Sukses

Usai Resmikan Whoosh, Jokowi Segera Matangkan Proyek Kereta Cepat Bandung-Surabaya

Jokowi menyebut, studi dari pemrakarsa proyek kereta cepat Bandung-Surabaya mungkin akan selesai dalam dua minggu ini.

Liputan6.com, Jakarta - Kereta cepat Jakarta-Bandung yang diberi nama Whoosh telah diresmikan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Setelah Whoosh diuji coba beberapa kali, presiden mengaku tidak menemukan kendala berarti untuk dievaluasi.

"Sementara ini tidak ada (evaluasi)," kata Jokowi di Stasiun Padalarang, Bandung, Jawa Barat, Senin (2/10/2023).

Atas dasar keyakinan tersebut, Jokowi pun optimistis Indonesia bisa memperlebar proyek kereta cepatnya lebih jauh lagi hingga Surabaya, Jawa Timur.

"Kereta cepat dari Bandung ke Surabaya mungkin dalam dua minggu ini studinya dari pemrakarsa akan selesai," yakin Jokowi.

Jokowi menjelaskan, setelah studi dari pemrakarsa selesai maka akan dilanjutkan dengan studi oleh pemerintah. Nantinya, setelah dikalkulasi barulah pemerintah bisa memutuskan kelanjutan proyek kereta cepat Bandung-Surabaya.

"Kemudian akan kita lanjutkan dengan studi dari kita sendiri, studi lanjutan, setelah hitung-hitungan kalkulasi selesai baru diputuskan. Tahapannya dari dulu seperti itu," kata Jokowi menandasi.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan instruksi kepada jajarannya untuk melanjutkan proyek Kereta Cepat hingga ke Surabaya.

Arahan itu diberikan saat Jokowi menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dari Stasiun Halim ke Stasiun Tegalluar pada Rabu (13/9/2023) pagi. Namun, Luhut menjelaskan bahwa perpanjangan proyek Kereta Cepat hingga Surabaya sejauh ini masih dalam proses studi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tarif Whoosh Masih Digodok

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan, tarif kereta cepat Jakarta-Bandung atau yang kini dinamakan Whoosh masih digodok. Menurut dia, angka ideal untuk tarif akan berada di kisaran Rp250-350 ribu per tiket.

Namun Presiden Jokowi menegaskan, pemerintah bukan bicara untung rugi soal penentuan tarif. Sebab, dia ingin hadirnya kereta cepat lebih mengedepankan pelayanan terhadap rakyat.

"Yang paling penting rakyat dilayani dengan baik, rakyat dilayani dengan cepat karena fungsi transportasi massal ada di situ. Bukan untung dan rugi," ujar Jokowi di Stasiun Padalarang, Bandung, Senin (2/10/2023).

Jokowi memberi contoh, pada moda transportasi MRT diketahui sumber dana pembangunannya adalah subsidi dari pemerintah DKI Jakarta senilai Rp 800 miliar untuk jalur yang beroperasi saat ini.

Dia menilai, angka tersebut bukan bertujuan untuk kembali dengan sejumlah keuntungan, namun lebih kepada cara pemerintah memberikan layanan terbaik bagi warganya.

"MRT kita tau semuanya, MRT itu subsidi dari pemerintah DKI itu Rp800 miliar. itu baru jalur 1 jalur pendek. Nanti semakin panjang tapi itu memang fungsi pemerintah memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan transportasi massal sehingga tidak semuanya naik mobil pribadi atau naik kendaraan pribadi," ungkap Presiden Jokowi.

Jokowi pun memastikan, apa yang dilakukan sudah berkaca dengan negara yang memiliki moda transportasi yang maju. Artinya, kata dia, pemerintah sudah menghitung dan mengatur bagaimana skema pendanaan untuk moda transportasi anyar yang dimiliki Indonesia.

"Jadi di semua negara ya seperti itu, LRT itu coba dicek. Kita mempunyai skema yang berbeda-beda. MRT dengan Jepang, pendanaan dengan Jepang, konstruksi juga dengan Jepang. LRT semuanya dari dalam, dari INKA, dari WIKA. kereta cepat beda lagi skemanya. jadi berbeda-beda," papar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.