Liputan6.com, Jakarta - Target 12 medali emas di Asian Games Hangzhou 2022 gagal diraih Kontingen Indonesia. Situasi ini menjadi alarm bahaya bagi target prestasi atlet Indonesia dalam ajang Olimpiade Paris 2024.
“Kegagalan Kontingen Indonesia memenuhi target 12 medali emas harus menjadi perhatian bersama para stake holder pembinaan olah raga prestasi di tanah air. Kemenpora harus segera melakukan evaluasi besar-besaran kenapa kontingen Indonesia hanya meraih 7 dari 12 medali emas yang ditargetkan,” ujar Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, Senin (9/10/2023).
Untuk diketahui dalam ajang Asian Games Hangzhou 2022, Kontingen Indonesia hanya mampu meraih 7 medali emas. Raihan ini membuat Indonesia hanya berada di peringkat 13 dalam daftar perolehan medali ajang multievent paling bergengsi di level Asia tersebut. Posisi ini kalah jauh dibandingkan dengan Thailand yang berhasil bertenger di peringkat 8 dengan raihan 12 medali emas.
Advertisement
Huda mengatakan kegagalan memenuhi target medali di Asian Games akan memperberat peluang Indonesia mencetak prestasi emas di ajang Olimpiade Paris 2024. Apalagi dari cabang penyumbang medali dalam Asian Games hanya angkat besi dan panjat tebing yang akan dipertandingkan dalam ajang Olimpiade.
“Sementara dayung, menembak, balap bmx, dan wushu bukanlah cabang Olimpiade sehingga tidak bisa diharapkan menyumbang medali di ajang olah raga terbesar dunia tersebut,” ujarnya.
Huda secara khusus menyoroti kegagalan tim bulu tangkis yang gagal menyumbangkan sekeping medali pun dalam ajang Asian Games 2022. Kegagalan ini merupakan performa terburuk tim bulu tangkis sejak Asian Games Jakarta 1962 atau dalam kurun waktu 61 tahun terakhir.
Ancam Tradisi Emas Olimpiade Indonesia
“Kondisi ini jika tidak ditangani secara serius akan mengancam tradisi emas Olimpiade Indonesia yang biasanya disumbangkan oleh cabang bulu tangkis. Apalagi dalam ajang perseorangan, prestasi atlet bulu tangkis kian hari kian meredup,” ujarnya.
Politisi PKB ini juga meminta evaluasi menyeluruh cabang-cabang olah raga yang diproyeksikan menyumbang medali di Asian Games tetapi ternyata gagal. Menurutnya harus ada intropeksi dari Kemenpora bersama pengurus masing-masing induk olah raga.
“Ada beberapa cabang yang diproyeksikan menyumbang medali Asian Games 2022 tapi ternyata gagal seperti karate, atletik, jujitsu, kuras, dan sepak takraw. Padahal pengurus induk cabang-cabang olah raga tersebut meyakinkan pemerintah bakal mampu mencetak prestasi dan menyumbang medali untuk Indonesia,” pungkasnya.
Advertisement
Sekjen PDIP Soroti Penurunan Prestasi
PDI Perjuangan merasa prihatin atas anjloknya prestasi olahraga Indonesia di Asian Games 2022. Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menyebut prestasi anjlok yakni peringkat 13 sangat menyedihkan.
“Sangat menyedihkan, Indonesia berada di peringkat ke-13 dengan tujuh medali emas di Asian Games Hangzhou 2022. Penurunan prestasi ini harus menjadi evaluasi menyeluruh, termasuk jajaran Kemenpora yang tidak berhasil memenuhi harapan bangsa," ujar Hasto dalam keterangannya, Senin (9/10/2023).
Dia menyebut, anjloknya prestasi di cabang bulutangkis menunjukkan adanya persoalan serius terkait kepemimpinan, sistem rekrutmen, pembinaan dan pelatihan, serta aspek manajerial.
“Bulutangkis seharusnya menjadi lambang kepemimpinan Indonesia. Seluruh anak bangsa begitu sedih atas melunturnya supremasi bulutangkis ini," ucap Hasto.
Apalagi, kata dia, cabang sepakbola yang merupakan salah satu favorit masyarakat Indonesia, juga tidak mampu mencapai perempat final.
“PDI Perjuangan merekomendasikan kepada Pemerintah bersama seluruh pengurus/pembina olahraga termasuk Menpora, KONI untuk mengintropeksi diri. Duduk bersama mengevaluasi prestasi atlet Indonesia di Asian Games kali ini,” ungkap Hasto.
Kebijakan di Sektor Olahraga Sangat Diperlukan
Hasto mengingatkan kebijakan Pemerintah di sektor olahraga sangat diperlukan seperti pembinaan atlet, fasilitas olahraga dan lain-lain. Politik pun tidak bisa dipisahkan begitu saja dari olahraga.
“Amerika, Rusia dan China menunjukkan perhatian terhadap olahraga karena prestasi di olahraga menjadi bentuk kekuatan suatu bangsa. Terlepas faktor tuan rumah, prestasi China begitu dahsyat di Asian Games ini. Di ajang Olimpiade pun, China selalu menempel ketat Amerika dan Rusia,” kata dia.
“Jadi olahraga tidak bisa dilepaskan dari politik kebangsaan karena di dalamnya, melalui politik olahraga, ada semangat, ada cita-cita dan ada tekad menunjukkan jati diri bangsa melalui olahraga,” pungkas Hasto Kristiyanto.
Advertisement