Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, nama Dini Sera Afrianti tengah jadi perbincangan di media sosial. Sebab, diketahui Dini Sera Afrianti diduga menjadi korban penganiayaan sang pacar anak anggota DPR RI fraksi PKB Gregorius Ronald Tannur (31) hingga tewas.
Perempuan berumur 29 tahun tewas di Blackhole KTV Surabaya, Jawa Timur. Namun rupanya, sebelum meninggal dunia, perempuan yang karib disapa Andini sempat mengunggah video singkat di akun Tiktok pribadinya @bebyandine.
Baca Juga
"Ceweknya mati-matian jaga hati buat cowoknya, eh cowoknya mati-matian buat matiin ceweknya. Chuakss," tulis Dini Sera Afrianti alias Andini menyertai unggahan video terakhirnya di akun Tiktok pribadinya @bebyandine.
Advertisement
Polrestabes Surabaya pun terus menyelidiki kematian Andini.
"Andini dinyatakan meninggal dunia sesampainya di rumah sakit, setelah diantar kekasih dan sejumlah temannya pada dini hari tadi," kata Waka Satreskrim Polrestabes Surabaya Komisaris Polisi (Kompol) Teguh Setyawan, Jumat (6/10/2023).
Beberapa jam sebelum kematiannya, Dini dan kekasihnya terlihat cekcok, saat bersama sejumlah teman lainnya menghabiskan malam di suatu tempat hiburan di kawasan Surabaya Barat.
Kompol Teguh menginformasikan, berdasarkan keterangan saksi yang telah dihimpun polisi, cekcok pasangan kekasih ini berlanjut hingga di parkiran apartemen tempat tinggal korban dan bahkan sempat ditinggalkan, sebelum kemudian dilarikan ke rumah sakit.
"Sejumlah saksi menyatakan telah melakukan pertolongan kompresi dada atau CPR. Tapi karena tidak ada perubahan akhirnya cepat-cepat dibawa ke rumah sakit. Ternyata sampai di rumah sakit dinyatakan sudah meninggal dunia," kata Teguh.
Untuk mendukung proses penyelidikan, polisi telah melakukan autopsi terhadap jenazah korban.
Berikut sederet fakta terkait perempuan bernama Dini Sera Afrianti menjadi korban penganiayaan sang pacar anak anggota DPR RI fraksi PKB Gregorius Ronald Tannur (31) hingga tewas dihimpun Liputan6.com:
Â
1. Sempat Unggah Video Terakhir di TikTok
Nama Dini Sera Afrianti tengah jadi perbincangan setelah kematiannya yang mengenaskan. Perempuan berumur 29 tahun tewas di Blackhole KTV Surabaya diduga karena dianiaya kekasihnya.
Sebelum meninggal dunia, perempuan yang karib disapa Andini sempat mengunggah video singkat di akun Tiktok pribadinya @bebyandine.
Dalam video tersebut, Dini Sera Afrianti menyematkan tulisan 'Ceweknya mati-matian jaga hati buat cowoknya, eh cowoknya mati-matian buat matiin ceweknya. Chuakss' di dalam unggahan terakhirnya.
Unggahan Dini pun ramai dikomentari warganet. Seorang warganet bahkan mengaku kaget ternyata kata-kata yang ditulis oleh Andini dalam video tersebut akhirnya benar-benar terjadi.
"Kaget pas lihat kata-katanya jadi beneran," tulis salah satu netizen.
"Kata-katanya bikin nyesek dan kejadian beneran meninggal di tangan yang dicintai," komentar warganet lainnya.
"Definisi perkataan adalah doa," timpal pengguna Tiktok.
Â
Advertisement
2. Polisi Periksa 15 Saksi
Polrestabes Surabaya terus menyelidiki kematian Dini Sera Afrianti (SDA) atau akrab disapa Dini, yang diduga tidak wajar.
Perempuan berusia 29 tahun itu diketahui kekasih pemuda berinisial R, yang disebut anak seorang pejabat DPR RI.
"Andini dinyatakan meninggal dunia sesampainya di rumah sakit, setelah diantar kekasih dan sejumlah temannya pada dini hari tadi," kata Waka Satreskrim Polrestabes Surabaya Komisaris Polisi (Kompol) Teguh Setyawan, Jumat (6/10/2023).
Beberapa jam sebelum kematiannya, Dini dan kekasihnya terlihat cekcok, saat bersama sejumlah teman lainnya menghabiskan malam di suatu tempat hiburan di kawasan Surabaya Barat.
Kompol Teguh menginformasikan, berdasarkan keterangan saksi yang telah dihimpun polisi, cekcok pasangan kekasih ini berlanjut hingga di parkiran apartemen tempat tinggal korban dan bahkan sempat ditinggalkan, sebelum kemudian dilarikan ke rumah sakit.
"Sejumlah saksi menyatakan telah melakukan pertolongan kompresi dada atau CPR. Tapi karena tidak ada perubahan akhirnya cepat-cepat dibawa ke rumah sakit. Ternyata sampai di rumah sakit dinyatakan sudah meninggal dunia," ujarnya.
Untuk mendukung proses penyelidikan, polisi telah melakukan autopsi terhadap jenazah korban. Kompol Teguh menggambarkan di sejumlah bagian tubuh korban ditemukan luka lecet.
"Shubuh tadi telah dilakukan proses atopsi. Mudah-mudahan hasilnya nanti dapat mendukung proses penyelidikan," katanya.
Sementara polisi juga telah memeriksa sebanyak 15 saksi, termasuk salah satunya adalah kekasih korban. Waka Satreskrim Kompol Teguh Setyawan menyebut saksi-saksi yang dimintai keterangan adalah orang-orang mulai dari tempat hiburan malam hingga di apartemennya.
"Termasuk kekasih korban yang juga mengantarkan ke rumah sakit juga kami mintai keterangan. Sementara kami belum menetapkan tersangka. Namun bisa jadi di antara para saksi ini nantinya akan ditetapkan sebagai tersangka," ucap Teguh.
Â
3. Pelaku Diduga Anak Anggota DPR, Andini Ditendang dan Dipukul Sejak di Ruang Karaoke
Kuasa hukum keluarga korban Dini Sera Afrianti (SDA) atau akrab disapa Dini, Dimas Yemahura mengungkapkan, dugaan penganiayaan yang berujung kematian kliennya itu diterima korban sejak berada di room sebuah tempat karaoke di Surabaya.
Penganiayaan terus berlanjut hingga korban keluar dari ruangan karaoke.
Dimas menambahkan, terduga pelaku mengajak korban keluar ruangan dan bersitegang di sepanjang perjalanan menuju parkir mobil. Di parkiran ini lah korban diduga kembali mengalami penganiayaan.
"Penganiayaannya dimulai dari di room itu sudah ditendang dipukul," ujar Dimas, di Surabaya.
Â
Advertisement
4. Kronologi Tewasnya Dini Sera Afrianti
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Damar Indonesia, Dimas Yemahura Alfarauq menceritakan tentang kematian kliennya, Dini Sera Afrianti (29) alias Andin atau Dini asal Sukabumi, Jawa Barat, yang diduga dilakukan oleh teman lelakinya, berinisial GRT (31), anak seorang anggota DPR RI asal Nusa Tenggara Timur.
Diman menjelaskan, pada Rabu malam 4 Oktober 2023, korban mendapat undangan party di room VIP di Blackhole KTV Club Surabaya. Dia berangkat menghadiri undangan tersebut bersama sang pacar tersebut. Sesampainya di lokasi, mereka menikmati musik di sebuah room VIP sambil menenggak minuman keras (Miras).
Dalam kondisi sudah mabuk, Andin dan Ronald cek-cok di dalam room hingga berujung penganiayaan. Andin diduga mendapat beberapa kali tendangan dari Ronald sehingga mengalami memar di paha. Saat itu korban sempat mengirim voice note (rekaman suara) pada salah satu kerabatnya.
"Korban ini datang bersama R dalam sebuah undangan party di Blackhole KTV. Sebelum meninggal, sempat mengirim voice note, Saya gak tahu salah apa, tapi ditendang terus sama dia. Voice note-nya sudah ter-transmisi ke kami," ujar Dimas, Jumat (6/10/2023).
Dimas melanjutkan, penganiayaan berlanjut hingga di luar room. Saat menuju parkiran basement Lenmarc Mall, Andin disebut sempat ditendang Ronald hingga tersungkur di tangga.
Setibanya di parkiran basement Lenmarc Mall, diduga penganiayaan berlanjut. Dalam foto yang beredar nampak ada luka bekas terseret dan luka memar dari jejak terlindas ban mobil.
Â
5. Sempat Dirujuk ke RSUD dr Soetomo
Dalam kondisi kritis tak berdaya, tubuh Andin dibiarkan tergeletak begitu saja di lantai basement parkiran mobil Lenmarc Mall. Ronald sendiri menghilang entah kemana. Ada yang menyebut anak anggota DPR RI ini balik lagi ke room VIP Blackhole KTV untuk beberapa saat.
Setelah kembali, Ronald memasukkan Andin ke dalam mobil. Namun bukannya di kursi penumpang, malah digeletakkan di bagasi.
"Jadi menurut cerita sekuriti di basement Blackhole KTB, korban ini dijatuhkan terduga pelaku untuk sengaja ditinggalkan. Pelaku juga sempat memasukkan korban ke dalam bagasi kemudian dibawa R," ucap Dimas.
Parahnya lagi, meskipun tahu kondisi Andin sudah kritis, Ronald bukannya melarikan ke rumah sakit namun malah membawa pulang ke apartemen tempat tinggalnya, di Orchard Tanglin, Pakuwon.
Aktivitas Ronald mengeluarkan tubuh Andin dari bagasi itu diketahui sejumlah orang. Melihat kondisi korban dalam posisi darurat pertolongan medis, orang-orang menyarankan untuk segera dibawa ke RS National Hospital.
Namun belum sampai di UGD RS National Hospital, petugas medis yang melakukan pemeriksaan awal kondisi Andin menyatakan korban sudah tak bernyawa. Atas hal tersebut, pihak RS akhirnya merujuk jasad cewek rambut pirang itu ke kamar mayat RSUD dr Soetomo.
Â
Advertisement
6. Pengacara Sebut Sekuriti dan Petugas Parkir Mal Tahu Dini Dimasukkan Bagasi Mobil Saat Kritis Usai Dipukuli
Dimas mengungkapkan, pada saat di Blackhole KTV Club, kliennya sudah dianiaya oleh teman lelakinya berinisial GRT (31), yang diduga putra anggota DPR RI asal Nusa Tenggara Timur. Korban terjatuh di basement dengan sejumlah luka di badannya.
"Pada saat korban jatuh itu, GRT malah berupaya untuk meninggalkan begitu saja di lokasi. Korban kemungkinan masih dalam keadaan kritis pada waktu itu," ujar Dimas.
Kejadian penganiayaan tersebut, kata Dimas, diketahui oleh sekuriti mal dan dia menegur pelaku agar diurus dulu korban sebelum meninggalkan TKP.
"Yang disesalkan, GRT memasukkan tubuh korban ke bagasi mobil. Dan saat memasukkan ke bagasi dilihat oleh sekuriti dan petugas parkir tahu, ini yang disesalkan," ucapnya.
Dimas mengatakan, seharusnya ada upaya preventif pencegahan di lokasi terhadap korban. Setelah itu, korban dibawa ke apartemen oleh pelaku dan kawan-kawannya.
Sampai di apartemen kondisi korban semakin memburuk dan hilang kesadaran total. Kemudian dibawa oleh pelaku dibantu petugas keamanan dan sempat mengecek keadaan korban yang memburuk lalu memanggil pengelola apartemen dan membawanya ke rumah sakit.
Sampai di rumah sakit, lanjut Dimas, oleh dokter Andin dinyatakan sudah meninggal dunia 30 menit yang lalu. Jadi kalau dihitung ke belakang kemungkinan korban di Blackhole KTV Club korban sudah kritis dan meninggal dunia.
"Korban sempat dibawa ke kamar dan sempat terjadi penganiayaan. Ada bekas-bekas luka memar di badannya korban. Kami mendapatkan informasi dari tetangga apartemen melihat korban dipukuli. Bisa dilihat dan di dengar oleh tetangga, namun siapa tetangga itu saat ini masih dalam penyelidikan polisi," ungkap Dimas.
Â
7. Gregorius Ronald Tannur Anak Anggota DPR Resmi Jadi Tersangka Penganiayaan
Polrestabes Surabaya menetapkan anak anggota DPR RI fraksi PKB, Gregorius Ronald Tannur menjadi tersangka penganiayaan hingga menyebabkan meninggal dunia Dini Sera Afrianti (29) wanita asal Sukabumi, Jawa Barat.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Pasma Royce mengungkapkan, tersangka yang tak lain merupakan pacar korban ini dijerat pasal 351 ayat 3 KUHP dan atau pasal 359 KUHP dengan ancaman maksimal 12 tahun penjara.
"Tersangka dijerat pasal 351 dan atau 359 KUHP, tentang penganiayaan yang menyebabkan meninggalnya orang. Status pelaku dari saksi ditetapkan sebagai tersangka, berdasarkan proses gelar perkara," ujar Kombes Pasma di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (6/10/2023).
Kombes Pasma mengaku juga telah menyita sejumlah barang bukti, di antaranya pakaian yang dikenakan oleh pelaku dan korban saat kejadian, botol minuman dan sejumlah rekaman CCTV.
Dari kertas barang bukti, tertulis jelas nama Gregorius Ronald Tannur. "Saat ini tersangka sudah dilakukam penahanan di Mapolrestabes Surabaya," ucap Kombes Pasma.
Advertisement