Sukses

Ikhtiar Kesembuhan Sampai ke Negeri Jiran

Beragam alasan pasien-pasien dari Indonesia rela terbang jauh ke Negeri Jiran Malaysia berharap kesembuhan. Simak perjalanan Liputan6.com di Penang dan Kuching tentang wisata kesehatan di Malaysia.

Liputan6.com, Jakarta - Agam (52) dan Dinda (45) menaruh harapan ketika pesawat yang membawanya terbang dari Bandara Soekarno-Hatta ke Pulau Penang, Malaysia, lepas landas. Kesembuhan sang istri atas penyakit yang diderita adalah harapan itu. Bukan tanpa sebab pasangan suami-istri ini harus menempuh jarak ribuan kilometer ke negara tetangga untuk mencari kesembuhan.

"Ini karena faktor trust (kepercayaan) saja," kata Agam memulai obrolan dengan Liputan6.com, Selasa 3 Oktober 2023. Kebetulan saya beserta Agam dan Istri duduk bersebelahan di deret kursi nomor 12 maskapai.

Sang istri Dinda, menurut Agam, sudah menjalani pengobatan dari rumah sakit ke rumah sakit di Indonesia. Empat rumah sakit sudah didatangi untuk upaya kesembuhan sakit lambung Dinda yang dirasakan dua tahun belakangan ini.

"Terakhir kami coba ke pengobatan alternatif. Tapi tidak ada juga perubahan," beber Agam.

Agam tidak patah arang. Segala informasi dia kumpulkan terkait pengobatan-pengobatan profesional demi kembali sehatnya istri tercinta. Teman-teman semasa kuliah dulu di Aceh dan Sumatera Utara lantas merekomendasikan Malaysia sebagai tujuan berobat, maklum jarak Aceh dan Medan lebih dekat ke Malaysia ketimbang terbang ke Jakarta.

Agam tidak begitu saja percaya. Dia mempelajari informasi itu dan melihat bukti kesembuhan teman-temannya ketika berobat ke beberapa negara bagian di Malaysia seperti Kuala Lumpur, Johor, Kuching, dan Penang.

"Mereka sembuh setelah berobat ke sana. Dan seterusnya kalau mereka sakit atau sekedar check up kesehatan teman-teman pergi ke Malaysia," tutur Agam.

Cerita dan pengalaman serta pengumpulan informasi itulah yang kemudian membuat Agam dan sang istri memutuskan untuk berobat di Penang. Selain itu, Agam juga mempertimbangkan ratusan butir obat yang sudah istrinya telan selama pengobatan berlangsung. Dia khawatir obat-obat itu justru nantinya berpengaruh terhadap kondisi sang istri karena tak kunjung menjumpai kesembuhan.

"Kalau di Penang katanya kalau tidak perlu obat ya tidak perlu diresepi. Kalaupun perlu obat ya tidak sedemikian banyak sampai bertumpuk-tumpuk seperti pengobatan saat ini, " tutur Agam.

<p>Sejumlah warga Indonesia yang akan berobat ke Pulau Penang, Malaysia, Selasa (3/10/2023), tengah menunggu jemputan rumah sakit di Lounge MHTC di Bandara Penang. Setiap rumah sakit memberikan pelayanan antar-jemput pasien dan tidak dikenakan biaya tambahan. </p>

Harapan kesembuhan juga digantungkan seorang pasien asal Sidempuan, Sumatera Utara, Hari Santoso (37). Hari yang merupakan pendatang dari Jawa ini rela menembus belasan jam perjalanan darat dari kota yang berbatasan dengan Sumatera Barat untuk menuju ke Medan, selanjutnya dia menggunakan maskapai penerbangan untuk menuju ke Penang.

"Ongkos ke Penang murah Rp 400 ribu daripada harus ke Jakarta yang sejuta lebih," kata Hari saat ditemui Liputan6.com di Rumah Sakit Pusat Spesialis Loh Guan Lye, Pulau Pinang, Rabu (4/10/2023).

Rupanya bukan hanya harga tiket terjangkau yang menjadi faktor pilihan berobat ke negeri seberang. Hari yang duduk di kursi roda dan ditemani istri serta ibunya menuturkan alasan lain dirinya berobat ke Negeri Jiran, yaitu untuk mencari second opinion atas sakit yang dideritanya selama tiga bulan terakhir.

Dia menuturkan segala upaya menuju kesembuhan dengan berobat ke sebuah rumah sakit di Medan. Dokter di sana lalu mendiagnosa Hari mengalami penyumbatan aliran darah di belakang lututnya.

Sakitnya bukan kepalang sampai ke jari-jari kaki mengalami pembengkakan. Terhitung dua kali dia memeriksakan ke dokter yang mendiagnosanya tentang kemajuan pengobatan. Namun, dia tidak kunjung menjumpai kesembuhan tersebut.

Sampai pada akhirnya dia mendapatkan kabar dari dokter yang memeriksakannya selama ini bahwa dia harus menjalani amputasi kaki kanannya. Pikirannya mendadak kosong. Entah apa jadinya ketika dia harus merelakan satu kakinya diamputasi.

"Mas bisa membayangkan, saya yang harus menahan sakit tiba-tiba saya diminta amputasi kaki, makin sakit saya merasakannya. Terus terang saya tidak siap dengan kabar itu," tutur Hari lirih.

Dari situ Hari akhirnya memutuskan ke Penang untuk mencari second opinion terkait sakit yang diidapnya. Dia juga berkonsultasi dengan keluarganya tentang pengobatan di negara bagian Malaysia berjuluk Pulau Mutiara ini.

"Famili-famili banyak yang sebelumnya berobat ke Penang," ujar Hari. "Semuanya alhamdullilah diberikan kesembuhan dari sakit," Hari menambahkan.

Malaysia menawarkan wisata medis kepada para pelancong di sejumlah rumah sakit di Sarawak. Harga bersaing dengan Penang dan Kuala Lumpur tanpa meninggalkan kualitas menjadi andalan Sarawak.

Dalam perjalanan Liputan6.com dari Jakarta ke Kuching, Sabtu 24 Juni 2023, seorang ibu -sebut saja Regina, memilih berobat ke negara bagian Malaysia yang terletak di Pulau Borneo karena profesionalitas dokter di sana. Penilaian ini tentunya tidak asal merujuk, tapi berlandaskan pengalaman yang dia rasakan sendiri.

"Saya mencari second opinion. Di kita didiagnosa apa, di sini lain. Intinya profesionalitas," kata dia.

Regina tidak membeberkan sakit yang dideritanya. Namun yang pasti ketika dia divonis sakit berat pada 2015, mentalnya drop.

Perasaan campur aduk tak karuan. keluarganya lantas menyarankan dia pergi ke Sarawak untuk bertanya soal penyakitnya. Pertimbangan usulan tersebut adalah karena jarak terdekat dengan Pontianak. Dan dia dibuat terkejut ternyata hasil diagnosa yang dia terima jauh dari diagnosa awal.

"Saya seperti diberi harapan hidup lagi setelah mental drop," kata dia.

<p>Lounge Malaysia Healthcare yang akan memandu pasien-pasien internasional ke rumah sakit tujuan masing-masing yang ada di pintu keluar Bandara Internasional Penang. Lounge ini khusus bagi pasien-pasien yang sudah membuat janji berobat dengan rumah sakit yang akan dituju</p>

 

2 dari 4 halaman

Akses Kesehatan Terjangkau di Bawah Kontrol Pemerintah Malaysia

Beragam alasan diutarakan para pasien Indonesia yang memilih berobat ke Penang. Salah satunya dituturkan Laniy (66) warga Surabaya, Jawa Timur ketika ditemui di Rumah Sakit Gleneagles, Rabu (4/10/2023).

"Di sini murah, terjangkau. Awalnya antar teman saja, tapi waktu liat paket check up platinum di sini murah jadinya saya ambil sekalian saja," tutur Laniy.

Paket platinum dibanderol harga RM 800 (kurs Rp 3.300/RM 1) dan Laniy diberikan potongan harga 50 persen menjadi RM 400. Paket tersebut terdiri dari konsultasi medis, bio-physical measurement, imaging procedure berupa chest x-ray, ultrasound scan for upper abdomen, ultrasound scan of pelvis/prostate. Ada juga cardiac assessment, dan tes laboratorium.

"Kalau di Indo enggak dapat harga segini. Di sini enggak mahal dan bagus pelayanannya," kata dia.

Akhirnya Laniy menambahkan tes tambahan yang tidak masuk dalam paket yang ditetapkan. Total pengeluaran dalam rupiah adalah Rp 3,5 juta. "Segini aja udah lengkap banget. Harga segitu di Indonesia enggak selengkap ini," kata dia.

<p>Daftar harga medical check up yang ditawarakan Gleneagles Hospital, Penang, Malaysia. Harga-harga yang ditawarkan masing-masing rumah sakit bersaing namun tetap di bawah pengawasan dan kontrol pemerintah Malaysia di bawah Kementerian Kesehatan.</p>

Regina, pasien perempuan yang berobat ke Kuching, membeberkan harga cek medis di rumah sakit yang dia tuju.  "Medical Check up di sini 135 Ringgit (kurs Rp 3.400), tentunya kalau di Jakarta sudah sejutaan lebih," beber dia. Harga yang disebutkan itu tentunya berbeda-beda, tidak semua mematok harga serupa karena bergantung dengan fasilitas-fasilitas yang didapat.

Misalnya saja Borneo Medical Canter yang mematok harga paket MCU dari mulai 119 Ringgit sampai 800 Ringgit. Atau Normah Medical Specialist Center yang mamtok harga mulai 228 Ringgit hingga 798 Ringgit. Perbedaan tersebut bergantung fasilitas check up yang ditawarkan.

Keterjangkauan harga juga menjadi alasan pasangan Agam dan Dinda terbang ke Penang untuk berobat. Setelah dua tahun menjalani pengobatan dan belum menunjukan hasil, mereka berharap di Penang dapat membuahkan hasil pengobatan yang maksimal dengan budget minimal.

“Setelah melihat harga-harga pengobatan yang dijalani di sini dan mempelajari harga pengobatan di Penang, perbandingan harga juga menentukan keputusan berobat ke sana,” tutur Agam.

Dalam sebuah wawancara Liputan6.com akhir Juni 2023, Laode Syawalludin selaku Senior Executive Marketing Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) Indonesia, mengatakan di tahun 2022 terdapat 312 ribu pasien Indonesia per tahun yang berkunjung ke rumah sakit-rumah sakit di Malaysia, mayoritas dari mereka mencari second opinion di rumah sakit-rumah sakit tersebut.

"300 ribu pasien mencari opini kedua di rumah sakit Malaysia," kata Laode.

Vice President Communication Malaysia Healthcare Tavel Council (MHTC), Tutie Ismail, mengatakan bahwa harga perawatan dan medical check up untuk warga Malaysia juga berlaku sama dengan harga yang dibayarkan oleh pasien internasional. 

"Jumlah yang dibayarkan rakyat Malaysia sama-sama, tidak ada beda sama sekali," kata Tutie di Penang, 3 Oktober 2023, malam.

Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan, memberlakukan batas atas penetapan harga untuk setiap perawatan. Ini dimaksudkan agar akses kesehatan dapat dinikmati seluruh rakyat Malaysia dan internasional, sehingga dokter tidak diperkenankan menetapkan harga setiap perawatan pasien atau medical check up.

"Tidak bisa dinaikan sesuka hati oleh dokternya," beber Tutie.

Harga yang relatif terjangkau tentunya menjadi magnet para pasien internasional untuk berobat ke Malaysia. Ditambah profesionalitas dokter yang mengutamakan keselamatan dan pemulihan pasien. Tutie mencontohkan pengobatan kardiovasular di Malaysia yang dipatok 20 ribu dollar Amerika berbanding jauh dengan harga pengobatan di Singapura yang dibanderol 56 ribu dollar Amerika.

"Pemerintah tidak mau rumah sakit menjadi bisnis money making, tapi harus kembali ke fungsi awal sebagai pelayan kesehatan yang profesional," kata Farah Delah Suhaimi, Director Marketing MHTC di Indonesia, di tempat sama.

 

3 dari 4 halaman

Menjaring Pasar Indonesia Melalui Profesionalitas Tim Medis

Tutie mengakui bahwa Indonesia adalah pasar potensial untuk wisata kesehatan yang ditawarkan pihaknya. Apalagi banyak kesamaan antara dua negara tersebut seperti budaya, bahasa, bahkan ragam kuliner pun tidak jauh berbeda.

"Kami (MHTC) ingin menawarkan perawatan yang saling melengkapi," tutur Tutie.

Adapun Farah menambahkan bahwa pasien Indonesia sebelum wabah Covid-19 melanda dunia, tercatat 670 ribu pasien per tahun datang ke Malaysia untuk berobat. Tidak hanya di Penang, tapi juga berbagai negara bagian di Malaysia yang memiliki jangkauan pelayanan kesehatan mumpuni.

Jumlah tersebut kemudian bertambah fantastis. Berdasarkan data yang dimiliki MTHC, tercatat lonjakan 16 kali lipat pasien Indonesia ketika pintu perbatasan antar negara kembali dibuka. Mereka datang dari Sumatera, Jawa, dan sekarang mulai masuk pasien dari Sulawesi

"Peningkatan ini sangat positif disebabkan kepercayaan pasien internasional kepada dokter-dokter kami," beber Farah.

Kendati demikian, kata Farah, peningkatan tersebut bukan berarti pihaknya bersaing dengan fasilitas kesehatan di Indonesia. 

"Cuma kami (Malaysia) menjadi second opsi atau alternatif saja, saling melengkapi," ujarnya.

<p>Malaysia memiliki magnet baru dalam menjaring wisawatawan, yaitu melalui wisata kesehatan. Harga terjangkau dan profesionalitas para dokter, serta kecanggihan teknologi menjadi modal utama Malaysia dalam menjaring pasien domestik, tidak hanya Indonesia namun hingga Asia Tenggara, Eropa, dan Amerika.</p>

Farah menambahkan, pelayanan kesehatan di setiap rumah sakit di Malaysia berupaya semaksimal mungkin tidak memberatkan pasien baik itu domestik maupun internasional.

Setiap pasien tidak perlu khawatir terkait metode pembayaran, pendaftaran, bahkan dokter spesialis yang akan dituju, karena di setiap rumah sakit terdapat departemen khusus melayani pasien internasional. Tidak hanya dari Indonesia tapi berbagai negara di kawasan Asia Tenggara, Eropa, bahkan Amerika.

MHTC sendiri hadir sebagai kaki tangan yang digunakan calon pasien untuk menjangkau layanan rumah sakit yang dituju. Sehingga diharapkan setiap pasien yang akan berobat ke Malaysia tidak kebingungan. "Kitas sudah sakit, jangan dibuat makin sakitlah soal administrasi, kita buat menyenangkan dan mudah," ujar Farah.

Uniknya MHTC tidak merekomendasikan rumah sakit atau dokter yang akan dituju calon pasien sesuai keluhan sakit yang dialami. MHTC justru akan menanyakan ke negara bagian mana pasien akan berobat, barulah di situ nantinya pihak MHTC memberikan rekomendasi rumah sakit dan dokter yang dapat dituju.

"Masing-masih rumah sakit punya semacam center of excellence masing-masing," ujar Farah.

Saat ini sebanyak 97 dari 200-an rumah sakit sudah bergabung di MHTC. Mereka yang tergabung tentunya melalui seleksi ketat MHTC dan Kementerian Kesehatan dengan kriteria yang dipasang.  

 

4 dari 4 halaman

Sederet Dokter Spesialis dan Teknologi Canggih

Ada yang menarik ketika Liputan6.com berkeliling rumah sakit di Penang awal Oktober 2023. Setiap rumah sakit memajang deretan dokter yang mengabdi di rumah sakit-rumah sakit tersebut. Bukan hanya nama, titel spesialisasi dokter saja yang ada di papan yang berada di pintu masuk rumah sakit, tapi juga negara tempat dimana dokter tersebut mengambil sertifikat spesialisasi atau latar pendidikan. 

Mayoritas para dokter tersebut mengambil spesialisasi di negara-negara maju seperti Inggris, Amerika, Irlandia, Taiwan, bahkan dalam negeri sendiri Malaysia.

<p>Deretan nama dokter spesialis dan sub spesialis di Loh Guan Lye Specialis Center</p>

"Kami ingin pasien tahu spesialisasi dokter-dokter ini dari mana, agar mereka mempertimbangkan sebelum berobat ke sini," kata Aileen Foo, Senior Manager, Sales & Marketing Gleneagles Hospital.

Rumah Sakit Gleanegles tahun ini berusia 50 tahun. Berdiri sejak 1973, Gleaneagles terus bertumbuh dengan mendirikan cabang di berbagai negara, seperti Singapura, Brunei Darussalam, Hong Kong, China, India, dan Turki. Aileen menuturkan bahwa mereka memiliki 80 dokter spesialis dan subspesialis.

Profesionalitas para dokter adalah prioritas utama Gleaneagles dalam mengawal kesembuhan para pasiennya. "Seluruh dokter di sini residensi hanya di Gleneagles, jadi tidak ada di rumah sakit manapun. Sehingga mereka fokus bisa mengawal kesembuhan para pasien," beber Aileen.

Terkait dengan teknologi-teknologi yang ada di Gleneagles dan rumah sakit lainnya di Penang, Aileen mengatakan bahwa setiap rumah sakit memiliki keunggulan masing-masing dalam penggunaannya.

"Teknologi boleh sama, tapi juga itu bergantung kepada siapa yang menggunakannya. Istilah yang kami gunakan adalah 'Tidak hanya apa yang kita lakukan, tapi bagaimana melakukan sesuatu hal itu dengan benar'," kata Aileen. 

Sunway Medical Center Penang adalah rumah sakit ketiga dan baru beroperasi di Penang per November 2022 lalu, dua rumah sakit lainnya telah lebih dulu beroperasi di penang dengan spesialisasi yang dinilai oleh pasiennya.

Namun, di Sunway Penang mereka menawarkan perawatan dengan penyertaan teknologi yaitu penggunaan robot dalam operasi dan dinilai banyak benefit yang diterima oleh pasienya.

Sunway cukup dikenal untuk pengobaran kanker, bayi tabung, dan gastronomi. Abbey Ong selaku Senior Manager, Business Development & Corporate Communication Sunway hospital mengatakan, sejauh rumah sakit beroperasi di Penang, rata-rata mereka datang untuk berobat atau mencari second opinion terkait kanker dan bayi tabung. 

Sunway juga menerapkan pelayanan terintegrasi, yaitu dengan memberikan peginapan kepada pasien internasional di hotel yang berada di lingkungan rumah sakit yang jga berpadu dengan pusat perbelanjaan dan lima rumah ibadah yang hanya berjarak beberapa meter saja dari rumah sakit.

"Keluarga pasien tidak perlu repot-repot untuk mencari penginapan yang dekat dengan rumah sakit karena kami menyediakan paket yang disertai penginapan dan meals untuk keluarga pasien," kata Abbey.

Lain hal dengan Rumah Sakit Spesialis Loh Guan Lye yang menerapkan pola kesembuhan satu atap demi kenyamanan pasiennya, yaitu membentuk layanan psikologi untuk pasien yang berobat ke sana.

"Sehingga pasien tidak perlu kemana-mana lagi ketika mereka didiagnosa suatu penyakit, bahkan kami juga menyediakan konseling psikologis satu atap di sini (Gleneagles)," kata Senior Business Development Executive, Ratna Chua.

Loh Guan Lye adalah salah satu rumah sakit yang tahun ini berusia 48 tahun.

Untuk medical check up rata-rata setiap rumah sakit menerapkan hasil cepat tidak sampai sehari. Namun mereka yang memilih untuk tinggal satu-dua hari maka jangan khawatir untuk mencari penginapan atau kuliner di Penang. Kota yang tumbuh dengan etnis yang beragam ini menyajikan beragam sajian makanan yang bersahabat dengan lidah Indoenesia.

Video Terkini