Kasus pembunuhan yang menimpa pengusaha komputer asal Bekasi, Imam Assyafii (31) terus diusut pihak kepolisian. Setelah membunuh, tersangka berinisial TD (39) dan IW (34) diketahui mengambil uang dalam ATM korban, serta menggunakan kartu debit korban untuk bertransaksi emas di sebuah pusat pembelanjaan di Jakarta Pusat.
"Setelah meninggalkan mayat korban dalam bagasi mobil di parkiran bandara, tersangka TD dan IW pergi naik menuju ITC Mangga Dua menggunakan taksi. Sekitar jam 15.00 WIB, IW mengambil uang dari ATM korban sebanyak Rp 10 juta dalam 4 kali penarikan. Masing-masing Rp 2,5 juta," kata Kasubdit Jatantras Polda Metro Jaya AKBP Helmi Santika di Jakarta, Kamis (21/3/2013).
Tak hanya mengambil uang tunai, pelaku selanjutnya membeli kalung emas di salah satu toko yang ada di ITC Mangga Dua. "Dengan debit ATM korban, pelaku membeli perhiasan seharga Rp 40 juta rupiah," ucap Helmi.
Dia menjelaskan, pelayan toko emas itu mengaku sudah curiga melihat gerak-gerik pelaku ketika hendak membeli emas. "Pelayan tersebut sudah curiga. Sebab IW saat masuk toko sempat tengok kanan kiri. Keganjilan lainnya, biasanya kalau orang yang punya ATM langsung pencet PIN. Tapi ini bolak-balik lihat HP dulu, seperti tidak hapal," ujar Helmi.
Penggunaan ATM korban oleh pelaku, imbuh Helmi, dapat terjadi sesaat sebelum keluarga korban menyadari korban telah menghilang. "Keluarga sempat blokir, tapi tersangka ambil sebelum diblokir keluarga. Hal itu dilakukan karena tahu korban hilang," ungkapnya.
Sebelumnya jenazah Imam Assyafii ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Tangan dan kakinya terikat, serta mulut tersumpal. Imam ditemukan di bagasi mobil yang terparkir di area terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta, pada Senin malam (18/3) sekitar pukul 23.00 WIB
Penyelidikan polisi mengungkap 3 pelaku, masing-masing berinisial TD (39) berperan sebagai otak pembunuhan sekaligus orang yang meminta PIN korban dengan mengancam. Kemudian IW atau AS atau EN (34) yang menjeratkan kawat sling ke leher korban. Pelaku lainnya adalah AQ (23) yang menjadi penadah hasil kejahatan yang dilakukan TD dan IW. (Sah)
"Setelah meninggalkan mayat korban dalam bagasi mobil di parkiran bandara, tersangka TD dan IW pergi naik menuju ITC Mangga Dua menggunakan taksi. Sekitar jam 15.00 WIB, IW mengambil uang dari ATM korban sebanyak Rp 10 juta dalam 4 kali penarikan. Masing-masing Rp 2,5 juta," kata Kasubdit Jatantras Polda Metro Jaya AKBP Helmi Santika di Jakarta, Kamis (21/3/2013).
Tak hanya mengambil uang tunai, pelaku selanjutnya membeli kalung emas di salah satu toko yang ada di ITC Mangga Dua. "Dengan debit ATM korban, pelaku membeli perhiasan seharga Rp 40 juta rupiah," ucap Helmi.
Dia menjelaskan, pelayan toko emas itu mengaku sudah curiga melihat gerak-gerik pelaku ketika hendak membeli emas. "Pelayan tersebut sudah curiga. Sebab IW saat masuk toko sempat tengok kanan kiri. Keganjilan lainnya, biasanya kalau orang yang punya ATM langsung pencet PIN. Tapi ini bolak-balik lihat HP dulu, seperti tidak hapal," ujar Helmi.
Penggunaan ATM korban oleh pelaku, imbuh Helmi, dapat terjadi sesaat sebelum keluarga korban menyadari korban telah menghilang. "Keluarga sempat blokir, tapi tersangka ambil sebelum diblokir keluarga. Hal itu dilakukan karena tahu korban hilang," ungkapnya.
Sebelumnya jenazah Imam Assyafii ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Tangan dan kakinya terikat, serta mulut tersumpal. Imam ditemukan di bagasi mobil yang terparkir di area terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta, pada Senin malam (18/3) sekitar pukul 23.00 WIB
Penyelidikan polisi mengungkap 3 pelaku, masing-masing berinisial TD (39) berperan sebagai otak pembunuhan sekaligus orang yang meminta PIN korban dengan mengancam. Kemudian IW atau AS atau EN (34) yang menjeratkan kawat sling ke leher korban. Pelaku lainnya adalah AQ (23) yang menjadi penadah hasil kejahatan yang dilakukan TD dan IW. (Sah)