Liputan6.com, Surakarta Gerakan Pangan Murah (GPM) yang dihelat Badan Pangan Nasional, BUMN, BUMD dan gabungan kelompok tani di Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta, menyedot perhatian masyarakat dan buruh. Mereka langsung menyerbu sejumlah bahan pangan yang ditawarkan.
Dari hasil pantauan di lapangan, 3 ton beras yang dibawa Bulog dengan bandrol harga Rp 10.200/ kg, ludes dalam waktu sekejap. Demikian pula 1.5 ton beras, 0.5 ton gula pasir dan 500 liter minyak goreng yang dibawa PT Pedaringan, dalam waktu kurang dari tiga jam, sudah habis.
Baca Juga
"Seperti Bulog yang cukup banyak menurunkan, sampai 4 ton beras. Alhamdulillah tadi 3 ton sudah habis. Tapi masih banyak tadi ya, masyarakat masih antusias dan juga ada beberapa komoditi lainnya," tutur Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana usai memantau gerakan pangan murah di di Kecamatan Pasar Kliwon dan PT Sritex, Rabu (04/10/2023).
Advertisement
Komiditas yang Terdampak Kenaikan Harga
Nana menyampaikan, kekeringan menjadi salah satu faktor berkurangnya pasokan pangan, sehingga menyebabkan kenaikan harga.
Komoditi yang kenaikan harganya cukup terasa adalah beras dan gula pasir. Harga beras medium berada di kisaran Rp. 13.000/ kg dan beras premium per kilo hampir Rp15.000.
Sedangkan gula pasir rata-rata Rp 14.500/ kg. Kenaikan harga dua komoditas itu, menjadi pemicu inflasi. Inflasi Jateng September 2023 berada di angka 0.41%. Angka inflasi ini lebih tinggi jika dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 0.03%. Apabila dibandingkan dengan September tahun lalu, inflasi tahun ini mencapai 2,49%. Kondisi ini terjadi hampir merata di seluruh Indonesia.
"Ada kenaikan inflasi dan ini hampir merata di seluruh Indonesia. Kami kemudian melakukan kolaborasi bersama Bapanas, kemudian juga dari BUMN, dalam hal ini Bulog, kemudian dari BUMD dan sampai kepada pengusaha pangan khususnya, dan gapoktan, untuk kita melakukan gerakan pasar (pangan) murah," jelasnya.
GPM yang dilaksanakan 4 Oktober 2023 ini, lanjutnya, tidak hanya digelar di Surakarta. Tetapi juga serentak dilakukan di 5 kabupaten lain, di wilayah Solo Raya. Yakni di Kabupaten Sukoharjo yang dipusatkan di PT Sritex, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali.
Melalui pelaksanaan GPM yang gencar, imbuhnya, akan membantu masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah, untuk bisa menjangkau harga pangan. GPM juga akan bisa mengintervensi harga pangan menjadi lebih stabil.
Â
(*)
Advertisement