Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PSSI Erick Thohir angkat bicara menjelang satu tahun tragedi Kanjuruhan, pada 1 Oktober mendatang. Dia mengatakan, pihaknya bakal terus melakukan upaya pemulihan keluarga korban.
Selain itu, Ia menjamin pintu komunikasi mereka tetap terbuka. Namun yang barus dipahami semua pihak, kata dia, wewenang PSSI yang terbatas.
Baca Juga
“Tentu saya prihatin, kami tetap mendukung perbaikan para korban dengan wilayah-wilayah yang kami mampui. Dan kami terus, kalau ada apa-apa kita diskusi, tapi jangan menjadikan kota orang lain. Kita harus sama-sama memperbaiki yang sudah ada,” ujarnya di Surabaya, Sabtu (30/9/2023).
Advertisement
Erick mengaku sudah melakukan sejumlah upaya untuk para keluarga korban. Namun ia mengakui, hal itu tak bisa menghapus duka yang dirasakan.
“Apapun yang kami lakukan untuk keluarga yang ditinggalkan, tidak pernah menghilangkan kedukaannya,” ucapnya.
Erick mengungkapkan, salah satu yang dilakukannya adalah memberikan bantuan kepada para keluarga korban. Erick mengklaim, hal itu bahkan sudah dijalaninya sebelum terpilih jadi Ketum PSSI.
“Saya rasa pemerintah daerah pada saat peristiwa Kanjuruhan itu, ya Bu [Gubernur Jawa Timur] Khofifah, Pemkab Malang, pemerintah pusat, sudah mendorong bantuan. Saya pun sebelum jadi ketua PSSI sudah mendorong bantuan,” ujarnya.
Tuntutan Keluarga Korban
Erick menyebut, salah satu tuntutan dari keluarga korban adalah proses hukum terhadap orang-orang yang bertanggung jawab atas tragedi. Hal tersebut pun, kata dia, sudah ditangani oleh Mahkamah Agung di tingkat kasasi.
“Tentu tuntutan dari para korban itu kan hukum, nah memang MA sudah mengambil posisi itu,” ucapnya.
Sesuai dengan wewenang PSSI, kata Erick, saat ini pihaknya sedang bekerja mewujudkan transformasi sepak bola Indonesia pasca-Tragedi Kanjuruhan. Mulai dari mendorong renovasi stadion, perbaikan kualitas wasit, hingga membentuk Komite Ad Hoc Suporter.
Advertisement