Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menilai, saat ini politik hanya digunakan untuk penggalangan kekuatan dengan tujuan mendapatkan kekuasaan. Sehingga berbagai cara dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
"Politik itu seringkali hanya dilihat sebagai penggalangan kekuatan untuk mendapatkan kekuasaan politik belaka. Berbagai cara pun dilakukan," ujar Megawati saat penutupan Rakernas IV PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023).
Baca Juga
Megawati menyoroti fenomena berbagai cara dilakukan untuk menggapai kekuasaan. Seperti menawarkan jabatan strategis, memberikan privilege kebijakan untuk menguntungkan diri sendiri dan kelompoknya, hingga menjanjikan hal yang tidak rasional.
Advertisement
"Kalau kita melihat ada yang dengan menawar-nawarkan jabatan strategis tertentu, ada pula yang memberikan privilege kebijakan yang menguntungkan diri sendiri atau kelompoknya, ada yang menawarkan hal-hal yang sebenarnya tidak rasional namun dianggap wajar demi meraih kekuasaan," ujar presiden kelima RI ini.
Megawati mengingatkan kepada kadernya bahwa PDIP merupakan partai ideologis. Sebagai organisasi politik harus mengabdi kepada bangsa dan negara.
"Kita ini partai ideologis artinya adalah tujuannya ada. Jadi kita ini harusnya sudah semua mengerti bahwa kewajiban kita sebagai organisasi politik adalah mengabdi kepada bangsa dan negara," ujarnya.
"Dalam aplikasinya adalah yang tidak bosan saya katakan turun ke bawah bertemu dengan akar rumput," ucap Ketum PDIP ini.
Â
Tidak Ada Makan Siang Gratis
Megawati mengatakan, saat ini sudah banyak dianggap lumrah cara-cara melanggengkan kekuasaan. Sering kali didengar ujaran 'tidak ada makan siang gratis'.
"Tetapi kalau yang dilihat sekarang apa yang terjadi saat ini barangkali sudah dianggap lumrah dengan berbagai pembenaran seperti yang saya suka dengar itu 'tidak ada makan siang gratis'," ujarnya.
Apalagi perilaku politik hari ini terus dilanjutkan maka akan melahirkan ketidakpercayaan.
"Sekiranya hal ini menjadi kultur, maka politik akan melahirkan distrust, distrust itu krisis kepercayaan. Nah ini bagaimana kita apakah juga mau menjadi sebuah organisasi politik yang demikian," ujar Megawati.
Â
Reporter: Ahda Bayhaqi
Merdeka.com
Advertisement