Liputan6.com, Jakarta - Jenazah Dini Sera Afrianti (29), korban dugaan penganiayaan hingga tewas yang dilakukan oleh anak anggota DPR RI fraksi PKB Gregorius Ronald Tannur (31) diautopsi di RSUD dr Soetomo Surabaya, Jawa Timur.
"Dari hasil pemeriksaan luar, ada luka memar di bagian kepala belakang. Kemudian di dada kanan dan tengah, lutut, punggung, kaki, leher kanan dan kiri, rahang dan perut," ujar Tim Dokter Forensik RSUD dr Soetomo Surabaya Renni Sumulyo, Jumat 6 Oktober 2023.
Renni mengungkapkan, untuk pemeriksaan di dalam, ada resapan darah di otot bagian leher kanan dan kiri. Kemudian, lanjut dia, pada bagian iga, organ paru, serta bagian hati mengalami memar.
Advertisement
"Cukup banyak ya. Jadi kalau yang memar itu dari kepala belakang, dada hingga kaki. Tapi yang paling fatal memang ada di bagian kepala belakang sama dada," papar Renni.
Sementara itu, Legal Permanen Blackhole KTV & Club Sudiman Sidabukke menyatakan, penganiayaan berat hingga tewas yang dilakukan anak anggota DPR Gregorius Ronald Tannur terhadap Dini Sera Afrianti, terjadi di luar area gedung tempat hiburan malam tersebut.
"Lima rekaman kamera CCTV yang terpasang di Blackhole KTV telah disita polisi. Tak satu pun yang menunjukkan peristiwa penganiayaan di dalam area Blackhole KTV," ujar Sidabuke, melansir Antara, Senin, (9/10/2023).
Sudiman menjelaskan, Blackhole KTV Club yang menempati gedung Mal Lenmarc Surabaya memiliki petugas sekuriti sendiri yang salah satu tugasnya adalah mengamankan jika terjadi keributan di dalam area tempat hiburan malam tersebut.
Berikut sederet fakta terkini terkait kasus tewasnya Dini Sera Afrianti (29) yang diduga dianiaya anak anggota DPR RI fraksi PKB Gregorius Ronald Tannur (31) dihimpun Liputan6.com:
Â
1. Kata Blackhole KTV Surabaya
Legal Permanen Blackhole KTV & Club Sudiman Sidabukke menyatakan, penganiayaan berat hingga tewas yang dilakukan anak anggota DPR Gregorius Ronald Tannur terhadap Dini Sera Afrianti, terjadi di luar area gedung tempat hiburan malam tersebut.
"Lima rekaman kamera CCTV yang terpasang di Blackhole KTV telah disita polisi. Tak satupun yang menunjukkan peristiwa penganiayaan di dalam area Blackhole KTV," ujar Sidabuke, melansir Antara, Senin, (9/10/2023).
Menurutnya, Blackhole KTV Club yang menempati gedung Mal Lenmarc Surabaya memiliki petugas sekuriti sendiri yang salah satu tugasnya adalah mengamankan jika terjadi keributan di dalam area tempat hiburan malam tersebut.
Sudiman Sidabukke menjelaskan Gregorius Ronald Tannur dan Dini Sera Afrianti menempati ruangan nomor 7 Blackhole KTV Club yang datang pada sekitar pukul 21.30 WIB, pada Selasa malam, 3 Oktober 2023. Ruangan tersebut dipesan oleh lelaki bernama Yuna pada hari yang sama sejak sekitar pukul 17.30 WIB.
Kemudian Yuna datang bersama teman-temannya berjumlah lima orang datang terlebih dahulu mengisi ruang nomor 7 yang telah dipesannya pada sekitar pukul 20.00 WIB, sebelum akhirnya pasangan kekasih Ronald dan Dini bergabung.
Diketahui Ronald dan Dini meninggalkan area Blackhole KTV pada sekitar pukul 00.12 WIB, Rabu dini hari, 4 Oktober 2023.
Selang 10 menit kemudian Ronald kembali ke Blackhole KTV menemui sekuriti untuk meminta rekaman CCTV yang terpasang di lift.
"Dia bercerita telah ditampar oleh kekasihnya di dalam lift dan meminta rekaman CCTV. Kami jawab, CCTV di dalam lift adalah milik Mal Lenmarc. Kalau mau minta silakan menghubungi manajemen Mal," ujar Sidabuke.
Ronald disebut dua kali datang menemui sekuriti Blackhole KTV dalam selang waktu sekitar 10 menit di atas pukul 00.30 WIB hanya untuk meminta rekaman CCTV lift.
"Tidak bisa kami kasihkan karena CCTV di dalam lift bukan wewenang kami," ucap Sidabuke.
Â
Advertisement
2. Hasil Autopsi, Luka Fatal di Kepala Belakang
Tim Dokter Forensik RSUD dr Soetomo Surabaya Renni Sumulyo menyampaikan hasil autopsi jenazah wanita asal Sukabumi, Jawa Barat, Dini Sera Afrianti (29), korban dugaan penganiayaan hingga tewas yang dilakukan oleh anak anggota DPR RI fraksi PKB Gregorius Ronald Tannur (31) yang tak lain juga merupakan pacar korban.
"Dari hasil pemeriksaan luar, ada luka memar di bagian kepala belakang. Kemudian di dada kanan dan tengah, lutut, punggung, kaki, leher kanan dan kiri, rahang dan perut," ujar Renni soal autopsi jenazah Dini Sera Afrianti, Jumat 6 Oktober 2023.
Renni mengungkapkan, untuk pemeriksaan di dalam, ada resapan darah di otot bagian leher kanan dan kiri. Kemudian, lanjut dia, pada bagian iga, organ paru, serta bagian hati mengalami memar.
"Cukup banyak ya. Jadi kalau yang memar itu dari kepala belakang, dada hingga kaki. Tapi yang paling fatal memang ada di bagian kepala belakang sama dada," papar Renni.
Dikonfirmasi mengenai luka yang dialami korban tersebut apakah akibat dipukul atau menggunakan benda, Renni tidak menjelaskan lebih jauh.
"Nanti akan disampaikan di konferensi pers," jelas Renni.
Â
3. Dini Sera Afrianti Dimakamkan di Sukabumi
Jenazah Dini Sera Afrianti tiba di rumah duka, kampung halamannya di Kampung Gunungguruh Girang, Desa Babakan, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jumat dinihari 6 Oktober 2023.
Informasi yang dihimpun, wanita berumur 29 tahun itu dimakamkan sekitar pukul 08.15 WIB kedi TPU Babakan, tak jauh dari rumah duka.
Dini dinyatakan meninggal dunia pada Kamis 5 Oktober 2023 setelah diduga dianiaya kekasihnya sendiri, Gregorius Ronald Tannur anak anggota DPR RI, di Blackhole KTV Surabaya.
Pada Jumat siang 6 Oktober 2023 juga Polrestabes Surabaya menetapkan anak anggota DPR Fraksi PKB, Gregorius Ronald Tannur (31) menjadi tersangka penganiayaan hingga menyebabkan wanita asal Sukabumi Dini Sera Afrianti, alias Andin atau Dini meninggal dunia.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Pasma Royce mengungkapkan, pacar korban sekaligus tersangka ini dijerat pasal 351 ayat 3 KUHP dan atau pasal 359 KUHP dengan ancaman maksimal 12 tahun penjara.
Â
Advertisement
4. Diketahui Dini Sera Afrianti Sudah Belasan Tahun Tidak Pulang Kampung ke Sukabumi
Ketua RT 12 Kampung Gunung Sukabumi, Jawa Barat, Guruh Girang Saepudin menyatakan, Dini Sera Afrianti alias Andin sudah belasan tahun tidak pulang ke kampung halamannya di Sukabumi.
"Terakhir saya melihat korban sekitar 12 tahun yang lalu, saat masih menjadi pelajar. Setelah itu, pergi dari rumah keluarganya di Kampung Gunung Guruh Girang, Desa Babakan, Kecamatan Cisaat dan tidak pulang-pulang. Sayangnya pas pulang sudah meninggal dunia," katanya, Jumat 6 Oktober 2023 dikutip dari Antara.
Jenazah Dini tiba di rumah duka Sukabumi pada Jumat sekitar pukul 04.00 WIB setelah pihak keluarga menjemputnya ke Surabaya, kemudian disemayamkan beberapa jam sebelum dimakamkan.
Sekitar pukul 08.00 WIB, jenazah Dini dibawa ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Babakan yang jarak dari rumahnya sekitar 300 meter.
Ia menambahkan penyebab kematian Dini ini baru diketahui saat salah seorang pihak keluarga korban memberitahu. Di mana sebelum meninggal dunia, korban dan pacarnya sempat mengunjungi klub malam di Surabaya.
Namun, entah apa penyebabnya, sang pacar yang anak anggota DPR RI ini tega menganiaya Dini hingga tewas dengan cara yang brutal.
"Untuk kasus yang dialami korban, saya kurang paham. Namun yang saya tahu Dini tidak pulang-pulang ke kampung dan selama itu tidak ada kabar tentang dirinya dan tahu-tahu pulang sudah dalam kondisi meninggal," tambahnya.
Saepudin mengatakan dirinya tidak mengetahui sifat Dini seperti apa, ditambah saat masih di Kampung Gunung Guruh Girang usianya masih belia atau masih duduk di bangku sekolah.
Â
5. PKB Nonaktifkan Edward Tannur di DPR
Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) secara resmi menonaktifkan Edward Tannur dari anggota Komisi IV DPR RI lantaran anaknya, Gregorius Ronald Tannur menganiaya pacarnya, Dini Sera Afriyanti hingga tewas.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PKB Hasanuddin Wahid menyatakan, PKB mengambil langkah ini agar Edward fokus pada penyelesaian masalah anaknya.
"Kami dari DPP PKB memutuskan sejak malam ini untuk menonaktifkan saudara Edward Tannur dari semua tugasnya di komisi. Dalam konteks ini, namanya sanksi, kami jatuhkan pencabutan dia dari anggota komisinya dan besok PKB ajukan surat pencabutan dari komisinya itu di DPR," kata Hasanuddin dalam ketarangannya, Senin (9/10/2023).
Pria yang akrab disapa Cak Udin itu mengatakan, Edward dinonaktifkan agar bisa fokus menyelesaikan persoalan yang dihadapi anaknya, Gregorius Ronald Tannur yang diduga melakukan penganiayaan pada DSA hingga meninggal dunia di Surabaya.
"Karena kami sangat prihatin terjadi hal semacam itu dan hati kami ada di korban," katanya.
Cak Udin juga menegaskan bahwa PKB bakal meminta Edward untuk menghadapi kasus yang menimpa Ronald sesuai dengan ketentuan undang-undang. Ia memastikan bahwa PKB tidak akan melakukan intervensi pada proses hukum yang berlangsung pada Ronald.
"Ini bentuk sanksi kami sembari kami beri kesempatan atas persoalan yang terjadi, agar dia segera membantu sebisa mungkin persoalan bisa selesai secara hukum," pungkasnya.
Advertisement