Sukses

Fakta Meja yang Diduga Digunakan Siswi SDN 06 Pesanggrahan Lompat dari Lantai 4

Polisi masih menyelidiki kasus kematian siswi SDN 06 Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan usai melompat dari lantai 4 gedung sekolah. Hingga saat ini, polisi belum bisa menyimpulkan motif tindakan siswi kelas 6 SD tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi masih mendalami penyebab meninggalnya siswi kelas VI SDN 06 Pesanggrahan, Jakarta Selatan setelah lompat dari lantai 4 gedung sekolah.

Fakta baru terungkap dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) lanjutan yang dilakukan oleh jajaran penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan bersama Polsek Pesanggrahan.

Wakil Kasatreskrim Polres Jakarta Selatan yang juga menjabat Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Henrikus Yossi menerangkan, salah satunya terkait temuan meja di lokasi kejadian.

"Dari hasil olah TKP kami, ada meja, itu memang posisinya berada di situ. Jadi bukan almarhum itu mengambil, tapi memang meja itu berada di situ," kata Yossi kepada wartawan, Selasa (3/10/2023).

Sedikitnya hingga kini sudah ada 12 orang saksi yang dimintai keterangan terkait kasus kematian siswi kelas 6 SD ini. Henrikus menyampaikan, 12 orang saksi terdiri dari 6 orang siswa dan siswi pelajar SDN 06 Petukangan Utara, serta 3 orang pelajar dari SDN 07 Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Dalam hal ini, penyidik hendak mencari tahu kebiasaan korban selama berada di lingkungan sekolah.

"Pemeriksaan terhadap saksi-saksi itu kami untuk menggali dari pihak sekolah, teman-temannya, pun pihak keluarga, tujuan kami adalah untuk menggali bagaimana keseharian almarhumah di sekolah dengan teman-temannya," ujar dia.

Henrikus menegaskan, motif kasus siswi SD lompat dari lantai 4 gedung sekolah ini masih belum bisa disimpulkan. "Saat ini masih terus kami dalami perihal motif yang bersangkutan sehingga terjadi peristiwa tersebut," ujar dia.

 

2 dari 4 halaman

Kronologi Siswi SD Lompat dari Lantai 4 Gedung Sekolah

Sebelumnya, Wakil Kasatreskrim Polres Jakarta Selatan yang juga menjabat Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Henrikus Yossi menyampaikan, kronologi detik-detik sebelum kejadian pada 26 September 2023.

Korban bersama rekan-rekannya mengikuti kegiatan rutin yang dinamakan pembiasaan. Adapun, pada hari itu pembiasaan untuk penampilan drama atau teatrikal dimulai pada pukul 06.30 WIB.

"Itu ada kegiatan pembiasaan. Nah seluruh siswa dari kelas 1 sampai kelas 6, itu melakukan pembiasaan," kata Henrikus kepada awak media, Senin (2/10/2023).

Henrikus menerangkan, siswa berbaris sesuai kelas masing-masing. Begitu korban berbaris dengan rekan-rekan sekelasnya. Henrikus mengatakan, ketika itu sempat terjadi dorong-mendorong di antara teman sekelas.

"Nah atas peristiwa tersebut, kemudian hal ini dilaporkan kepada wali kelas. Kemudian wali kelas memanggil korban dengan salah satu temannya untuk menengahi atau menasihati," ujar dia.

 

3 dari 4 halaman

Korban Pergi ke Kamar Mandi

Henrikus mengatakan, murid-murid saling bersalaman setelah dinasehati oleh wali kelas. Seusai kejadian itu, korban pergi ke kamar mandi dan tidak kembali ke kelas.

Tak lama kemudian, korban ditemukan dalam kondisi sudah tergeletak di lantai dasar pada pukul 07.45 WIB.

"Setelah itu dapat kabar dari guru di kelas sebelahnya bahwa almarhum ditemukan sudah posisi berada di lantai dasar," ujar dia.

 

4 dari 4 halaman

Polisi Kaitkan dengan Peristiwa Dorong-dorongan

Henrikus mengatakan, pihaknya masih terus medalami keterkaitan antara tindakan korban dengan peristiwa dorong-dorongan itu. Hasil pemeriksaan sementara, dorong-dorongan terjadinya spontan saja.

"Tidak selalu dan tidak sering terjadi seperti itu. Itu rangkaian peristiwa yang memang terjadi sebelum peristiwa almarhum ini jatuh. Tetapi kami masih terus mendalami apakah itu sebenarnya motifnya atau bukan. Itu hanya spontanitas saja di antara teman-teman sekelas, bercanda dan sebagainya," ujar dia.