di Indonesia.

"Konteks yang ingin disampaikan Ganjar itu, jadi tidak ada maksud merendahkan. Orang seperti Ganjar jauh dari keinginan untuk merendahkan profesi orang lain," tegas Effendi.

Effendi pun mengajak masyarakat berpikir jernih dan objektif terkait hal ini. Meski dia yakin, pihak yang membawa hal terkait ke publik dan mengolahnya sedemikian rupa bertujuan demi kepentingan politik yang tidak bertanggung jawab.

"Tahun politik seperti ini, gorengan isu akan selalu terjadi. Saya meminta masyarakat untuk jernih menilai dan memahami konteks dengan baik dan saya mengajak para pemilih di Indonesia khususnya teman-teman jurnalis dan MC untuk tidak mau diadu domba," Effendi menandasi.

2 dari 3 halaman

Ganjar Dinilai Rendahkan Profesi MC dan Jurnalis saat Wawancara dengan Najwa Shihab

Pernyataan kontroversial Ganjar terucap dalam acara Mata Najwa yang berlangsung di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, pada Selasa, 19 September 2023, yang juga ditayangkan di akun YouTube Najwa Shihab pada Selasa, 21 September 2023.

Dalam diskusi tersebut, bakal capres dari PDI Perjuangan itu sempat menyinggung tentang Najwa yang saat selesai kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) termasuk 10 besar lulusan terbaik. Idealnya, menurut Ganjar, mengambil peran sebagai dosen universitas, bukan sebagai pembawa acara atau master of ceremony (MC).

"Sepuluh besar lulusan terbaik itu jadi dosen, iya dong masa jadi MC?" ucap mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut. Mendengar sindiran dari itu Ganjar, Najwa lantas tidak terima dirinya disebut MC. Dia mengatakan, profesinya adalah seorang jurnalis.

"Siapa Mas, MC? Saya jurnalis, bukan MC," jawab Najwa.

"Bukan, jurnalis lah kalau begitu," kata Ganjar Pranowo.

Hal itu pun kembali membuat Najwa tidak terima. Menurutnya, profesi jurnalis termasuk profesi yang membanggakan.

"Jurnalis profesi yang membanggakan lho, Mas," ucap Najwa.

Merasa ada yang keliru, Ganjar mencoba mengklarifikasi maksud pernyataannya. Ia menekankan harapannya agar lulusan unggulan kembali ke dunia akademik untuk membagikan wawasan dan ilmu yang mereka miliki.

"Oh iya. Maksud saya kalau lulusan terbaik, kan sebuah harapan bahwa dia kembali ke kampus dan kemudian mengajarkan ilmunya. Itu aja sebenarnya,” ujar Ganjar.

Pernyataan itu membuat nama Ganjar jadi perbincangan warganet. Sebagai bakal calon presiden, ia dianggap meremehkan profesi seseorang, dalam hal ini MC dan jurnalis. Meski begitu, sejumlah netizen di Twitter berusaha meluruskan pernyataan Ganjar.

Salah satunya datang dari Cheryl Tanzil yang merupakan juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

"Tidak ada yang salah dengan profesi Master of Ceremony (MC). Saya yakin Pak Ganjar juga mikir gini," tulis Cheryl Tanzil dalam unggahannya di akun Twitter miliknya, @Cheryl Tanzil.

Hal ini juga dikomentari akun @sindoe yang menuliskan bahwa konteks yang dibicarakan Ganjar Pranowo adalah diharapkan 10 besar lulusan terbaik itu menjadi dosen, agar produk lulusannya berkualitas. Dia juga mengungkapkan keheranannya kenapa pernyataan itu diekspos sebagai hal yang merendahkan.

3 dari 3 halaman

Ganjar Dibacem Netizen karena Dianggap Menghina Profesi MC dan Jurnalis

Meski Ganjar disebut tidak bermaksud merendahkan profesi tertentu, banyak warganet sudah menganggap pria berusia 54 tahun itu sudah melakukan blunder.

"Ga solutif, merendahkan profesi, semua orang kecewa,” komentar seorang warganet.

"Merendahkan SDM RI tak mampu bersaing dgn TKA China lalu menyepelekan profesi MC & jurnalis. Makin kelihatan watak aslinya,” ujar warganet lainnya mengkaitkan dengan komentar Ganjar sebelumnya yang menilai tenaga kerja Indonesia sulit bersaing dengan TKA dari China.

"Apa masalahnya lulusan terbaik jadi MC atau jurnalis, ekspresi Najwa nampak kesal. Ini jelas blunder apa pantas calon pemimpin merendahkan profesi orang lain!" cuit warganet lainnya.

"Awalnya menghina MC, kemudian menghina jurnalis,” timpal warganet lainnya.

"Selesai stand up nya pandji mba nana keliatan masih kesel loh pas ngajak pandji ngobrol sebelum turun panggung, untung setelah itu sesi nya pak prabowo cukup menghibur kita semua," komentar warganet lainnya.